URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 197 users
Total Pengunjung: 6224309 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MASYARAKAT MADANI DI PERSIMPANGAN - (2) 
Penulis: [ 8/9/2016 ]
 
Masyarakat Madani Di Persimpangan - (2)

Luthfi Bashori


(SAMBUNGAN).
Kelompok liberal sering mengusung Piagam Madinah sebagai kedok untuk merealisasikan tujuannya yaitu menciptakan masyarakat pluralis tentunya dalam persepsi mereka.
 
Beberapa isi Piagam Madinah tentang perdamaian yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dengan pihak Yahudi dan Nasrani kala itu, mereka gunakan sebagai pembenaran terhadap pemahamannya.

Kata-kata perdamaian yang selalu disebut-sebut, diartikan sebagai kerterbukaan Nabi SAW menerima dan membenarkan semua agama yang beliau dapati di kota Madinah saat itu. Mereka dengan sengaja melakukan kebohongan publik dan upaya pembodohan terhadap umat dengan menyembunyikan hakikat ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai pelekat dasar Piagam Madinah.

Berikut adalah beberapa poin dari hakikat isi Piagam Madinah antara lain:

Klausul

(1) Ini dokumen dari Muhammad, Nabi (yang mengatur hubungan) antara kaum muslim Quraisy dan Yatsrib. Dan mereka yang mengikuti, bergabung, dan berjuang dengan mereka.

(2)  Mereka adalah satu komunitas (ummah) dengan mengesampingkan semua manusia.

Dalam klausul
 
(23) Apabila engkau berbeda pendapat tentang suatu masalah, maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul-Nya.

(24) Orang-orang Yahudi akan menyumbang biaya perang sepanjang mereka berperang bersama orang-orang beriman.

Dalam  Klausul

(36.a) Tidaklah mereka akan pergi berperang terlepas dari izin Muhammad.

(37.a) Yahudi harus menanggung biaya mereka dan Muslim juga menanggung biaya mereka. Semua pihak harus membantu yang lain melawan siapa yang menyerang orang-orang (yang menyepakati) dokumen ini. Mereka harus meminta nasihat dan konsultasi satu sama lain dan kesalehan adalah perlindungan terhadap kemaksiatan.

Dalam Klausul

(38) Yahudi harus membayar bersama orang-orang beriman sepanjang perang berakhir.

(42) Jika ada pertikaian atau kontroversi yang diperkirakan akan mengakibatkan keonaran dan gangguan, hal itu harus dirujukkan kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah menerima apa yang dekat kepada kesalehan dan kebaikan dalam dokumen ini.

Dalam Klausul penutup disebutkan

(47) Dokumen ini tidak akan melindungi orang yang tidak adil dan berbuat maksiat. Orang yang maju ke medan perang adalah aman dan orang yang dia di rumahnya juga aman, kecuali apabila berbuat zalim atau maksiat. Tuhan adalah pelindung orang-orang saleh yang berkesadaran ketuhanan, dan Muhammad adalah utusan Allah Swt.

Perlu diingat bahwa Nabi Muhammad SAW telah merancang konsep yang baik dan indah dalam penerapan Piagam Madinah tersebut. Beliau membangun sistem kehidupan di tengah pluralitas (keberagaman) masyarakat Madinah dengan memaparkan kebenaran Al-Quran kepada penduduk Madinah.

Beliau juga terus-menerus memperjuangkan penerapan syariat Islam (dengan bahasa kembadi kepada Allah dan Rasul-Nya), di tengah kemajemukan masyarakat.

Nabi Muhammad SAW melayani perdebatan terbuka dengan berbagai kalangan guna menerangkan hakikat kebenaran ajaran agama Islam.

Beliau senantiasa dengan gigih dan penuh kesabaran mengajak masyarakat menuju jalan yang benar.

Islam yang diterangkan kepada masyarakat, adalah agama yang bersifat sebagai penyempurna dari ajaran para Nabi terdahulunya. Maka Nabi Muhammad SAW tidak henti-hentinya mengajak penganut Yahudi dan Nasrani untuk memeluk agama Islam.

Kenyataannya, kota Madinah sebagai pusat kegiatan dakwah Nabi SAW pada akhirnya dan hingga kini, telah terbebaskan dari kekafiran dan kemusyrikan yang dilakukan baik oleh kalangan Yahudi, Nasrani, maupun kaum paganis, penyembah selain Allah Swt.

Oleh sebab itu, pengusungan istilah Al-Hanifiyyatus samhah dan Piagam Madinah oleh kelompok liberal dalam menguatkan hujjah-nya, tiada lain hanyalah sebuah upaya penggunaan Kalimatu haqqin uriida bihal bathil (kalimat yang benar dipergunakan untuk tujuan menciptakan kebathilan), alias pemutarbalikan fakta dan pembohongan publik.

Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan satu pun pemahaman bahwa semua agama itu benar, sebagaimana yang dipropagandakan kelompok liberal.

Bahkan Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara jelas mengatakan bahwa pemeluk agama Nasrani adalah kafir karena ucapan mereka bahwa Allah adalah Al-Masih (Isa) putra Maryam, sekalipun pemeluk Nasrani mengatakan bahwa dirinya itu beriman kepada Allah. Fakta ini disebutkan Al-Quran dalam Surah Al-Ma`idah ayat 72, yang artinya: Sungguh telah kafir orang-orang (Nasrani) yang mengatakan bahwa Allah itu adalah Al-Masih (Isa) putra Maryam. 

Dalam Surah At-Taubah ayat 30 : Orang-orang Yahudi berkata, Uzair itu putra Allah dan orang Nasrani berkata, Al-Masih (Isa) itu putra Allah. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknat Allah-lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?

Dengan demikian, arti ayat Innad diina indallahil islam yang sebenarnya adalah Sesungguhnya (satu-satunya) agama yang benar (secara mutlak) di sisi Allah hanyalah agama Islam (tentunya dengan kandungan syariatnya).

Hal ini sangat berbeda dengan persepsi kelompok liberal, yang mengartikan ayat ini sebagi berikut, Sesungguhnya beragama yang benar di sisi Allah adalah sikap penyerahan diri.  Persepsi kelompok  liberal semacam ini, bisa membiaskan arti bahwa pemeluk agama Yahudi, Nasrani, Hindu, Buddha, dan kaum paganis lainnya, selagi mereka berpasrah diri, maka dianggap benar. Sekalipun mereka mengingkari kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad SAW, serta melakukan kemusyrikan-kemusyrikan kepada Allah. (BERSAMBUNG)

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam