ENERGI POSITIF DALAM SEMANGAT HIDUP
Luthfi bashori
Semangat adalah satu modal hidup yang bernilai sangat luar biasa, tentunya jika diisi dengan segala hal yang bersifat positif. Semangat adalah roh kehidupan yang menjiwai segala makhluk. Karena itu dalam mengisi hidup harus selalu diberi semangat, digiatkan, digembirakan, digairahkan, dibangkitkan nilai kebenaran dan kemauan dalam dirinya.
Semangat ialah ketika seseorang mampu mengatakan "semangat", saat segala sesuatu justru jauh berbeda dari apa yang diharapkan. Semangat ialah suatu kemampuan untuk bangun kembali ketika seseorang sedang dihajar berbagai masalah dalam kehidupannya. Semangat adalah sesuatu yang dilakukan oleh setiap individu dengan pantang menyerah. Semangat adalah sebuah perasaan bahagia yang mempunyai energi kuat untuk mencapai sesuatu.
Contoh semangat dan gairah dalam dunia pekerjaan, adalah perwujudan moral kerja yang tinggi, bahkan ada yang mengidentifikasikan secara bebas, moral kerja yang tinggi adalah semangat dan kegairahan kerja. Pada umumnya terdapat kecenderungan hubungan produktivitas yang tinggi dengan semangat kerja dan kegairahan yang tinggi.
Semangat itu dapat muncul dari sebuah keyakinan. Sedangkan keyakinan itu merupakan sesuatu yang muncul karena dijalani bukan karena perkataan semata.
Contoh semangat juang Sayyidina Jafar bin Abi Thalib, saudara dari Khalifah Ali bin Abi Thalib RA, yang muncul karena sebuah keyakinan:
Syeikh Ibnu Hisyam berkata, Seseorang yang aku percaya keilmuannya bercerita kepadaku. Ia mengatakan bahwa Sayyidina Jafar bin Abi Thalib bertugas memegang panji (bendera) pada perang Mutah dengan tangan kanannya.
Lalu pasukan musuh menebas tangan kanannya tersebut. Kemudian beliau memegang panji dengan tangan kirinya, namun tangan kirinya juga putus di tebas musuh. Lalu beliau memegang panji dengan cara memeluk sambil menggigitnya hingga ajal menjemputnya. Ketika itu beliau berusia 33 tahun. Maka, Allah SWT berjanji membalasnya dengan pahala dan akan memberinya dua sayap, agar dapat terbang kemanapun beliau inginkan kelak di sorga.
Riwayat lain menceritakan bahwa seorang prajurit Roma menebas Sayyidina Jafar dengan pedang dan membelah tubuhnya menjadi dua bagian.
(dinukil dari kitab As-Sirah An-Nabawiyah: 3/392 karya Syeikh Ibnu Hisyam. Thabaqat Al-Kubraa: 4/38).