RAHMAT ALLAH MAHA LUAS
Luthfi Bashori
Shahabat Anas RA berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Allah berkata : Hai Anak Adam, andaikata dosa-dosamu mencapai puncak langit, kemudian engkau memohon ampunan kepadaKu, niscaya Aku ampuni dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai Anak Adam, sesungguhnya andaikata engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau berjumpa denganKu, tidak mempersekutukanKu dengan suatu apapun, niscaya Aku memberimu ampunan sepenuh bumi. (HR. Tirmidzi dan ia berkata, ini adalah Hadits Hasan).
Imam Bushiri mengatakan dalam saja`nya:
Ya nafsu la taqnathi min zallatin adzuma # innal kabaira fil ghufrani kallamami.
(Hai Jiwa, janganlah engkau putus asa karena dosa yang besar # Sesungguhnya dosa-dosa besar itu bila diampuni, bagaikan garam yang melebur di air/menjadi kecil).
Dalam Alquran juga disebutkan fadhilah seseorang yang berziarah ke makam Nabi SAW untuk mengharap ampunan dari Allah, sebagaimana tertera yang artinya:
Andaikan ketika mereka yang berbuat dzalim (dosa) itu datang (berziarah) kepadamu (Nabi Muhammad SAW.), lalumereka minta ampun kepada Allah dan mereka dimintakan ampun oleh Rasulullah, pasti mereka akan mendapatkan Allah itu Maha Pengampun lagi Penyayang.
Ampunan Allah itu jauh lebih banyak dari dosa manusia, dan Allah tidak pernah menolak hambanya yang memohon ampunan. Sedangkan setan selalu meniupkan rasa putus asa kepada manusia. Karena itu jangan sampai seseorang terperangkap tipu daya setan. Karena ini pula Allah memanggil orang-orang yang berlumuran dosa dalam firman-Nya surat Az-Zumar ayat 53 yang artinya: Katakanlah hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (jika bertobat). Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az-Zumar 53)
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Amr Al-ash berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya bagi Allah tidak ada dosa yang tidak dapat diampunkannya, ada pada umat yang sebelum kamu, seorang yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang kemudian pergi kepada pendeta dan berkata: Saya telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat? Jawab pendeta: Tidak ada, sebab perbuatanmu sudah melampaui batas. Maka segera ia berdiri dan langsung membunuh pendeta itu sehingga genap yang dibunuh seratus orang. Kemudian pergi ke orang alim yang lain dan berkata: saya telah membunuh seratus orang, apakah ada jalan bagiku untuk bertaubat? Jawab orang alim itu: Sebenarnya perbuatanmu sudah melampau batas dan saya tidak mengetahui, hanya di sana ada dua dusun, yang satu bernama Bushra dan penduduknya orang-orang baik yang selalu mengerjakan amal ahli sorga, sedang yang lain bernama Kafrah, penduduknya hanya berbuat durhaka melakukan amal ahli neraka, maka bila kamu pergi ke Bushra dan mengikutibuatan mereka, maka jangan ragu bahwa tobatmu akan diterima.
Maka pergilah ia ke Bushra, dan ketika ia di tengah jalan jatuh mati, maka bertengkarlah Malaikat Siksa dan Malaikat Rahmat, sehingga bertanya kepada Allah dan diperintah: Ukur saja, maka ke dusun mana ia lebih dekat, masukkan ia kegolongan penduduknya.
Tiba-tiba terdapat ia lebih dekat ke dusun Bushra sekadar ujung jari, maka ia tercatat dari golongan penduduknya (alias tobatnya diterima oleh Allah).