URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 310 users
Total Pengunjung: 6224431 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
Kilas Sejarah Komunisme 
Penulis: Pejuang Islam [ 6/9/2016 ]
 
Kilas Sejarah Komunisme

Luthfi Bashori

Sebagai realitas sejarah telah menceritakan bahwa paham komunis pada asal mulanya tumbuh dan berkembang di Uni Soviet (Rusia).

Dalam tulisan Olaf Schumann yang berjudul Persepsi Diri dan Persepsi Majemuk di Barat disebutkan:

Pada saat yang sama (hancurnya Khalifah Utsmaniyah setelah Perang Dunia-1) Roma Ketiga di Moskow mengisi kekosongan di Timur dengan memindahkannya agak ke Utara.

Jadi situasi dua kutub ini merupakan pengingat atas bekas hubungan tegang antara dua pusat Kristen, yaitu antara Byzantium dan Franks. Namun Moskow mengalami transformasi mendasar sejak 1917. Meski mewarisi struktur kekuasaan dan masyarakat dari Byzantium, para pewaris revolusi Bolshevik memobilisasi potensinya dengan menggunakan sebuah ideologi yang diciptakan di antara sepupu Kristen Eropa Barat, yaitu Komunisme Marxis.

Saya tidak akan membahas aspek politik, ekonomi, maupun militer (perang dingin) berkali-kali ke bawah sadar menciptakan tanah subur bagi terciptanya perang dingin.

Pada latar belakang konflik kutub lainnya antara Barat dan Timur, konflik perang dingin bukanlah sesuatu yang khas yang sesungguhnya merupakan konflik antara dua saudara dekat. Tapi pandangan ini sama sekali tidak bermaksud meremehkan kekerasan konflik tersebut.

Sebagaimana kita ketahui, konflik  paling mematikan biasanya tidak terjadi antara orang asing, tapi antara saudara dekat atau bahkan saudara kandung yang tidak berani berbicara terbuka satu sama lain. Oleh karena itu, pembunuhan yang pertama dikisahkan dalam Injil adalah pembunuhan adik oleh kakaknya sendiri, dan bukan dibunuh oleh orang asing. (Persepsi Diri dan Persepsi Majemuk di Barat).

Dalam wacana di atas, tergambar dengan jelas bahwa hubungan antara komunisme (Uni Soviet) dan Kristen Barat (Roma) pada mulanya adalah satu. Pengaruh Kristen  yang meliputi belahan barat dunia, pada akhirnya tersentral di benua Amerika yang sarat dengan kebudayaan dan beradaban Barat. Karena itu tak heran jika sebelum tahun 1990-an sebelum Uni Soviet tumbang, perang dingin yang paling tajam adalah perang antara Amerika Serikat (USA) dengan Uni Soviet atau bisa dikatakan sebagai Perseteruan Dua Saudara Kandung, kakak dan adik.

Namun sejak tumbanganya Uni Soviet, gerakan yang getol memaksakan kehendaknya kepada penduduk dunia adalah Amerika, karena itu gerakan ini patut dikatakan sebagai Amerikanisasi dunia mengarah kepada Liberalisme atau yang lazim disebut Westernisasi karena memang di sanalah pusat beradaban Barat dewasa ini.

Seluruh dunia telah tahu bahwa di belakang Amerika Serikat ada dua kelompok besar yang saling berebut kepentingan, yaitu kelompok Yahudi Israel yang segala kepentingannya selalu di-back up Amerika dan kelompok Kristen sebagai agama mayoritas bangsa Barat.

Dua kelompok ini apabila menghadapi umat Islam, mereka bersatu-padu dengan segala upaya demi kehancuran Islam. Strategi demi strategi mereka lancarkan yang semuanya bertujuan untuk menghancurkan Islam dan umat Islam.

Dari keterkaitan tiga kelompok musuh Islam: Yahudi, Kristen Barat, dan Komunis, lahir beberapa paham pemikiran yang sengaja dipasarkan ke pelbagai belahan dunia termasuk ke negeri-negeri muslim. Di antara paham-paham tersebut adalah:

Kapitalisme : Sebutan bagi organisasi perokonomian yang berdasarkan hak milik pertikelir, kebebasan di lapangan produksi, kebebasan untuk menjalankan/membelanjakan pendapat, sedang cara terbentuknya harga menentukan perkembangan perekonomian.

Liberalisme : Aliran yang menghendaki pemerintahan bedasarkan kebebasan kekuasaan rakyat.

Sekularisme : Usaha menduniawikan hal-hal yang selama ini terikat pada unsur kerohanian (termasuk usaha fashlud diin anid daulah atau pemisahan agama dari urusan pemerintah)

Zionisme : Aliran yang bertujuan mendirikan kembali negara Yahudi Raya di Palestina.

Komunisme : Paham yang menghendaki kehidupan manusia bersendikan kebudayaan bersama, dan paham ini pada hakikatnya tidak mengakui adanya Tuhan.
Ateisme : Ajaran yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Anarkisme : Aliran yang menghendaki tidak perlu adanya peraturan di dalam masyarakat, tidak menghendaki adanya pemerintah di dalam suatu negara. Mula-mula ajaran ini dibawa oleh Bakunin, Kropotkin, dkk. Ajaran ini timbul dari kalangan kaum Komunis di Rusia, yang sebenarnya adalah golongan-golongan kapitalis kecil.

Metarialisme : Ajaran yang berpangkal tolak pada soal-soal materi, kebendaan, menganggap Tuhan tidak ada, karena segala sesuatu berpangkal pada benda/ sesuatu yang wujud di dunia. Paham inilah yang menjiwai gerakan Komunisme.

Fasisme : Paham nasionalisme yang berlebihan dimana yang menjadi tujuan utama adalah negara. Orang wajib mengorbankan segalanya untuk negara, meskipun untuk suatu kekejaman terhadap mereka yang menolak kehendak penguasa negara. Paham ini dijalankan oleh diktator Mussolini di Italia tahun 1940-1942.

Demokrasi Liberal : Demokrasi ala negara-negara Barat dengan sistem pemerintahannya yang perlementarisme. Pada praktiknya, paham ini membuka kesempatan luas bagi masyarakat untuk mengadakan multipartai politik. Kabinet yang bentuk berdasarkan partai-partai pemenang pemilu, dan memungkinkan jatuhnya kabinet karena oposisi dari partai di luar kabinet.  (di dalam agama Islam yang dikenal adalah sistem pemerintahan musyawarah dari kalangan umat Islam sendiri, tanpa intervensi pihak-pihak di luar Islam).

Nasionalisme : Paham yang menghendaki sistem kebangsaan dalam suatu negara. Perwujudan dari golongan yang berpaham nasionalisme ialah partai-partai yang berpolitik nasional.

Sinkretisme : upaya pencapuradukan dan penyatuan agama-agama dalam satu wadah, hingga tanpa didasari pemeluk tiap-tiap agama telah murtad dari agamanya masing-masing. Mereka melakukan ritual keagaman  secara bersama-sama dengan pemeluk agama lain, seperti yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia, yang dimotori oleh Abdurrahman Wahid dan kelompoknya dengan mengadakan Doa Bersama antar umat beragama (muslim non muslim).

Banyaknya paham yang disodorkan oleh musuh-musuh Islam ternyata berdampak negatif bagi moral, perilaku, dan beradaban umat Islam. Hal tersebut bukan hanya memengaruhi lapisan awam umat Islam bahkan telah banyak tokoh-tokoh Islam yang terlibat di dalam menyukseskan strategi-strategi musuh, secara sengaja maupun tidak.

Di antara keterlibatan dan peranan tokoh-tokoh Islam nasional seperti Abdurrahman Wahid, dkk, dalam konspirasi dengan pihak-pihak musuh Islam, maka mereka inilah tokoh-tokoh muslim yang gigih memperjuangkan kepentingan non muslim dengan alasan demokrasi dan kemanusiaan (humanisme), dangan melupakan penderitaan umat Islam yang teraniaya oleh pihak musuh di pelbagai belahan dunia.

Keberadaan Forum Demokrasi (Fordem), diketuai Abdurrahman Wahid (marak di era tahun 2005) yang beranggotakan muslim dan non muslim dari berbagai agama, adalah sebagai salah satu bukti keterlibatannya di dalam keikutsertaan pengaburan akidah umat Islam hingga lunturlah ruhul jihad dari diri umat yang bernaung di dalamnya.

Demikian juga pembentukan Gerakan Anti Diskriminasi (Gandi) oleh Abdurrahman Wahid dalam upaya melindungi minoritass non muslim untuk menyaingi kongres Umat Islam 2 yang diadakan di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Tokoh-tokoh muslim semacam Dr. Said Aqil Siraj yang dengan terang-terangan memperjuangkan Khong hu cu agar diakui sebagai agama resmi, atau bolehnya berkhotbah di gereja, yang saat ini langkahnya diikuti oleh Dr. Nuril Arifin, serta merencanakan pembangunan rumah ibadah bersama untuk semua agama dalam satu gedung bertingkat dengan pembagian misalnya, tingkat dasar adalah masjid umat Islam, dan di atasnya adalah gereja umat Kristen, di atasnya  lagi untuk umat Hindu,  di atasnya untuk umat Budha, dan seterusnya, sebagaimana yang pernah dilontarkan dalam pidato Said Aqil di kota Tuban Jawa Timur sekitar tahun 2007.

    Tokoh-tokoh muslim lebih mementingkan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan (humanis) dari pada dasar keislaman sehingga dalam berpolitik pun lebih memperjuangkan nasionalisme.
     Tokoh-tokoh muslim berpaham sekuler yang berjuang dengan gigih untuk memisahkan urusan negara (pemerintahan) dari kaidah-kaidah agama sebagaimana yang sering digembar-gemborkan oleh Abdurrahman Wahid, Nur Cholis Majid, dkk.
    Tokoh-tokoh muslim yang menolak pemberlakuan atau formalisasi syariat Islam ke dalam konstitusi Republik Indonesia dengan dalih demokrasi dan kepentingan non muslim minoritas, seperti mereka yang bergabung dalam partai-partai nasionalis anti kepentingan Islam, seperti PDIP.
    Tokoh-tokoh muslim yang bergabung dalam gerakan jaringan Islam Liberal, yaitu satu gerakan yang sengaja menolak terhadap upaya umat Islam dam membentengi kemurnian akidah dan ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW jaringan ini sengaja mencampuradukkan antara yang hak (Islam)  dengan yang batil (agama selain Islam) dengan dalih persamaan kedudukan antar umat beragama, seperti Ulil Abshar Abdalah, Muqsid Ghazali, Guntur Romli, Zuhairi Misrawi, Luthfi Syaukani, dkk.
    Tokoh-tokoh Islam yang pindah haluan menjadi pentolan-pentolan aliran sesat, semacam Syiah Khomeiniyah, seperti Muhsin Labib, Jalaluddin Rahmat, Hasan Dalil, Otsman Syahab, Ahmad Barakbah, dkk.

Figur-figur tersebut di atas adalah cerminan dari banyaknya tokoh muslim yang terlibat konspirasi dengan pihak musuh Islam dalam usaha penghancuran akidah umat Islam. Bahkan tampak sekali mereka enjoy menjual agama Islam untuk kepentingan duniawi, semacam pencairan dana maupun pencapaian kedudukan tertentu di hadapan publik.  
Semoga dengan mengetahui hakikat yang terjadi dewasa ini, maka akan lebih mudah bagi umat Islam untuk mewaspadai, mana saja gerakan yang para tokohnya selalu memperjuangkan kelestarian ajaran agama Islam, dan mana saja gerakan yang para tokohnya itu justru berusaha menghancurkan Islam dari dalam.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Dendi  - Kota: Medan
Tanggal: 2/10/2014
 
Kiai saya mau bertanya: Marxisme itu apakah termasuk ateis, dan adakah buku (kitab para ulama aswaja) yg menjabarkan ideologi mereka ?? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern (Atheis). Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar.Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis.Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh.[4] Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya kepemilikan pribadi dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.

Kalau masalah buku khusus terbitan tokoh Aswaja, mohon maaf kami belum tahu, semoga ada info dari pengunjung yang lain.

2.
Pengirim: dnd  - Kota: medan
Tanggal: 4/10/2014
 
Trimakasih atas jawabannya.

Kalau tidak salah ada kitab ulama Aswaja yg membicarakan paham Komunisme yg Ateis itu, yaitu salah satu karangan Syaikh Abdul Qadir al-Mandili rahimahullah. Namun saya masih mencarinya melalui para ulama/ustadz2. Mohon doanya, moga saya dapat kitab tsb. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga Allah memudahkan usaha akhi.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam