CARA SYEIKH DAUD BIN ABI HINDI SEMBUNYIKAN AMALNYA
Luthfi Bashori
Ikhlas adalah suatu kondisi yang selalu dicari oleh setiap orang yang beriman. Para ulama salaf, saat mereka beramal ibadah kepada Allah, rata-rata mereka lebih mengejar keikhlasan hati daripada mencari popularitas di hadapan khalayak.
Karena hanya dengan keikhlasan itulah seluruh amal seseorang itu akan diterima oleh Allah. Tanpa keikhlasan hati, segala apa yang dilakukan oleh seseorang, sebesar atau sebanyak apapun, akan menjadi haba-an mantsuran (hilang tak berbekas alias percuma tak berguna).
Sebut saja apa yang dilakukan Syeikh Daud bin Abi Hindi, yang mana beliau senantiasa berpuasa sunnah selama 40 tahun dan tidak seorang pun -termasuk keluarganya- yang mengetahuinya.
Beliau adalah seorang penjual sutera di pasar. Di pagi hari, beliau keluar ke pasar sambil membawa sarapan pagi. Di tengah jalan menuju pasar, beliau pun menyedekahkan sarapannya.
Kemudian, saat beliau kembali ke rumahnya pada sore hari, beliau berbuka sekaligus makan malam bersama keluarganya. Jadi, orang-orang di pasar mengira bahwa ia telah sarapan di rumahnya.
Sedangkan orang-orang yang berada di rumah mengira bahwa ia sarapan di pasar. Masyaallah, luar biasa trik beliau dalam menyembunyikan amal. (Tertera dalam karya Syeikh Ibnul Jauzi, kitab Shifah As-Shafwah: 3/300).
Ikhlas adalah beramal tanpa pamrih, atau tanpa mengharapkan apa pun kepada selain Allah. Ikhlas adalah termasuk syarat diterimanya amal seseorang oleh Allah S.W.T, tanpa berbekal ikhlas maka rugilah seseorang itu beramal. Dengan demikian kewajiban setiap orang adalah belajar ikhlas dalam beramal.