Penyimpangan Faham Syi`ah Mengkafirkan Umat Islam
MUI PUSAT
Seorang ulama Syi`ah, Al-Kulaini mengatakan dalam kitabnya, bahwa semua umat islam selain Syi`ah adalah anak pelacur. (lihat al-Raudhah min Kafi, vol 8 hlm 227). Ulama Syi`ah lainnya, Mirza Muhammad Taqi berkata, selain orang Syi`ah akan masuk neraka selama-lamanya. Meskipun semua malaikat, semua Nabi, semua syuhada dan semua shiddiq menolongnya, tetap tidak bisa keluar dari neraka. ( lihat shahifah al-Abrar, vol 1 hlm 342.)
Lebih jauh, Al-Kulaini berkata, bahwa orang yang menganggap Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar itu muslim, tidak akan ditengok Allah pada hari kiamat dan dapatkan siksa yang pedih (alias masuk neraka). ( lihat Ushul min Kafi, vol 1 hlm 233). Padahal mayoritas umat Islam di dunia meyakini kesalehan para sahabat. Ini tidak lain karena mayoritas umat islam tidak meyakini rukun Imamah.
Menurut jumhur ulama Syi`ah Imamiah, percaya kepada Imamah adalah salah satu pokok agama, jika seseorang tidak mengimani Imamah / wilayah Ali dan keturunannya maka dia kafir kepada Allah.
Al kulaini berkata, Bermaksiat kepada Ali adalah kufur dan mempercayai orang lain lebih utama dan berhak dari beliau dalam Imamah adalah Syirik. (lihat Kafi, vol 1 hlm 232). Al-Majlisi menulis dalam bukunya, Sekte Imamiyah bersepakat bahwa sungguh orang yang mengikngkari Imamah salah satu dari imam kami dan menolak kewajiban dari Allah untuk mentaatinya adalah kafir yang pasti kekal di dalam neraka. ( lihat Bihar al-Anwar, vol 8 hlm 366, vol 23 hlm 390).
Berkaitan dengan hukum seorang muslim yang diklasifikasikan Mukhalif (yang berbeda pandangan dengan Syi`ah) (lihat buku putih mahzab Syi`ah hlm 62. Dijelaskan disana bahwa sikap Syi`ah terhadap yang pertama (mukhalif) adalah tetap menganggap mereka muslim dan mukmin dan tetap memiliki hak-hak sebagai seorang muslim yang harus dihormati jiwa, harta, dan kehormatannya.
Tetapi di kitab-kitab Syi`ah muktabar berkata lain, umunya menganggap muslim diluar mereka adalah kafir dan kekal di neraka), Yusuf Al-Bahrani, ulama Syi`ah muktabar menyatakan bahwa seorang mukhalif itu kafir, tiada baginya keislaman sedikit pun sebagaimana yang kami tahqiq dalam kitab al-Syihab al-Tsaqib." Sayyid Abdullah Syubbar berkata, `ketahuilah bahwa banyak ulama imamiyah menghukumi kafir bagi ahlul khilaf/mukhalif, seperti Sayyid al-Murtadha, didunia dan di akhirat.
Pendapat yang paling masyhur adalah mereka kafir dan kekal di neraka di akhirat kelak, namun berlaku aturan islam atas mereka dalam hal menjaga darah dan hartanya didunia. ( lihat Haqq al-Yaqin fi Ma`rifat Ushul al-Din, vol2 hlm 510-511).
Baqir al-Majlisi berkata, kaum mukhalif bukanlah ahli sorga, bukan pula ahli manzilah antara sorga dan neraka, tetapi mereka kekal di neraka. Jika al-Qaim datang, ia lebih dulu membunuhi mereka sebelum orang-orang kafir. (lihat bihar al-Anwar vol 8 hlm 361). Al-Mamqani berkata, inti dari riwayat-riwayat khabar itu adalah berlakunya hukum kafir dan musyrik di akhirat kelak bagi siapa saja yang bukan penganut itsna asyari. (lihat tanqih al-Maqal vol 1 hlm 208).
Dalam publikasi Syi`ah Indonesia, yang tidak mengenal Imam mati jahiliah, barangsiapa yang mati dan tidak ada imam baginya, atau tidak mengenal zamannya, ia mati jahiliah. Mati jahiliah berati mati tidak dalam keadaan islam.
Dengan demikian , orang yang tidak mempunyai imam atau tidak mengenal imam zamannya, ia dipisahkan dari kaum muslimin yang beriman. Walhasil imamah bagian dari aqidah juga.