URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 4 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
ALIRAN-A LIRAN MENYIMPANG 
Penulis: Haydar. [23/6/2009]
 

   ALIRAN-A LIRAN MENYIMPANG  ADA YANG IMPOR & ADA YANG LOKAL

                                                      Haydar


 Perjalanan sejarah perkembangan Islam di Indonesia seolah tak bisa menghindari timbulnya aliran-aliran menyimpang. Awalnya adalah Khawarij, ketika mengklaim sebagai kelompok paling benar dalam menjalankan syari’at Islam. Kemudian sejak itu, bagaikan jamur di musim hujan – aliran-aliran sempalan tumbuh berkembang sedemikian rupa. Sampai kini kelompok-kelompok yang mengklaim kebenaran tafsir mereka itu merajelala, bahkan, seperti juga apa yang disebut sebagai  Al-Qiyadah Al-Islamiyah, yang heboh belum lama ini samai berani menantang berdebat para ulama.

 Jika dicermati, berbagai-bagai kelompok (firqah) itu ada yang ‘impor’ dan ada juga yang ‘made in’ dalam negeri. Salah satu yang ‘impor’ itu adalah aliran Syi’ah (Rafidhah). Menghadapi aliran ini tentu saja tak semudah menghadapi Khawarij atau Mu’tazilah (apalagi yang ‘bikinin’ lokal) yang secara terang-terangan memang konsisten dengan doktrin-doktrinnya. Khusus Syi’ah (yang juga secara internal mengalami perpecahan dan saling mengkafirkan di antara sesamanya itu) memang perlu data-data kuat dan kongkret untuk menjelaskan perbedaan dan sekaligus penyimpangannya. Sebab, dalam praktik ritual dan sosial Syi’ah, termasuk yang ada di Indonesia ini – rata-rata mereka menggunakan strategi taqiyyah (sikap khas menyembunyikan keyakinan).

  Taqiyyah ini menjadi semacam tameng bagi penganut Syi’ah di sini agar dapat survive di tengah adaptasi dengan mayoritas Muslimin yang ternyata memiliki daya tolak yang tinggi terhadap kelompok Syi’ah (Itsna `Asyariyyah) tersebut. Untuk melacak dan mencari pembuktian penyimpangan praktik aliran yang satu itu sebenarnya tidak sulit. Sebab banyak referensi mereka, Al-Kafi dan kitab-kitab karangan para ulamanya yang bisa dijadikan bukti-bukti penyimpangan praktik keagamaan mereka.

 Pada hakikatnya antara Syi’ah dan mayoritas Muslimin (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) itu tidak saja terjadi perbedaan, namun dalam doktrin Syi’ah ada penyimpangan. Penyimpangan tersebut antara lain menyangkut masalah-masalah yang prinsip, yaitu antara lain adanya pengakuan mushaf Ali dan  mushaf Fatimah yang berbeda dengan mushaf Usman. Padahal, mushaf yang berlaku bagi Umat Islam se-Dunia saat ini sampai nanti (kelak Kiamat) adalah tak lain mushaf Usman itu. Apalagi di dalam Al-Kafi ada pengakuan, bahwa al-Qur’an itu 17.000 ayat, sedangkan yang ada 6666 ayat, sisanya 2/3 belum keluar karena masih di tangan Imam Mahdi.

 Nah, keyakinan yang kontroversial inilah kemudian yang memicu keresahan masyarakat dan jadi fitnah perpecahan, dan akhirnya menciptakan ketegangan keagamaan di tengah umat. Pemerintah perlu secara serius ‘turun tangan’ untuk menyelesaikan perkara alairan sesat ini. Jika tidak, maka  konflik akan meluas – cepat atau lambat akan menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia di masa depan!

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam