Luthfi Bashori
Sifat dermawan sangatlah terpuji. Seseorang yang memiliki sifat dermawan tentu kedermawanannya itu akan dicintai oleh Allah, para malaikat dan kalangan manusia.
Dermawan berarti tanpa pamrih memberikan sesuatu yang menjadi milik pribadinya kepada orang lain. Adakalanya sesuatu yang didermakannya itu berupa uang, barang, waktu, ilmu, jasa, maupun nyawa, dan lain sebagainya.
Allah SWT berfirman, yang artinya, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (Karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 261).
Seseorang yang menafkahkan sesuatu yang menjadi milik pribadinya, terutama yang paling berharga menurut dirinya, diibaratkan seorang petani yang menanam satu butir padi, lantas tumbuh berkembang menjadi beberapa tangkai yang setiap tangkai memiliki beberapa butir padi.
Jika sang petani menanam biji padi itu di atas sebidang tanah, tentu butir-butir padi yang ditanamnya akan tumbuh berkembang menjadi jutaan biji beras yang sangat bermanfaat bagi penanamnya serta bagi semua orang.
Dalam firman Allah SWT lainnya, yang artinya, Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya, dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba: 39).
Janji Allah ini tentu tidak akan pernah sia-sia, innallah laa yudliiu ajral muhsiniin (Sesungguhnya Allah itu tidak akan menyia-nyiakan balasan (pahala) bagi orang-orang yang berbuat baik). Janji Allah berlaku baik dalam kehidupan manusia di dunia, terlebih dalam kehidupan mereka di akhirat kelak.
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan, bahwa Allah akan mengganti apa saja yang didermakan oleh para dermawan kepada orang lain: Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa saja yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhan dirinya. Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan orang muslim lainnya, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan bagi dirinya dari segala kesulitan hari kiamat. Siapa saja yang menutupi (aib) orang muslim lainnya, maka Allah akan menutup aib dirinya pada hari kiamat. (HR. Bukhari)