ISLAM SANGAT PEDULI KEPADA KESUCIAN
Luthfi Bashori
Betapa agama Islam, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sangat peduli kepada kesucian, kebersihan, dan keindahan. Islam mengajarkan kesucian dan kebersihan ini termasuk sebagai prioritas ajaran agama, baik itu kebersihan yang bersifat dhahir, maupun kebersihan bathin.
Contoh ajaran kesucian yang bersifat dhahir, termaktub dalam sejumlah ayat atau hadist, sebagaimana berikut:
Pujian Allah terhadap orang orang yang senang menjaga kesuciannya terdapat dalam firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesunggunya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah: 108).
Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mensucikan pakaiannya sebagai petunjuk dan pelajaran bagi umatnya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya (artinya): Dan pakaianmu bersihkannlah. (QS. Al-Muddatstsir: 4).
Maksudnya, sucikanlah pakaianmu dari segala bentuk najis, karena kesucian pakaian, badan, dan tempat, termasuk salah satu syarat sahnya shalat seseorang.
Anjuran menjaga kesucian dan kebersihan ini juga berlaku di luar shalat, karena setiap orang muslim itu harus selalu suci dan bersih diri.
Nabi Muhammad SAW bersabda: Kesucian itu termasuk sebagian dari iman.
Untuk anjuran membersihkan diri secara bathin, alias bersih hati, maka sangat banyak ayat Alquran maupun hadits yang berkaitan dengannya.
Antara lain, Allah memuji orang yang membersihkan hatinya dengan banyak berdzikir mengingat nama Allah dan mendirikan shalat, dalam Alquran disebutkan, bahwa orang yang banyak berdzikir menyebut nama Allah di dalam hatinya setiap saat akan selalu berada dalam pengawasan (perlindungan) dan penjagaan Allah, sebagaimana termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 152.
Sebaliknya Rasulullah SAW memperingatkan agar umat Islam harus selalu waspada dalam menjaga kebersihan hatinya, hingga tidak dirusak oleh kemaksiatan akibat godaan setan, beliau SAW bersabda:
Andaikata hati bani Adam itu tidak dikelilingi setan, pastilah mereka dapat melihat rahasia kerajaan langit.
Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya seorang mukmin, jika ia melakukan dosa, di hatinya ada noktah hitam. Jika ia bertobat, tidak mengulangi maksiat, dan meminta ampunan (istighfar), maka hatinya akan cemerlang kembali. Namun jika bertambah dosanya, maka bertambah pulalah noktah tersebut. Itulah yang disebut ran. Allah berfirman, Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka (QS. al-Muthaffifin,14).
(H.R. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah).