URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 100 users
Total Pengunjung: 6224207 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
Dibalik Usaha Pembubaran 
Penulis: Pejuang Islam [ 25/10/2016 ]
 

                                      Dibalik Usaha Pembubaran  Departemen Agama


                                                              Luthfi Bashori


 Departemen agama (Depag) RI dibentuk tanggal 3 Januari  dan diresmikan pada bulan Maret 1946. Pembentukan Depag, diilhami oleh timbulnya masalah-masalah keagamaan, pada awal kabinet RI.

Sebelum dibentuk Depag, dalam banyak hal yang berkaitan dengan urusan agama masih ditangani oleh instansi-instansi . karena tidak terfokus, maka sering terjadi kontradiksi antar instansi dalam menentukan kebijaksanaan.

Pada saat itu problematika lebih banyak terjadi dikalangan warga mayoritas, yaitu umat Islam. Karena itulah tokoh nasionalis muslim Moh.

Yamin, mengusulkan agar dibentuk Depag. Gagasan ini disampaikan pada saat rapat panitia Persiapan kemerdekaan, 15 Juli 1945. Pada mulanya usulan ditolak, karena yang mendukung hanya 6 orang, sedangkan panitia yang ada berjumalah 27 orang.

Usulan moh. Yamin terealisasikan kurang lebih setengah tahun setelah diajukan, yaitu dengan pengangkatan H.M. Rasyidi sebagai Menteri Agama Pertama.

Dalam buku :`Menteri-Menteri Agama RI: biografi sosial politik` dikatakan, bahwa pada awal pengangkatan Menteri Agama sampai yang ketiga, sangat disibukkan oleh masalah perjuangan bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan.

Karena itu justru tokoh NU, KH. Wahid Hasyim yang akhirnya dianggap sebagai pelopor dan peletak dasar Departemen Agama RI.

Manfaat dibentuknya  Depag, banyak kebijakan pemerintah yang diselaraskan dengan syariat Islam. Misalnya peraturan mendirikan tempat ibadah bagi setiap pemeluk agama. Maka harus disesuaikan dengan lingkungan mayoritas penduduk suatu daerah.

Sebagai contoh, apabila dalam satu kelurahan terdiri dari 100 KK, dan 99 KK beragama Islam dan sisanya beragama Kristen, maka tidak dibenarkan pendirian gereja di kelurahan tersebut.

Demikian juga pendirian tempat ibadah harus mendapat dukungan atau izin dari warga sekitar. Jika tidak mendapat dukungan atau izin berarti menyalahi peraturan. Hal-hal semacam inilah yang diperjuangkan lewat jalur kementrian oleh para ulama NU yang menjadi Menteri Agama , seperti figur:

1. KH. Fathurrahman Kafrawi.
2. KH. Masykur.
3. KH. Wahid Hasyim.
4. KH. Ilyas.
5. KH. Wahib Wahab.
6. KH. Saifuddin Zuhri.
7. KH. M. Dahlan.

Tentunya warga NU yang hinga saat ini bisa merasakan kemerdekaan  dalam melaksanakan ibadah, selalu mengenang jasa para sesepuhnya yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama.

Mereka inilah para pejuang dan para syuahda yang telah mencurahkan pikiran demi kepentingan umat Islam, khususnya warga NU.

Salah satu bentuk rasa terima kasih kepada mereka, minimal harus menghormati karya nyata mereka, yaitu adanya Departemen Agama RI  yang telah ada selama ini.

Alangkah riskannya, jika ternyata ada dari kalangan warga NU yang berani menggugat mereka, dengan usaha membubarkan Departemen Agama  yang telah dirintis sekian lama.

Kultur Nu yang diwariskan oleh para sesepuh, adalah selalu menghormati jasa-jasa para pejuang , matau pencetus  ide  khususnya  yang bersangkutan dengan kemaslahatan umat Islam, bukan sebaliknya.

Tendensi usaha pembubaran Depag tentunya bermacam-macam, diantaranya agar memudahkan usaha memasukkan kepentingan-kepentingan  pribadi atau golongan  tertentu.

Sebagai contoh, tentunya umat Islam khususnya warga NU Jatim tidak akan pernah lupa usulan sebagian anggota PMII Jatim, untuk melegalisasi `Muth`ah /kawin kontrak` di lokalisasi pelacuran.

Kalau dicermati lebih jauh, usulan semacam itu tiada lain adalah salah satu upaya dalam merespon dan merealisasikan pemikiran-pemikiran Said Aqiel, yang pernah disampaikan di kalangan mereka. Pemikiran Said Aqiel cenderung ke kiri-kirian jika ditinjau dari sudut pandang madzab ahlu sunnah waljamaah .

Di satu saat Said Aqiel menampakkan kesunniannya, dan di waktu lain  dengan jelas menampakkan kesyiahannya.

Pemikiran Said Aqiel saya katakan ke kiri-kirian bukanlah tanpa alasan. Bahkan pengertian  semacam ini sudah umum terdengar di kalngan mayoritas umat Islam dan warga NU pada khususnya.

Cuplikan beberapa peristiwa yang berkaitan dengan Said Aqiel, barang kali akan lebih memudahkan gambaran untuk mengenal figur Said Aqiel Siradj yang sebenarnya:

1. Dalam muqaddimah buku: PMII, landasan dan arah dengan judul : "Mengembalikan Aswaja Sebagai Manhajul Fikri Dalam Memahami Ajaran-Ajaran Islam".

Said  Aqiel banyak mengemukakan pemikirannya dengan menggunakan bahasa yang propokatif terhadap para pembesar Islam, baik terhadap Rasulullah  SAW maupun para sahabat RA.

Yang jika ditinjau dari segi ketauhidan sudah termasuk dalam Sabbur-Rasul was-Shahabbah (caci-maki/pelecehan terhadap Rasulullah dan para sahabat). Di samping itu, Said Aqiel dengan jelas-jelas mengkritik dan menggugat Pendiri NU Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy`ari. Untuk lebih jelas perlu dinukil sebagian kata-kata propokatif yang dilontarkannya:

Halaman 3:

 Selama ini, yang kita ketahui tentang Ahlu Sunnah Waljamaah adalah madzhab yang dalam aqidah, mengikuti salah satu dari Imam Al-asy`ari dan Imam Abu Manshur Al-maturidi, dalam `ubudiyah (praktek peribadatan) mengikuti salah satu imam empat yaitu Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad As-Syafi`i dan Ahmad bin Hanbal, dan dalam bertasawuf mengikuti salah satu dua imam, yaitu Abu Qasim al-Junaidi al-Baghdadi dan Abu Hamid Muhammad al-Ghazali. Itu yang ditulis oleh hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy`ari dalam Qanun asasi dan di setiap muktamar NU juga disampaikan oleh Rais Aam sebagai sambutan pokok.

Kalau kita mempelajari Ahlu sunnah dengan sebenarnya, batasan seperti itu, agak membuat kita risih.

Katakan saja, cukup memalukan, karena kesederhanaannya itu. Sebab, pengertian tersebut merupakan definisi yang maaf, bukan saya tidak menghargai Kiai Hasyim Asy`ari dan ulama-ulama sesepuh kita yang lain, sangat manipulatif dan bersifat ikhtikar (monopoli).

Halaman 5:

 Terpilihnya Abu Bakar merupakan satu kesalahan yang dampak buruknya dijaga  Allah demi kejayaan Islam.

Halaman 6:

 Dengan demikian kemampuan Rasulullah meredam fanatisme kabilah sebenarnya  tidak tuntas. Hasil yang dicapai Rasulullah dalam menekan sukuisme belum maksimal.



Halaman 8:

 Di masa-masa awal pemerintahan, kira-kira enam tahun pertama kekhalifahan Utsman, keadaan wajar-wajar saja . semuanya berjalan dengan baik. Kemenangan terjadi di mana-mana, katakanlah sukses. Namun di masa-masa akhir ketika usianya mulai lanjut, Utsman mulai pikun.

Halaman 9:

 Di sini, Utsman mulai menyemai bibit perpecahan.

2. Umat Islam sempat menjadi resah dan bertanya-tanya, tentang tampilnya Said Aqiel di atas mimbar gereja Aloyius Gonzaga Surabaya pada hari Sabtu malam tgl 28 Feb 1998, yang beritanya di muat esok harinya Minggu 29 Feb 1998 oleh beberapa media  dan memampang gambar photo Said Aqiel sedang berkhutbah, dengan back ground  gambar Yesus disalib, tepat di atasnya.

3. Pernyataan said Aqiel di harian Surya, Minggu tgl 6 Sept 1998, dalam artikel bertema Kristen Ortodoks Diperkenalkan di Surabaya, Said menyatakan satu statemen:  tidak ada kebenaran yang mutlak, selain dzat Allah. Yang menjadi pertanyaan terhadap statemen ini adalah, apakah Said Aqiel meragukan kebenaran Rasulullah SAW yang disifati Al-Qur`an dalam surat  an-najm ayat 3-4 yang artinya (dan tiadalah yang diucapkan itu (Al-Qur`an) menururt kemauan hawa nafsunya). (ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

Tentunya sah-sah saja jika ada orang yang meragukan keimanan Said Aqiel terhadap ayat ini. Karena baik Al-Qur`an maupun sabda beliau SAW adalah mutlak kebenarannya, sebab datangnya dari Allah SWT.

Adapun adanya pembagian hadits menjadi mutawatir, shahih  hasan dan dhaif, tiada lain dipengaruhi keadaan perawi-perawinya, bukan tinjauan terhadap hakikat sabda Nabi yang mutlak kebenarannya.

4. Tulisan Ir. Salahuddin Wahid cucu pendiri NU yang dimuat dalam kitab `Muskilat dalam NU` diterbitkan oleh forum Nahdiyyin untuk kajian Strategis V Jakarta, hal 39 (terbit di saat menjelang peresmianundang-undang multy partai 1999) dengan judul `Departemen Agama tak Diperlukan?` sebagaimana berikut:

Pada 16 Juli 1998, Tim 5 PBNU telah mengadakan  dialog interaktif II dengan tema  Membangun  Kebinekaan dalam Kesatuan Bangsa wakil katib Aam PBNU, Dr. Said Aqiel Siradj, salah satu seorang kepercayaan Gus Dur, saat itu menjadi salah seorang pembicara yang menarik perhatian peserta dialog, karena terkadang mengemukakan pandangan kritis, sensasional bahkan kontroversional.

Misalnya , ketika ada seorang peserta yang mengusulkan Said Aqiel menjadi menteri Agama nanti partainya menang, Said Aqiel menanggapi bahwa bila hal itu terjadi , langkah pertama yang dia lakukan adalah membubarkan Departemen agama (Depag). Saya (Salahuddin, pen) menganggap lontaran pendapat itu hanyalah upaya Said Aqiel untuk menarik perhatian atau mencari sensasi.

Tapi seorang kawan mengatakan bahwa itu bukan pertama kali dilontarkan Siad Aqiel, bahkan beberapa kawan lain menganggapnya sebagai pelecehan terhadap ulama. Banyak warga NU sendiri merasa tersinggung mendengar ucapan itu.

Kalau saya (Salahuddin, pen) tidak keliru, Gus Dur juga pernah melontarkan gagasan serupa. Saya tidak tahu apakah Said Aqiel mengikuti pendapat Gus Dur ataukah itu gagasan sendiri.

Yang jelas, kalangan non Islam dan nasionalis-sekuler sangat senang apabila Depag dibubarkan. Sekali lagi saya tidak tahu apakah ini sesuatu yang sifatnya kebetulan ataukah ada sesuatu dibaliknya.

Pertanyaan itu wajar diajukan kalau kita mengacu kepada visi politik Said Aqiel yang menyatakan akan bergabung dengan koalisi Mega-Gus Dur.

Kalau gagasan Said Aqiel dkk, memang sebuah sikap politik yang didasari kesamaan pandangan dengan kelompok nasionalis sekuler, kita perlu mengingatkan Said Aqiel dkk.

Apakah hal ini sudah dipertimbangkan masak-masak akibatnya? Kalau hanya bersifat kegenitan untuk memperoleh sensasi, sebaiknya itu tidak diteruskan karena akan membingungkan masyarakat NU.

5. Said Aqiel sebagai tokoh muslim ikut gencar memperjuangkan pengagamaan Khong hu Cu dan pengesahan perkawinan dengan cara mereka, tentunya tanpa melihat dan mempertimbangkan kaidah  Fiqhiyah:  Ridla dengan kemaksiatan hukumnya maksiat dan ridla dengan kekafiran hukumnya kafir.

Usaha Said Aqiel tersebut diekspos oleh harian surya Minggu 16 November 1997. Sbb:
Dr. said Aqiel Siradj  dalam seminar nasional  khong hu cu disoroti yang diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa jurusan perbandingan agama, fakultas Ushuluddin, IAIN Surabaya, sabtu (15/11) mengatakan:

Di Indonesia Islam sudah paling besar, mayoritas, terwakili, mau nuntut apalagi. Tinggal dulur-dulur, misan-misan (saudara-saudara) kita yang masih belum punya hak ini yang harus kita perjuangkan, kenapa dibedakan, kata Said berapi-api di Wisma Bahagia IAIN Sunan Ampel.

 Namun Said mengingatkan, memperjuangkan Khong Hucu harus dengan penuh kebijakan, bukan dengan cara radikal. Agar NU satu suara memeperjuangkan ini, Dia akan melakukan pendekatan pada ulama sepuh NU.

(Di NU itu kiayinya beragam, ada yang ndakik-ndakik, insyaAllah ini saya perjuangkan), kata Said mendapat tepuk meriah dari 150 peserta,separoh di antaranya pengikut Khong Hu Cu.

Dukungan moral Said Aqiel ini membuat Tjhie Tjay  Ing- Ketua Dewan Rohaniwan Majelis Tinggi agama Khong Hu Cu didukung, saya sampai meneteskan air mata. Kata haksu (pendeta) dan dosen agama Khong Hu Cu di UGM ini.

6. Moch. Irfan Zidny MA. Salah satu ketua PBNU menulis surat usulan pemecatan Said Aqiel dari angota Nu yang dimuat dalam kitab Musykilat dalam NU dengan judul Anggota NU DR. Said Aqiel Siradj. Pada halaman 43-44 tertera sebagai berikut:

Di forum yang hadirinnya beragam seperti itu, di cover wartawan Vdalam dan luar negeri serta stasiun televisi, saudara Dr. Said Aqiel Siradj berulang kali membuat kejutan, antara lain sebagai berikut:

1. Said aqiel membuka pembicaraannya dengan mengucapkan salam sekaligus memberi komentar sebagai berikut: Salam sejahtera buat kita semua, assalammualaikum Wr. Wb. Saya dulukan salam yang Kristen karena Yesus lebih dulu dari Muhammad.

2. Said Aqiel bercerita, bahwa dia menerima hadiah kitab injil berbahasa arab dari sebuah gereja di Mesir. Ia kemudian membaca suatu ayat dalam Injil berbahasa arab tersebut dengan lagu seperti membaca Al-Qur`an, kemudian ia komentar, isinya sama persis dengan Al-Qur`an.

3. Said aqiel secara eksplisit mengemukakan pendiriannya, agar Departemen Agama Republik Indonesia dibubarkan.

Dalam menanggapi usaha pembubaran Departemen Agama oleh said aqiel, sebagaimana di atas, dan juga pemberitaan beberapa media cetak, saya (penulis), sebagai umat Islam, tentunya merasa ikut berkewajiban mengusulkan kepada pemerintah yang berkuasa, agar menolak usaha Said Aqiel Siradj, dan tetap mempertahankan keberadaan Depag yang selama ini lebih banyak memberi manfaat kepada umat.

Di samping itu, saya sebagai warga NU merasa prihatin, karena para sesepuh NU yang merintis dibentuknya Depag, telah dilecehkan oleh Said Aqiel. Dalam pemahaman saya, usulan Said aqiel ini mempunyai arti bahwa keberadaan Depag selama ini tidak ada artinya, atau tidak baik, atau tidak bermanfaat.

Secara otomatis siapa saja yang pernah menjabat sebagai menteri agama termasuk para sesepuh NU , adalah tidak ada artinya, tidak baik, tidak memberi manfaat kepada umat, untuk itu menurut Said Aqiel Depag perlu dibubarkan.

 KH. Masykur dan KH. Tholhah Hasan, berasal dari Singosari dengan duduknya beliau berdua di kementrian agama, berarti telah mengangkat harkat dan martabat warga Singosari di mata rakyat Indonesia, dan beliau berdua adalah termasuk dari putra terbaik bangsa yang pernah dimiliki warga  Singosari, bahkan KH. Masykur adalah salah satu pahlawan bangsa yang wajib dihormati jasa-jasanya.


Bubarkan saja Depag


 Dr. Said Aqiel Siradj MA yang dikenal swebagi kiyai kontroversional, mengeluarkan kartunya lagi. menurut saya Departemen agama itu bharus dihapus. Katanya.

Tanpa Universal Ummul Qura (Mekkah) ini menuding Depag yang seharusnya jadi tuntunan masyarakat, malah jadi KKN. kalau sudah Dfepartemen Agama saja begitu, jangan tanya departemen lain! katanya, kepada STANDAR kemarin ketika menjadi pemakalah dalam suatu seminar di Surabaya.

 Menurut wakil katib Aam PBNU ini , di negeri-negeri arabv sendiri tidak ada Depag, yang ada itu Departemen  Wakaf dan urusan Haji. Trik Said Aqiel ini walau sudah begulir, tapi tak ada respon dari pihak Depag maupun masyarakat.

 Bagi Said aqiel, urusan agama itu serahkan saja organisasi agamanya masing-masing. Sepertti yang pernah saya katakan. Bahwa kehidupan beragama di tanah air nanti akan semakin plurang, jadi lebih kompleks. Penguasa jangan ikut campur , apalagi mencaplok untuk kepentingan kekuasaanya,  katanya. Tapi kalau depag tidak ada siapa yang ngurus haji, pak haji Said?


STANDAR
No. 4, Minggu III September 1998

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Bingung  - Kota: Jakarta
Tanggal: 11/7/2009
 
Kalau menurut Pejuang Islam, apakah pemeluk agama Khong Hu Cu tidak berhak memperoleh kesetaraan dan kebebasan dalam mengamalkan keyakinan mereka di Indonesia? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Yang kami permasalahkan adalah perilaku Said Agil Siraj yang sering mengatasnamakan sebagai tokoh Islam, tapi memperjuangkan eksistensi 'kekafiran' di muka bumi. Semua orang berhak menentukan nasibnya sendiri-sendiri, jika ada orang yang memproklamrikan dirinya ingin menjadi penghuni neraka selama-lamanya, maka Pejuang Islam tidak mempunyai kepentingan apapun terhadap orang tersebut, tapi menjadi lain masalahnya jika seseorang memproklamirkan diri sebagai tokoh Islam namun justru mengkhianati aturan main di dalam Islam itu sendiri. Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan dua kalimat syahadat. Namun bagi kaum kafir yang enggan mengikuti perintah Nabi dalam mengucapkan dua kalimat syahadat namun bersedia tunduk terhadap aturan Islam (sebagai kafir dzimmy) maka diperkenankan hidup dengan aman dan tenang. Jika kaum kafir itu melawan, maka Nabi SAW bersama para shahabatpun akan mengangakat pedang guna memerangi kaum kafir tersebut. Nah, yang dilakukan Said Agil Siraj justru pro terhadap kekafiran Khong hu cu, bahkan memperjuangkan hak-hak mereka sebagai orang kafir, bukan mendakwahi kaum Khong hu cu agar masuk Islam.

