WALAU ANNAHUM
Luthfi Bashori
(Menjelang keberangkatan kami beribadah Umrah pada tanggal 1 sd 20 Juli 2009)
Walau annahum idz dhalamuu anfusahu jaauuka fastaghfarullaha wastaghfara lahumur rasuulu lawajadullaha tawaaban rahiima (ALQURAN)
Andaikata mereka berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri (bermaksiat kepada Allah) kemudian datang (menghadap) kepadamu (Wahai Muhammad) lantas memohon ampun kepada Allah, dan (kamu) Rasulullah memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, pastilah mereka akan mendapati Allah Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Penyayang (mengampuni mereka).
Ya Rasulullah, kedatangan kami ke kota sucimu, hanyalah untuk menziarahimu, lantaran beratus-ratus dosa telah kami perbuat kepada Allah, maka kami akan datang ke depan maqammu untuk beristighfar memohon ampunan kepada Allah. Karena itu, sudilah kiranya engkau pintakanlah ampunan kepada Allah untuk kami.
Kami yakin dan sangat yakin, tatkala kami berada di depan maqammu dan engkau beristighfar kepada Allah untuk kami, maka kami akan mendapatkan ampunan dari Allah atas segala dosa yang pernah kami perbuat.
Kami memahami, bahwa dari lafadz lawajadullaha, huruf `la` -nya berarti `pasti`, yaitu termasuk laamut taukiid (penguat), sedangkan innallaha laa yukhliful mii`aad (Allah itu tidak akan pernah mengingkari janji)
Jadi, kami sangat yakin, dengan kedatangan kami untuk berziarah ke maqammu Wahai Rasullullah, maka pasti ampunan Allah akan datang untuk kami.
Karena engkau juga adalah seorang Nabi yang selalu rauufun rahiim (kasih sayang) kepada umatmu, dan tentunya engkau tidak akan tega membiarkan kami, jika saat pulang nanti tanpa mendapat ampunan dari Allah.
Wahai Rasululluh, shalawat dan salam senantiasa kami haturkan untukmu.
Dari lubuk hati kami yang paling dalam, terus tumbuh subur bak jamur di musim hujan kecintaan demi kecintaan kepadamu dan kerinduan demi kerinduan untuk segera bertemu denganmu.
Faa mataa yaumul liqaa ya saadatii
Kira-kira kapan hari pertemuan itu Wahai Tuanku...?