URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 314 users
Total Pengunjung: 6224435 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
ISU HANGAT PASCA PERTEMUAN ALUMNI PIQ 
Penulis: Yusuf Hanafi [18/5/2009]
 
                               ISU HANGAT PASCA PERTEMUAN ALUMNI PIQ

                                                          Yusuf Hanafi

Dua hari yang lalu, tepatnya Ahad, 3 Mei 2009, saat menghadiri milad ma\`had kita (PAI), saya terkaget-kaget menyimak taushiyah Kyai Tercinta (KH. Bashori Alwi). Jujur, sampai hari ini, belum hilang kekagetan saya. Dalam forum temu alumni itu, beliau (jika saya tidak salah tangkap) terkesan memberikan \"warning\" agar mewaspadai PKS yang terindikasi kuat kontra dengan tradisi lokal di Indonesia, seperti maulid, tahlil, dsb. Beliau menambahkan bahwa PKS secara ideologis sangat dekat aliran Salafi yang berorientasi pada purifikasi, yakni pemurnian ajaran agama dari TBC (Takhayul, Churofat, dan Bid\`ah). Di samping mengutarakan hal tersebut di atas,Kyai juga mengaitkan PKS dengan HTI.

Awalnya, saya tidak kepikiran untuk menulis tanggapan di milis ini perihal materi taushiyah di atas. Selain takut kuwalat, tidak sopan, su\`ul adab, dan sejenisnya, saya juga tidak berkepentingan apapun dengan PKS. Namun membaca postingan dari Bubi kemarin, saya seolah terdorong untuk memberikan komentar. Tapi mohon teman-teman tidak salah paham, ini berada pada wilayah ijtihadiyah, sehingga apabila kita berbeda dengan yang lain (termasuk guru kita), itu adalah hal wajar dan biasa-biasa saja. Karena orang berpikir dan berpendapat dengan berpijak pada pengalaman hidupnya masing-masing.

Terus terang, saya intens berinteraksi dengan HTI. Namun bukan dalam kapasitas sebagai member, tapi mitra diskusi. Kebetulan saya berdinas di sebuah PTUN (Univ. Negeri Malang)--di mana aktivis HTI biasanya menguasai sentra-sentra strategis, seperti ketakmiran masjid kampus, UKM, BEM, dan semisalnya. Sebagai \"partner dialog\" (untuk mengatakan \"lawan dialog\"), saya tahu persis mereka \"anti negara bangsa\" (nation state), karena perjuangan mereka adalah penegakan khilafah. HTI juga anti pada sistem ketatanegaraan Barat yang demikian mengagungkan demokrasi. Bahkan salah seorang pemikir HTI bernama Abdul Qadir Zallum menulis buku berjudul al-Dimoqrothiyyah Nidzam al-Kufr (Demokrasi adalah Sistem Kafir).

Apa konsekuaensinya? HTI memboikot dan menolak berpartisipasi dalam semua piranti dan perangkat demokrasi. Ketika pemilu legislatif dan pemilu presiden adalah turunan dari sistem demokrasi, mereka pun menolak untuk ikut terlibat di dalamnya alias golput. \"Al-Ridho bi al-Kufri kufrun.\" Jelas, mereka tidak akan mau bergabung dalam parpol tertentu, termasuk PKS. Karena sistem kepartaian juga merupakan turunan dari demokrasi yang mereka nyatakan bejad, rusak, dan kafir.

Nah, saya menjadi bertanya-tanya, bagaimana kita bisa mengaitkan HTI dengan PKS sebab secara ideologis mereka berbeda?

Bagaimana dengan salafi? Hal ini akan saya komentari lain waktu. Maaf, lagi keburu ngajar..

Last but not least, kini tidak memiliki alternatif partai berbasis Islam yang layak dibanggakan karena partai-partai lawas berbasis Islam terus menunjukkan tren kemerosotan: (1) karena ada pembusukan internal (misalnya konflik di PKB); (2) kultus individu pada tokoh besarnya (baca: patronase) seperti thd Gus Dur, Amin Rais, dll.

Satu-satunya, partai Islam yang menunjukkan tren kenaikan suara hanyalah PKS (dari 7.4 di tahun 2004 menjadi 8,2 di tahun 2009) karena memang terbukti bersih dan peduli. Meski kenaikannya tidak sesignifikan Partai Demokrat. Jika PKS kita goyang, masihkah kita punya kebanggaan? Atau, kita bikin partai baru lagi aja, biar sekalian partai di Indonesia tambah banyak. Jika bikin partai baru, saya punya beberapa usul nama: PBQ (Partai Bil Qolam), PMD (Partai Madarijud Durus), PMN (Partai Maulid Nabi), silahkan diteruskan.. .


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Nasih  - Kota: Sumenep Madura
Tanggal: 18/5/2009
 
Ustadz Yusuf harus tahu, HTI jelas tidak sama dengan NU. bahkan lebih dekat dengan Muhammadiyah. Kami kira, KH. Bashori sebagai tokoh NU, menyampaikan pesan-pesannya itu lantaran para murid beliau adalah kader-kader NU, baik kultural maupun struktural yang dapat diharapkan kelak ikut benah-benah NU, yang sudah banyak diplencengkan orang dari aturan qunun asasi jam'iyyah. Secara fiqh, HTI jauh berbeda dengan amaliyah warga NU yang asli. Ustadz harus baca karya tulis Kiai Luthfi Bashori dalam kolom Teriakan Pejuang : ASLI MUSLIM INDONASIA SUNNI SYAFI'I, agar Ustadz tidak salah dalam mendiskrepsikan pemhaman ayahanda beliau, KH. Bashori Alwi. Ustadz juga perlu sharing pendapat dengan tokoh-tokoh NU seperti KH. Muhyiddin Abdus Shomad, agar Ustadz lebih jeli menilai suatu permasalahan yang berkembang di masyarakat. Taqyuddin Annabhani sebagai tokoh sentral HTI dalam karya tulisnya adalah menganut faham tajsiim fi dzaatillah, dan telah dicounter oleh Syeikh Abdullah Alharori seorang muhaddits yang ilmunya dapat diterima oleh ulama Ahlussunnah saat ini. Nah, Ustadz sebaiknya mempelajari hal-hal seperti ini juga. Bukan memutuskan benar tidaknya suatu kelompok karena hanya mempunyai teman sharing dari anggota mereka. Barangkali teman Ustadz itu termasuk salah satu orang yang terjerumus ke dalam hal-hal yang sesungguhnya tidak di mengerti oleh teman Ustadz itu sendiri. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakumullah kher atas partisipasi Akhi, semoga para pengunjung dapat mengambil hikmahnya. Akan kami teruskan kepada penulisnya.

2.
Pengirim: samsul sepat  - Kota: jember
Tanggal: 28/5/2009
 
masak cuma gara2 tidak ada partai islam yang bersuara besar, maka kita harus memilih partai itu cak? kalau ada pilihan antara dendeng sapi berlogo babi dengan dendeng babi berlogo sapi, cak yusuf pilih mana? yah kalau saya sih, orang namanya juga anak masih hijau, saya tak ikut abah yai saja deh. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Yaa, monggo kerso teman-teman sajalah. Kalau saya, selagi belum ada Capres-Cawapres yang sesuai dengan kreteria syariat, yaaa GOLPUT saja lah ... Boleh kook !!!

3.
Pengirim: neoumar  - Kota: malang
Tanggal: 5/6/2010
 
Mengapa umat Islam selalu berkelahi, yangsatu merasa benar dan ada pula yang membidah2kan orang lain, kita manusia biasa jauh dari zaman kepimpinan Rosulullah, bukankah kita ini orang yang ingin belajar baik , selama dasarnya Alqur'an dan hadist sahih, bukankah tidak masalah, hormati sesama muslem, musuh kita banyak seperti JIl/syiah/ahmadiyah apalagi yahudi dan orang munafiq nasrani, bukan kah kalau seperti saudara kandung kita ini anak anak Rosulullah yang belajar meniru prilaku ayahnya bukan saling ejek dan pukul dong. dan yang terakhir pesan buat Pks jadilah partai jujur selalu dan hormati sesama, HTI teruskan perjuanganmu tapi lebih santun ya dalam dakwah, untuk Dan yang terakhir saya sangt hormat dengan ustadz Lutfi Bsr sebagai idola saya tokoh NU yang saya kagumi, semoga selalu Salam Rahmad dan perlindungn Allah Swt, Ayo Tadz Adakan pengajian akbar mengenai bahaya JILdan kristenisasi Undang semua tokoh mayarakat dan ulama semalang, ........ALLAHUAKBAR...............Islam kuat bial bersatu  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jazakumullah khairan

4.
Pengirim: neoumar  - Kota: malang
Tanggal: 7/6/2010
 
Tadz JTR nya bagus, kemarin ana ikut, coba ditambahkan mengenai bahaya JIL , yahudi , kristenisasi dan Syi"ah juga,soalnya sohib ana ada yang masuk syi"ah dan iya mengenai nasib saudara kita di Gaza 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah. Jawaban sudah seharusnya sesuai dg yang ditanyakan. Juga tergantung dengan ayat-ayat Alquran yang kita baca juga, agar tidak melenceng jauh dari tema pembahasannya.

5.
Pengirim: mahrum ali  - Kota: pasuruan
Tanggal: 17/2/2012
 
saat ini sduah terbukti, bahwa PKS sdh bukan lagi asas Islam, melainkan asas nasionalis, sehingga PKS lebih mengarah arah politik yagn berusaha menjadi penguasa negara dengan segala cara, tetapi pola amaliyahnya mirip sekali dengan wahabiisme, mhn untuk dievaluasi kembali, jika memang saudara mendukung PKS, karena mau dikemanakan kita umat islam? berfikirlah yang cerdas. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kekecewaan umat Islam dengan perilaku para politikus Nasional sudah tida dapa dibendung lagi. Dasar partai yang dijadikan slogan, tidak dapat digunakan sebagai acuan kebaikan bagi politikus yang menjabat dalam sebuah partai. Buktinya ada beberapa oknum pengurus partai yang berasas Islam ternyata seorang koruptor kelas kakap.

 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam