AMAL YANG DITERIMA ALLAH
Luthfi Bashori
Setiap muslim, tentu ingin memiliki amal kebajikan yang diterima
oelh Allah, sebagai bekal untuk menghadap kepada Rabb-nya. Setiap muslim
juga tahu bahwa yang diterima itu, adalah amalan yang didasari
keikhlasan hanya karena Allah SWT.
Sy. Abu Umamah Albahili RA menceritakan, ada seseorang bertanya kepada Nabiuntuk mencari pahala dan popularitas, apakah yang ia peroleh?
Nabi Muhammad SAW menjawab, Tidak mendapat apa-apa baginya.
Lalu laki-laki itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, dan Rasulullah SAW tidak menerima amal itu kecual dari seorang yang ikhlas, yang hanya mengharapkan keridla-an dari Allah SWT. (HR. Abu Dawud dan Nasai).
Amalan yang diterima oleh Allah itu tidak harus diketahui orang banyak, bahkan tidak jarang seseorang beramal yang menurut pandangan umum adalah amal baik, namun hakikatnya justru tidak diterima oleh Allah.
Sy. Sahal bin Saad Assaidi RA mengatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Sesungguhnya ada orang beramal dengan amalan ahli surga menurut pandangan orang banyak, tetapi sebenarnya ia adalah ahli neraka. Ada pula orang yang beramal dengan amalan ahli neraka dalam pandangan orang banyak, namun sebenarnya ia ahli surga. (HR. Muslim).
Namun, hal ini bukan berarti setiap amal baik yang diketahui oleh orang banyak itu pasti ditolak oleh Allah, karena ukuran diterima-tidaknya amal baik seseorang itu tergantung niatnya masing-masing.
Jika ada seorang muslim yang beramal baik di depan khalayak dengan niat ikhlas karena Allah, lantas ia berusaha memberi contoh atau mengajak orang lain agar ikut berbuat baik seperti dirinya, maka amal baik yang demikian itu akan mendapat pahala dari Allah, dan jika ada orang lain yang mencontoh beramal baik, maka dirinya akan mendapat pahala berlipat.
St. Aisyah RA menuturkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, Beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu. Sesungguhnya Allah tidak pernah bosan (memberi pahala) sehingga kamu sendiri yang bosan beramal. Sedangkan amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dilakukan secara istiqamah (terus-menerus walaupun sedikit). (HR. Muslim).
Adakalanya seseorang itu ikhlas beramal kebaikan secara sporadis, sekalipun hal ini tetap baik dan mendapat pahala dari Allah SWT, namun jika dibandingkan dengan seseorang yang secara istiqamah mengamalkan suatu kebaikan, maka yang secara istiqamah itulah yang paling dicintai oleh Allah.