URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 192 users
Total Pengunjung: 6224304 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BERMANFAAT BAGI EMPAT KETURUNAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 8/9/2016 ]
 
BERMANFAAT BAGI EMPAT KETURUNAN

Luthfi Bashori


Disebutkan dalam suatu riwayat bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Uzair AS, Janganlah engkau bersumpah palsu terhadap-Ku, karena yang bersumpah palsu terhadap-Ku, maka Aku tidak akan membersihkannya, tidak akan melihatnya, dan tidak akan memujinya. Dan janganlah kamu mendurhakai ibu-bapakmu, karena seorang yang mendurhakai ibu-bapaknya, maka Aku akan mengutuknya, jika Aku sudah mengutuknya, maka akan terjadi dampak negatif sampai keempat keturunannya, karena itu mintalah ridha ibu-bapakmu, karena siapa yang diridhai ibu-bapaknya, maka Aku akan memberinya berkah, jika Aku telah memberinya berkah, maka berkah itu akan bermanfaat sampai ke empat keturunannya. (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannif).

Bersarnya pahala dan manfaat birrul walidain atau berbakti kepada kedua orang tua ini ternyata sangatlah besar sekali, bahkan rahasia Allah yang satu ini rasanya jarang sekali dipahami oleh umat Islam, sekalipun sudah banyak di kalangan mereka yang mengerti tentang kewajiban birrul walidain, khususnya terhadap ibu, dan dosanya uququl walidain, durhaka kepada kedua orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua, ternyata sangat berbengaruh kepada kebaikan anak cucu hingga empat turunan, amalan ini adalah sangat istimewa, namun apakah banyak di antara umat Islam yang dapat mengamalkannya? Ini adalah persoalan tersendiri tentunya.

Peluang bagi siapapun yang ingin memiliki keluarga yang baik, sakinah, mawaddah dan rahmah serta keturunan yang shalih dan shalihah, maka harus selalu menjaga amalan birrul walidain sampai kapanpun, baik kedua orang tuanya masih dalam keadaan hidup, maupun sesudah kedua orang tuanya dipanggil oleh Allah.

Dalam suatu riwayat dikatakan bahawa ketika seseorang meminta izin untuk berjihad (dalam kisah ini, termasuk fardhu kifayah kecuali waktu diserang musuh maka fardhu ain) dengan meninggalkan orang tuanya dalam keadaan menangis, maka Rasulullah SAW berkata:
Kembali dan buatlah keduanya tertawa seperti engkau telah membuat keduanya menangis (Hadits Riwayat Abu Dawud dan Nasa`i)

Berbuat baik yang pertama adalah kepada ibu kemudian bapak dan yang lain, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Hendaklah kamu berbuat baik kepada ibumu, kemudian ibumu, sekali lagi ibumu, kemudian bapamu, kemudian orang yang terdekat dan yang terdekat (Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad No. 3, Abu Dawud No. 5139 dan Tirmidzi 1897, Hakim 3/642 dan 4/150 dari Mu`awiyah bin Haidah, Ahmad 5/3,5 dan berkata Tirmidzi, Hadits Hasan).

Sebagian orang yang telah berumah tangga tidak sudi menafkahkan hartanya lagi kepada orang tuanya karena takut kepada isterinya, bahkan yang lebih menyedihkan banyak orang laki-laki  yang lebih mengutamakan kepentingan istrinya dari pada mendahulukan kewajiban utamanya berbakti pada orang tuanya.

Sebenarnya, yang berhak mengatur harta adalah suami sebagaimana disebutkan, bahwa lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita. Hingga wajib dijelaskan kepada isteri, bahwa kewajiban yang utama bagi anak lelaki adalah berbakti kepada ibunya (kedua orang tuanya) setelah Allah dan Rasul-Nya.

Sedangkan kewajiban utama bagi istri setelah taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah taat kepada suaminya. Ketaatan kepada suami akan membawanya ke sorga. Sekalipun demikian, setiap suami hendaklah tetap memberi izin dan kesempatan agar isterinya dapat berinfaq dan berbuat baik lainnya kepada kedua orang tua serta keluarganya.

Nah, jika setiap keluarga muslim dapat mengamalkan ajaran agama semacam demikian ini, maka Allah lah yang akan berkenan menjamin kebaikan kehidupan keluarganya hingga empat keturunan.

Sedangkan cara birrul walidain sesudah kedua orang tuanya meninggal dunia, antara lain  mengikuti hadits yang diriwayatkan oleh Abi Asid bin Malik bin Rabiah As Saidi beliau berkata: Ketika kami sedang duduk-duduk di Majelis Rasulullah SAW, tiba-tiba ada seorang dari Bani Salamah bertanya, Ya Rasulullah, apakah sesudah ibu bapakku meninggal dunia masih ada sisa bakti yang dapat aku persembahkan kepada keduanya?.

Mendengar pertanyaan itu, Baginda Nabi SAW mengangguk mengiyakan dan bersabda, Ya dengan jalan mengirimkan doa untuk keduanya, memohonkan ampun, menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan ibu bapakmu, memelihara hubungan silaturrahim dan memuliakan teman-teman dari keduanya, (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya).

Dari Ibnu Umar ra, Rasulullah Saw pernah bersabda, Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah semua amal perbuatannya, kecuali dari tiga sumber: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya. (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).

Selain mendoakan, maka berziarah ke makam orang tua juga termasuk merupakan bentuk birrul walidain. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda,Barang siapa yang berziarah ke kubur kedua orang tuanya, atau salah satu dari keduanya pada tiap Jumat, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. (HR. Thabrani dalam Al-Ausath).

Kemudian, membina hubungan baik (tali silaturrahim) dengan teman-teman orang tuanya. Saya datang ke Madinah, kata Abu Burdah ra, lalu Abdullah bin Umar datang menemui saya seraya bertanya: Tahukah engkau mengapa saya menemuimu?. Tidak, jawabku dengan jujur.

Lalu ia menjelaskan: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang telah wafat hendaklah dia menghubungi kenalan dan saudara-saudara ayahnya, sesudah ayahnya meninggal.

Kebetulan antara Umar ayahku, dan ayahmu terjalin persudaraan yang akrab sekali, maka saya ingin melanjutkan hubungan baik itu. (HR. Abdurrazaq dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: KabarMakkah.Com  - Kota: Mekkah
Tanggal: 18/10/2014
 
assalamualaikum.. terima kasih, sangat bermanfaat
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam