MIMPI YANG BUKAN SEKEDAR KEMBANG TIDUR
Luthfi Bashori
Suatu saat, penulis pernah bertanya kepada salah seorang guru sepuh, saat penulis belajar di Makkah Almukarramah, yaitu Assyeikh Abdullah Dardum, yang mana beliau terkenal sangat alim khususnya dalam ilmu Nahwu, di samping ilmu syariat lainnya.
Ya Syeikh, apa pendapatmu tentang seseorang yang mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW atau bertemu orang-orang shalih?
Maka Syeikh Abdullah Dardum menjawab: Arrukyatus shalihah, tasurru wala tadhurru. (Mimpi yang baik itu akan menggembirakan hati dan tidak membahayakan).
Sering kali seseorang yang sedang tidur itu tiba-tiba bermimpi dengan berbagai macam kejadian yang dirasakannya, adakalanya mimpinya itu baik dan sangat menyenangkan, namun tak jarang mimpinya itu sangat menakutkan.
Jika seseorang sedang mimpi yang kurang menyenangkan hatinya, maka hendaklah ia melakukan apa yang diriwayatkan oleh shahabat Abi Qatadah RA, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Mimpi baik itu dari Allah, sedangkan mimpi buruk dari setan. Maka barang siapa bermimpi sesuatu yang tidak disukainya, hendaklah ia meludah (menghembus) ke sebelah kirinya tiga kali dan mohon perlindungan dari gangguan setan, karena sesungguhnya mimpi itu tidak membahayakannya. (Muttafaq Alaihi).
Mimpi itu adakalanya sebatas kembang tidur semata, namun adakala memiliki nilai tertentu, baik nilai positif maupun nilai negatif.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Mimpi baik dari orang shalih adalah salah satu bentuk dari 46 bagian kenabian". (HR. Bukhari, 6983)
Dari Abu Sa`id ra bahwa dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda: "Apabila kamu mengalami mimpi yang kau senangi, sebenarnya itu dari Allah, maka beratsbihlah kepada Allah dan ceritakanlah. Apabila kamu mengalami mimpi buruk yang tidak kamu senangi, sebenarnya itu dari setan, maka mohonlah perlindungan dari Allah dari kejelekan mimpi tersebut dan jangan kamu menceritakannya kepada orang lain, karena mimpi tersebut tidak membuatmu celaka". (HR. Bukhari, 6985)
Sy. Abu Hurairah RA berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sebagian tanda kenabian yang masih tersisa adalah Al-Mubasysyirat". Para sahabat bertanya, "Apa Al-Mubasysyirat itu?" Rasulullah SAW menjawab, "Mimpi yang benar. (HR. Bukhari, 6990)
Diriwayatkan dari Ar-Rabi bin Khaitsam (Abu Yazid) bawa seorang lelaki meceritakan kepadanya mimpinya yang buruk. Mimpi itu ialah, ada tiga orang datang kepadanya, lalu berkata: Aku melihat mimpi seorang berkata, beri tahukan kepada Ar-Rabi (Abu Yazid) bahwa ia termasuk penghuni neraka. Kemudian lelaki itu meludah ke sebelah kirinya, lalu mengucapkan: Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan yang terkutuk.
Pada malam kedua, lelaki itu bermimpi lagi meliahat seorang yang membawa seekor anjing dan meletakannya di depannya. Di leher anjing itu terdapat tali, dan pada dahinya terdapat luka. Maka Ar-Rabi (Abu Yazid) berkata: Itu adalah setan yang menampakkan diri dalam mimpimu tentang Ar-Rabi. Sedangkan luka-luka itu adalah akibat ludah yang engkau tiupkan.
Shahabat Abdullah bin Masud pernah mendudukkan Ar-Rabi bin Khaitsam di sampingnya dan berkata, Selamat datang, wahai Abu Yazid. Andaikata Rasulullah SAW melihatmu, tentu beliau SAW akan mencintaimu. Tidaklah aku melihatmu, melainkan aku teringat orang-orang yang taat beribadah.