Khotbah Jumat Bukan Lagu Nina Bobo
Moch, Cholis, S.S., S.Pd.
“Tidur saat khutbah? Enak banget”. Itulah jawaban yang saya dengar ketika saya bertanya kepada salah seorang teman. Saya perhatikan, dia selalu tidur setiap kali khotib mengucapkan Alhadulillah Alladzy (kata pembuka khotbah yang umum dibaca), dan dia baru bangun ketika khotib mengucapkan waladzikrullahi akbar (kata penutup khotbah yang umum dibaca). Kata-kata itu baginya seolah mantra hipnotis seperti yang biasa diucapkan Romy Rafael (seorang Hypnoterapis ternama) setiap kali akan menidurkan korbannya.
Fenomena tidur saat khotib naik mimbar saat ini tampaknya telah menjadi pandemi global seperti flu burung atau flu babi yang baru-baru ini menyerang seluruh dunia. Sebenarnya, saya telah lama mengamati fenomena ini. Wabah ini menyerang tanpa pandang bulu. Masjid besar sekelas Istiqlal Jakarta atau Al Akbar Surabaya yang notabene khotibnya pilihanpun tak luput dari serangan wabah ini. Masjid-masjid kecil di pinggiran kota yang khotbahnya lebih sering diisi oleh badal (pengganti khotib yang berhalangan) yang bisanya hanya membaca buku-buku kumpulan khotbah tentu lebih parah lagi.
Fakta itu tentu perlu menjadi pemikiran khusus bagi para pejuang Islam saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa khutbah Jumat saat ini sudah tidak begitu berarti bagi umat Islam. Khutbah Jumat saat ini dianggap hanya sebagai formalitas agar ibadah salat Jumat itu sah karena khutbah jumat merupakan bagian integral (rukun) dari ibadah salat Jumat. Jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, bukan tidak mungkin, khotbah Jumat nantinya hanya akan berfungsi seperti dongeng pengantar tidur atau lagu Nina Bobo.
Agar fenomena ini tidak semakin parah, tentu semua pihak yang merasa terlibat dalam prosesi pelaksanaan ibadah Jumat harus mulai instrokspeksi diri dan sadar akan perannya. Dengan demikian, prosesi salat jumat akan berkualitas dan sangat efektif bagi sarana dakwah Islam.
Setidaknya, ada tiga kelompok besar yang terlibat langsung dalam prosesi salat Jumat dan perlu instrospeksi diri, yaitu (1) para jamaah salat Jumat (2) para khotib Jumat dan (3) takmir masjid