URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 65 users
Total Pengunjung: 6224167 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MENGAPA KITA MEMBENCI KEMATIAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 3/9/2016 ]
 
MENGAPA KITA MEMBENCI KEMATIAN

Luthfi Bashori

Kematian adalah suatu hal yang pasti terjadi pada setiap orang, namun hampir setiap orang itu takut terhadap kematian. Bahkan sudah berbagai macam cara dilakukan oleh orang hanya untuk menjaiuhkan diri mereka dari kematian.

Setiap orang siapapun figurnya, apapun etnisnya dan dimanapun berada, selagi masih ada di bawah kolong langit, pasti meyakini adanya kematian yang bakal menghampiri dirinya. Hanya saja kebanyakan orang itu tidak menyadari, atau bahkan sengaja melupakan bahwa dengan datangnya sinar mentari setiap hari di waktu pagi yang silih berganti, maka pada tiap hari itu pula hakikatnya mereka semakin mendekati kematian.

Yang runyam, ada di kalangan mereka yang melupakan kematian itu, justru semakin jadi dalam menumpuk dosa dosa dan dosa.

Macam-macam jenis kemaksiatan yang mereka lakukan untuk menumpuk dosa tersebut. Ada yang berupa kejahatan watak pembenci kepada sesama muslim, sebut saja Penjahat Hasud, Penjahat Iri dan Penjahat Dengki, dan yang sejenisnya.

Atau Penjahat Rakus, yang tak peduli harta halal maupun haram, semuanya dimasukkan ke kantong pribadinya untuk memuaskan isi perut dan hatinya.

Betapa seringnya munculnya berita tertangkapnya para koruptor yang justru terjadi di kalangan orang-orang yang usianya di atas 50 tahun, padahal hampir semua orang itu tahu, bahwa rata-rata usia manusia dewasa itu tidak terlalu jauh dari usia 63 tahun, sesuai wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Artinya, bahwa orang yang hidupnya mencapai usia 50 tahun, maka sisa hidupnya pun tidak jauh-jauh dari sekitar 15 tahunan lagi, ia akan menjumpai kematian. Nah, apakah dalam menanti kematian itu akan ditambahi melakukan kemaksiatan demi kemaksiatan untuk menumpuk dosa-dosanya?

Belum lagi saat ini marak pula adanya para Penjahat Kelamin yang sedang bergentayangan di muka bumi, bahkan para pelakunya juga banyak yang sudah berusia mendekati kematian. Tentunya masih banyak jenis-jenis Penjahat yang tua-tua keladi, semakin tua semakin menjadi.  Jika di masa tua itu mereka tidak segera bertobat kepada Allah, lantas memperbanyak istighfar serta amal ibadah, maka sudah dapat dipastikan jika mereka itu akan semakin takut terhadap kematian, coba dicermati dialog berikut ini:

RAJA SULAIMAN BIN ABDUL MALIK: Hai Imam Abu Hazim, mengapa kita membenci kematian?

IMAM ABU HAZIM: Karena kamu memakmurkan duniamu dan merobohkan akhiratmu, kamu tidak menyukai kepindahan dari kemakmuran menuju kerusakan.

RAJA SULAIMAN: Bagaimana cara mendatangi Allah?

IMAM ABU HAZIM: Wahai Amirul Mukminin, orang yang berbuat baik itu seperti orang yang pulang setelah pergi jauh dan mendatangi keluarganya dalam keadaan gembira. Adapun orang yang berdosa adalah seperti budak yang kabur, lalu mendatangi tuannya dalam keadaan takut dan sedih.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam