PEMIMPIN BAIK vs PEMIMPIN JAHAT
Luthfi Bashori
Seorang bijak berkata: "Allah tidak menjadikan seorang pemimpin dalam kebaikan, melainkan menjadikan pula orang jahat sebagai lawannya. Allah menjadikan Nabi Adam sebagai orang baik dan menjadikan Iblis yang buruk sebagai lawannya. Allah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai orang baik dan menjadikan Namrud sebagai lawannya. Allah menjadikan Nabi Musa sebagai orang baik dan menjadikan Fir`aun sebagai lawannya. Demikian pula Allah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai orang baik dan menjadikan Abu Jahal sebagai lawannya, demikianlah seterusnya."
Ternyata memang benar perkataan bijak di atas, berapapun banyaknya dakwah islamiyah yang telah dilakukan oleh para pejuang Ahlus Sunnah wal Jamaah dari masa ke masa, atau berapa pun banyaknya aturan kemasyarakatan maupun aturan main dalam dunia kekuasaan yang dirancang dan disusun oleh para ulama yang ahli di bidangnya, ternyata di hampir setiap masa, banyak pula bermunculan aliran sesat mau pemerintahan jahat.
Sebenarnya, pertarungan antara dunia kebaikan melawan dunia kejahatan itu telah banyak disitir dalam Alquran, seperti firman Allah:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ # وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Allah juga berfirman:
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا
(Ingatlah) pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebaikan yang telah dikerjakan dihadapkan kepadanya, (begitu juga balasan) atas kejahatan yang telah dia kerjakan. Ia berharap sekiranya ada jarak yang jauh antara dirinya dengan (hari) itu. Dan Allah memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya. (QS. Ali-Imran: 30).
Tentunya penyebutan tentang dunia kebaikan melawan dunia kejahatan itu, sangat banyak disebutkan baik dalam Alquran maupun hadits Nabi SAW yang tentunya tidak mungkin pula dinukil seluruhnya dalam tulisan yang sangat ringkas ini. Namun dengan nukilan yang sedikit ini tiada lain hanyalah untuk mengingatkan, agar setiap orang yang ingin meraih kesenangan hidup di dunia maupun akhirat, haruslah memilih jalan kebaikan dan menjauhi dunia kejahatan.
Manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi, tentunya mempunyai tanggung jawab yang besar untuk melestarikan keberadaan dunia itu sendiri.
Jika para pemimpin dunia itu berjiwa baik dan berhati mulia, maka kehidupan dunia pun masih dapat diharapkan kelestariannya.
Sebaliknya, jika para pemimpin dunia itu tenyata berjiwa jahat dan berhati rusak, maka tunggu saja kehancurannya, dan di saat itulah akan terjadi Qiamat.
Nabi SAW bersabda: Jika segala urusan itu diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggu saja kehancurannya. (HR. Bukhari).
Tentunya, jika dunia ini sudah dipimpin oleh para penjahat, maka tunggu saja datanngnya Qiamat dalam waktu yang dekat.