Mujahadah Dengan Mendidik jiwa 5
As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani
Hal itu adalah dengan menerapkan berbagai etika dan sifat seorang mukmin dalam kehidupan nyata dan dengan menyelaraskan amal perbuatan dengan ilmu, sehingga segala tindakan dapat berjalan sesuai dengan misi dakwah.
Nabi kita SAW adalah sebaik-baik manusia yang menggambarkan kesungguhan beramal, istiqomah (konsisten) dalam berperilaku, kesucian batin dan kesalihan perbuatan, karena memang beliau adalah sang teladan yang terbaik. Allah SWT berfirman, yang artinya : Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauldan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-Ahzab: 21).
Dan beliau SAW yang mengatakan kepada para sahabat : Aku adalah orang yang paling takut kepada Allah (diantara kalian semua), orang yang paling bertakwa kepada-Nya, orang yang paling arif (mengerti) tentang-Nya dan orang yang paling mengerti mengenai balasan-balasan-Nya.
Al-Quran Al-Karim tidak pernah lepas dalam menerangkan akhlak-akhlak yang mulia tersebut, begitu juga kitab-kitab hadits yang suci telah memaparkannya secara detail. Dan berbagai kitab khusus (yang membahas akhlak-akhlak mulia) telah disusun, seperti kitab-kitab Asya-Syamail (kitab yang menerangkan sifat-sifat kepribadian Rasulullah SAW), Dalail An-Nubuwwah (kitab yang menerangkan bukti-bukti kenabian), Al-Khashaish (kitab yang menerangkan berbagai keistimewaan Rasulullah SAW). Kitab-kitab tersebut juga mengandung berbagai keteladanan yang penuh kesungguhan, bermacam contoh yang mengangumkan serta berbagai pendirian Rasulullah SAW yang sudah tersohor dalam bidang akhlak ini.
Semua hal ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa sesungguhnya kaum muslimin mesti membenahi dirinya terlebih dahulu, dan sesungguhnya hal ini (yakni membenahi diri) merupakan bagian besar dari dakwah kepada orang lain agar tertarik masuk Islam.
Karena sesungguhnya teori pemikiran setajam dan sedetail apapun, atau metode pembelajaran apapun yang sangat mengagumkan, atau hidayah apapun yang mampu menghimpun berbagai macam kebajikan, ini semua tidaklah cukup, kita bisa membuahkan hasil dan tidak akan lenggeng kecuali jika ada sosok yang tampil untuk mencontohkan hal-hal tersebut dengan amal perbuatannya, mendakwahkan hal-hal itu dengan akhlak-akhlak dan kemuliaan-kemuliaannya, dan mengenalkan hal-hal itu kepada orang-orang dengan menjadi teladan dan panutan. Maka orang-orang akan mengikuti dakwahnya melalui jalan pengamalan setelah pendalaman ilmu. Orang-orang akan mengagumi tabiat dan perangi para da`i tersebut, mengagungkan akhlak-akhlak mereka, serta memulaiakn kesucian hati, kebersihan jiwa, keluhuran budi, kecermelangan akal, kebijaksanaan pendapat serta kebenaran pemikiran mereka.