2.
Pengirim: Liliyanto  - Kota: Kltim
Tanggal: 7/12/2009
 
Saya kira ungkapan K said agiel mau membubarkan Depag sangat berlebihan, sangat berlebihan juga apabila hanya masalah itu juga dibesar-besarkan. mungkin masih bayak yang belum kita gali pemikirannya, coba diskusi dan sampaikan secara terbuka. bagaimana pun said agiel adalah saudara kita yang perlu dibina, jangan cuma melihat luarnya, barangkali dalamnnya lebih matang dari yang kita lihat.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Wah, malahan jika akhi rajin mengkaji pernyataan-pernyataan Said Agil di banyak tempat, akhi akan mendapati kalimat-kalimatnya yang melawan Syariat, seperti dalam buku Tasawwuf karangannya, atau sebut saja sambutan tertulis Said Agil dalam buku PMII LANDASAN DAN ARAH, Kumpulan Materi Musyawarah Pimpinan Pergerakan Mahasiswa Indonesia, Jakarta 5-11 September 1995 antara lain: 1). Hal 5, Terpilihnya Abu Bakar (sebagai kholifah) merupakan SATU KESALAHAN yg DAMPAK BURUKNYA DIJAGA ALLAH demi kejayaan Islam...! > di sini Said Agil sudah menuduh Allah pro terhadap 'keburukan' dalam standar Said Agil. 2). Hal 6, Dengan demikian, KEMAMPUAN RASULULLAH meredam fanatisme kabilah, sebenarnya tidak tuntas, hasil yg dicapai belum maksimal...! > pernyataan Said ini menjadi lebih jelas betapa arogannya, sampai-sampai menuduh Rasulullah tidak berhasil dalam dakwahnya, apakah seorang muslim yang mukmin berani mengatakan seperti itu ? 3). Hal 8, Tatkala usianya mulai lanjut, Utsman bin Affan mulai PIKUN. 4). Dan lain sebagainya. Sayang akhi kurang rajin membaca tulisan-tulisan dan pernyataan-pernyataan Said Agil lantas memasukkannya ke dalam LABORATURIUM KETUHIDAN, pasti lain lagi komentar Akhi terhadap Said Agil jika akhi memahami batasan-batasan yang tidak boleh diterjang dalam ILMU KETAUHIDAN, mudah-mudahan Akhi tidak terpengaruh pemikiran arogansi Said Agill terhadap Allah, Rasulullah, Shahabat Nabi dan umat Islam.

3.
Pengirim: sigit  - Kota: Blora
Tanggal: 27/12/2011
 
Sekedar info ustadz,, kalau g salah beberapa bulan lalu Said Aqiel Siraj mengumpulkan perwakilan kiyai dari berbagai daerah yg intinya mereka(para kyai) diminta menyuarakan 4 hal,, yang salah satunya SEMANGAT BERAGAMA,,, para kyai disuruh menghimbau umatnya untuk bersemangat dlm beragama(sesuai agama masing2),, apapun agama mereka,, ilustrasinya untuk yg nasrani disuruh mengingatkan org islam agar sholat jum'at,, sedangkan org islam jg disuruh mengingatkan orang nasrani untuk ke gereja.... entah ini termasuk usaha u/ mengarahkan pd pluralisme atau tdk sy jg kurang tau...
Tp anehnya warga RT saya setelah mndengar ceramah dari kyai tsb (yg ikut seminar) jd semangat sekali mlh ada seorang muslim yg hendak menyelenggarakan acara natalan di RT kami (krna sebelumnya halal bihalal/ acaranya umat islam sdh dirayakan di RT kami),, jd skarang gantian pas tiba natal hendak beliau rayakan juga di RT kami,,
Wallohua'lam 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kegiatan itu jelas-jelas membuka kedok Said Aqiel Siraj jika dia adalah penganut Liberalisme yang telah diharamkan oleh MUI, dan dia juga termasuk pelaku Sinkretisme (upaya pencampuradukan agama-agama yang berbeda menjadi satu warna) inilah Bid'ah Dhalalah yang dilakukan oleh Said Aqiel Siraj.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam