KEBENARAN ITU SEBUAH KENISCAYAAN
Luthfi Bashori
Sebuah kebenaran, pasti akan mewujudkan kebaikan. Yang dimaksud kebaikan di sini bisa saja berupa kebaikan materialis, misalnya seseorang yang selalu mempertahankan kejujuran dalam dunia bisnisnya, yang mana kejujuran itu termasuk bagian dari kebenaran, maka sirkulasi bisnisnya bisa menjadi lancar dan menguntungkan, karena banyaknya pelanggan yang merasa nyaman berbisnis dengannya berkat kejujuran tersebut.
Namun ada pula kebaikan yang bersifat rohaniyah, semisal berkat mempertahankan kebenaran dalam menjalani kehidupannya, maka Allah memberinya ketenangan hati serta kesejahteraan hidup. Nah, ketentraman hidup ini adalah sebuah keniscayaan.
Nabi SAW pernah bertanya kepada Shahabat Haritsah bin Nu`man RA, Bagaimana keadaanmu di pagi ini, hai Haritsah?
Haritsah menjawab, Aku beriman kepada Allah dengan sebenarnya.
Nabi SAW berkata, Lihatlah apa yang engkau katakan, kerena setiap kebenaran mempunyai kenyataan, maka apa hakikat imanmu?
Haritsah menjawab, Jiwaku menjahui dunia hingga sama saja menurutku antara emas dan batu, susah dan senang. Di waktu malam aku tidak tidur dan di waktu siang aku haus (karena puasa). Seakan-akan aku melihat Arsy Tuhanku. Seakan-akan aku melihat kepada penghuni sorga saling mengunjungi dan bersenang-senang. Seakan-akan aku melihat kepada penghuni neraka saling merintih dan disiksa.
Maka Nabi SAW berkata, Haritsah adalah hamba yang hatinya diterangi Allah, engkau telah melihat hasilnya dan tetaplah begitu.
Haritsah berkata, Ya Rasulullah, mohon berdoalah kepada Allah bagiku agar aku mati syahid.
Maka Rasulullah SAW mendoakan baginya dan ia pun menjadi orang pertama yang mati syahid dalam perang Uhud.
Ketika ibunya mendengar itu, ia datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang anakku Haritsah. Jika ia berada di sorga, aku tidak akan menangis dan tidak akan cemas. Jika selain itu, maka aku akan menangis seumur hidupku di dunia.
Kemudian Rasulullah SAW berkata : Apakah engkau mengerti, hai Ummu Haritsah? Sesungguhnya sorga itu banyak dan anakmu tinggal di sorga Firdaus yang tertinggi.
Maka ibunya kembali sambil tertawa dan berkata, Hebat, hebat engkau, wahai Haritsah.