Syi`ah Mengkafirkan Shahabat Nabi
(MUI Pusat)
Ni`matullah al-Jazairi (ulama Syi`ah) berkata, Bahwa Sayyidina Abu bakar dan Sayyidina Umar tidak pernah beriman kepada Rasulullah sampai akhir hayatnya. (lihat al-anwar al-Nu`maniyyah, vol 1 hlm 53). Tidak puas samapai disitu, ia juga memfitnah Abu bakar, Telah berbuat Syirik dengan memakai kalung berhala saat shalat dibelakang Nabi dan bersujud untuknya. (ibid vol 1 hlm 45).
Ulama Syi`ah lainnya, al-Kulaini mengatakan, bahwa seluruh Sahabat itu murtad setelah Nabi SAW wafat, kecuali tiga orang, al-Miqad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi (al-Kulaini, al-Raudhah min kafi vol 8 hlm 245 tentu saja yang dimaksud riwayat Syi`ah itu adalah sahabat selain Ali bin Abi Thalib). Sementara al-Iyasyi dalam tafsirnya, dan al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar, menyatakan bahwa meninggalnya Rasulullah karena telah diracun oleh Aisyah dan Hafshah (lihat tafsir al-Iyasyi vol 1 hlm 342, Bihar Anwar vol 22 hlm 516, vol 28 hlm 20 dan Hayat al-Qulub lil al-Majlisi bab 2 hlm 700).
Dalam kitab al-Thaharah, pemimpin revolusi Iran, al-Khumaini menyatakan bahwa Aisyah, Thalhah, Zubair, Mu`awiyah dan orang-orang sejenisnya meskipun secara lahiriyah tidak najis, tapi mereka lebih buruk dan menjijikan dari pada anjing dan babi (lihat al-Khumaini kitab al-Thaharah vol 3 hlm 457).
Sebagai bentuk taqarrub, tidak sedikit kitab Syi`ah yang mengemas pelaknatan sahabat dalam bentuk Do`a. Salah satunya adalah Doa Dua Berhala Quraisy dalam kitab al-Mishbah yang ditulis oleh syeikh al-Kafami. Doa yang ditujukan melaknat Abu bakar dan Umar ini diyakini memiliki derajat yang tinggi dan merupakan zikir yang mulia. Bahkan disebutkan pahalanya, jika baca saat sujud syukur, seperti para pemanah yang menyertai Nabi pada perang Uhud dan Hunain dengan satu juta anak panah (lihat Syeikh al-kafami, al-Mishbah fi al-Adiyat wa al-Shalawat wa al-Ziyarat hal 658-662).
Jalaluddin Rahmat menulis dalam bukunya, berdasarkan riwayat dalam kitab al-ansab karya Mashab al-Zubairi, disimpulkan bahwa Ruqayah dam Ummu Kultsum, istri khalifah Utsman, bukan putri Nabi Muhammad SAW (Jalaluddin Rahmat, al-Mustafa pengantar studi kritis tarikh Nabi, hal 164-165).
Di Indoniesia, berbagai publikasi Syi`ah telah memfitnah, menjelek-jelekkan, melaknat dan bahkan mengkafirkan Sahabat Nabi SAW. Di antaranya:
- Menyebut Abu bakar dan Umar sebagai Iblis (Abbas Rais Kermani, kecuali Ali hal 155-156)
- Menyamakan Abu Hurairah dengan Paulus yang telah merubah teologi Kristen (Antologi Islam, Risalah Islam Tematis dari Keluarga Nabi hal 648-649)
- Melecehkan dan memfitnah Sayyidah Aisyah tidak pantas menjadi Ummul Mukminin (ibid hal 59-60, 67-69)
- Syi`ah melaknat orang yang dilaknat Fatimah (Emilia Renita AZ. 40 masalah Syiah hlm 90).
- Dan yang dilaknat Fatimah adalah Abu bakar dan Umar (jalaluddin Rahmat. Meraih cinta Ilahi hal 404-405 dengan mengutip riwayat kitab al-Imamah wa as-Siyasah)
- Para Sahabat suka membantah perintah Nabi SAW(jalaluddin Rahmat. Sahabat dalam Timbangan al-Quran, Sunnah dan ilmi pengetahun hal.7)
- Para Shahabat merobah-robah Agama (artikel dalam buletin al-Tanwir yayasan Muthahhari edisi khusus no 298)
- Para Shahabat murtad (ibid hal 4)
- Ruqayyah yang dinikahi Utsman bukan putri Nabi, sehingga Utsman dianggap tidak menikahi dua putri Nabi SAW, tapi dua wanita lain (Jalaluddin Rahmat, al-Musthafa hal.164)
- Dia jelas membenci julukan Dzu-Nuraini (pemilik dua cahaya) karena Utsman bin Affan menikah dengan dua putri Rasulullah. Julukan itu kata jalal, harus kita hapus (manshukh) 1 (ibid hlm 165-166)
- Tragedi Karbala merupakan gabungan dari pengkhianatan Shahabat dan kelaliman musuh (Bani Umayyah) (Jalaluddin Rahmat. Meraih cinta Ilahi hal 493)
- Aisyah memprovokasi khalayak dengan memerintahkan mereka agar membunuh Utsman bin Affan Bunuhlah Natsal, karena ia sudah menjadi kafir! (catatan : Natsal adalah orang tua yang pandir dan bodoh). (Syarafuddin al-Musawi, dialog sunnah-Syi`ah hal 357)
- Aisyah, Thalhah Zubair dan shahabat-sahabat yang satu aliran dengan mereka memerangi Imam Ali as. Sebelumnya, mereka berkomplot untuk membunuh Utsman (Emilia Renita, 40 masalah Syi`ah hal 83. Secara halus penulis mengisyaratkan kekafiran mereka dengan ungkapan, Dengan begitu, mereka menentang wasiat Nabi SAW pada khatbah Wada Janganlah kalian kafir setelah aku tiada dan saling membunuh [shahih al-Bukhari, hadits 5688])
- Para pemimpin itu [Aisyah, Thalhah, Zubair dan lai-lain] tidak menuntut balas atas darah Utsman, karena mereka sendiri yang ada di paling persengkokolan itu. Mereka berpura-pura melakukan hal itu sebagai cara menjatuhkan kekhalifahan Imam Ali (Antologi isla, hal 518-519)
Semua itu adalah tuduhan dusta dan fitnah yang sangat keji kepada shahabat Nabi yang berdasarkan imajinasi dan cerita-cerita bohong, serta bentuk penodaan terhadap agama dan sejarah Islam.
Dalam publikasi Syiah juga dinyatakan, para Khulafa Rasyidin adalah fakta sejarah yang tidak bisa ditolak kebenerannya dan mereka juga adalah shahabat Nabi yang mulia dan faktanya mereka memiliki banyak prestasi (buku putih madzhab Syi`ah hal59). Namun, dibuku tersebut hal 40-49, ketika menyebut daftar para shahabat Nabi yang dijadikan panutan dan teladan bagi Syi`ah sama sekali tidak mencantumkan Abu bakar, Umar Utsman dan enam shahabat Nabi yang dijanjikan sorga oleh Nabi SAW.