URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 302 users
Total Pengunjung: 6224422 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PENYIMPANGAN AJARAN SYI`AH 
Penulis: Pejuang Islam [ 9/9/2016 ]
 


                              PENYIMPANGAN AJARAN SYI`AH



MUI PUSAT


1. Penyimpangan faham tentang orisinalitas Al-Quran

Menurut seorang ulama Syi`ah al-Mufid dalam kitab Awail al-Maqalat, menyatakan bahwa Al-Qur`an yang ada saat ini tidak orisinil. Al-Qur`an sekarang sudah mengalami distorsi, penambahan dan pengurangan. ( Al-Mufid, Awail Al-Maqalat , hal 80-81). Tokoh Syi`ah lain mengatakan dalam kitab Mir`atul Uqul Syarh al-Kafi, menyatakan bahwa Al-Qur`an telah mengalami pengurangan dan perubahan. (Baqir al-Majlisi, Mir`atul Uqul Syarh al-Kafi lil Kulaini, vol.12/525).

Al-Qummi, tokoh mufassir Syi`ah, menegaskan dalam mukaddimah tafsirnya bahwa ayat-ayat Al-Qur`an ada yang dirubah sehingga tidak sesuai dengat ayat aslinya seperti ketika diturunkan oleh Allah. (Ali bin Ibrahim al-Qummi, tafsir al-Qummi hal.5,9,10,11). Abu Manshur Ahmad bin Ali al-Thabarsi, seorang tokoh Syi`ah abad ke-6 H menegaskan dalam kitab al-Ihtijaj,  bahwa Al-Qur`an yang ada sekarang adalah palsu, tidak asli dan telah terjadi pengurangan. (Abu Manshur Ahmad bin Ali al-Thabarsi, al-ihtijaj vol.1 hal 156).

Ni`matullah al-Jazairi menyatakan dalam kitabnya al-Anwar al-Nu`maniyah, semua imam Syi`ah menyatakan adanya tahrif (perobahan) Al-Qur`an kecuali pendapat Murtadha, al-Shaduq dan al-Thabarsi yang berpendapat bahwa tidak ada tahrif. Dalam keterangan selanjutnya, dia menjelaskan bahwa ulama yang menyatakan tidak ada tahrif pada Al-Qur`an itu sedang bertaqiyah (Ni`matullah al-jazairi, al-Anwar al-Nu`maniyah, vol.2 hal 246-247).

Para ulama Syi`ah yang muktabar, seperti al-Mufid, al-Jazairi dan al-Majlisi, menjelaskan alasan Syi`ah memakai Al-Qur`an yang ada saat ini, Sungguh kaum Syi`ah disuruh membaca Al-Qur`an yang ada di antara 2 sampul dan tidak  menyatakan adanya tambahan atau pengurangan sampai datangnya al-Qaim (Mahdi), pada saat itu barulah al-Qaim membacakan kepada manusia wahyu Allah yang dikumpulkan oleh Ali ibn Abi Thalib.

Mereka melarang kita untuk membaca riwayat-riwayat yang berrtambah dari yang sudah ada di mushaf sekarang ini karena sumbernya tidak mutawatir alias ahad dan seorang bisa salah dalam menukilnya.

Di sisi lain, jika orang Syi`ah membaca selain dari pada yang ada di mushaf saat ini menyebabkan dirinya tertipu dan menyeretnya pada kehancuran, oleh sebab itulah para imam maksum melarang kita membaca selain dari yang ada di mushaf saat ini. (lihat Syaikh al-Mufid (336-413 H) Kitab al-Masa`il al-Sirawiyyah hlm 81-82, senada dengan itu lihat Nimatullah al-Jazairi (1050-1112 H) Kitab al-Anwar an`Nu`maniyah vol.2 hlm 248, Muhammad Baqir al-Majlisi (1037-1111 H) Mir`at al`Uqul Syarh al-Kafi vol.3 hlm 31 dan bihar al-Anwar vol.92 hlm 65).

Dalam publikasi Syi`ah Indonesia disebutkan, Transkrip ini (mushaf Ali)  berisi komentar dan tafsiran yang bersifat hermeneutic dari Rasulullah yang beberapa yang di antaranya telah diturunkan sebagai wahyu tapi bukan bagian dari teks Qur`an. Sejumlah kecil teks-teks seperti itu bisa ditemukan dalam beberapa hadits dalam usul al-Kafi.

Ini merupakan penjelasan ilahi atas teks Qur`an yang diturunkan bersama ayat-ayat Qur`an. Jadi, ayat-ayat penjelasan dan ayat-ayat Qur`an jika dijumlahkan mencapai 17.000 ayat. (lihat antologi Islam (Al-Huda 2012) hal 695, tampaknya pendapat ini mirip dengan pandangan Al-Shaduq dalam kitab al-I`tiqadat, hal 84-85 pasal al-I`tiqad fi Mablagh al-Qur`an.
Namun di hal 86 berikutnya al-Shaduq yang terkesan menolak tahrif, ternyata menyitir riwayat dari imam Ali yang menyodorkan mushafnya dan ditolak oleh para sahabat paska wafatnya Nabi tanpa sikap kritis. Suatu hal yang kontradiktif).

Yang dimaksud Imam Ali dengan penjelasanya adalah tafsiran Tuhan yang khusus. Amirul mukminin kemudian menyembunyikan transkrip tersebut, dan sepeninggalnya transkrip itu diberikan kepada para imam yang juga menyembunyikannya hingga saat ini karena mereka berharap hanya ada satu Qur`an di antara kaum muslimin.

Qur`an dan tafsirnya yang dikumpulkan Imam Ali tidak terdapat di kalangan Syi`ah di dunia kecuali Imam Mahdi as. Jika transkrip Ali dulu diterima, maka sekarang ini Qur`an dengan tafsir yang 696 kutipan ini dan di atas, adalah pengakuan yang tersirat mendukung adanya tahrif Al-Qur`an seperti riwayat-riwayat al-Kulaini dalam usul al-Kafi bahwa tak ada yang mengumpulkan dan menghafal Quran persis yang diwahyukan oleh Allah kecuali Ali bin Abi Thalib dan imam-imam setelahnya (vol.1 hlm 228) atau para imam yang mendapat wasiat. Jumlah ayat nya adalah 17.000 ayat (vol.2 hlm 634) yang turut hilang dibawah imam yang ke-12 al-Mahdi dan baru akan hadir lagi saat kembali dari ghaibahnya).

PANDANGAN ULAMA

Para ulama menyatakan dengan tegas bahwa Al-Qur`an yang pegang dan diamalkan umat Islam saat ini di seluruh dunia adalah asli, tidak ada pengurangan maupun penambahan. Allah Swt langsung yang menjamin keaslian dan keterpeliharaannya dari tahrif (distorsi dan interpolasi), Sungguh Kami yang telah menurunkan Al-Qur`an dan Kami pula yang akan menjaganya(Q.S. Al-Hijr:9). Keyakinan inilah yang menjadi prinsip dipegang seluruh ulam Islam.

Al-Qadhi Iyadh menukil pernyataan Abu Utsman al-Haddad bahwa semua ahli tauhid bersepakat atas kekafiran orang yang mengingkari satu huruf dari Al-Qur`an. 45 (lihat al-Syifa bi ta`rif huquq al-musthafa, vol.2 hlm 304-305).  

Ibnu Qudamah al-Maqdisi menyatakan, Tidak ada perbedaan di antara kaum muslimin bahwa orang yang mengingkari satu surah atau ayat atau kata, atau huruf dari Al-Qur`an, disepakati telah kafir. (lihat lum`at al-Itiqad, hal 20).

Imam Ibnu Hazm berkata, mengatakan diantara dua sampul Al-Qur`an ada perobahan adalah kekufuran yang nyata dan mendustai Rasulullah SAW. 47 (lihat al-Fishal fi milal wa an-nihal vol.5 hlm 22).

Abdul Qahir al-Baghdadi menulis, Ahlussunnah mengkafirkan orang Rafidhah yang beranggapan Al-Qur`an saat ini tidak menjadi hujjah disebabkan kalimnya bahwa para sahabat Nabi telah merobah sebagian Al-Quran  dan mentahrif sebagian lainnya. (lihat al- farqu bayna al-firaq, hal 327).

Al-Imam al-Hafizh Abu Amr al-Dani berkata, Orang yang menolak atau mengingakari 1 huruf dalam Al-Qur`an adalah kafir. Orang yang meyakini terjadinya perubahan dalam Al-Qur`an adalah sesat, menyesatkan, kafir dan bermaksud membatalkan ajaran Islam. (lihat al-Risalah al-Wafiyah, hal. 105)

Syaikh Nawawi Banten berkata, Orang yang mengingkari satu ayat atau satu huruf Al-Qur`an, atau menambahkan satu huruf ke dalam Al-Qur`an, adalah murtad I`tiqadi. (lihat mirwat Shu`ud al-Tashdiq Syarh sullam al-Taufiq, hal.11).

Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah Hadits tentang penolakan Sayyidina Ali atas tuduhan orang-orang yang menyangkan bahwa beliau telah menerima wahyu selain Al-Qur`an. Dari Abu Juhaifah, bahwa ia bertanya kepada Ali, Apakah anda menyimpan wahyu selain Al-Qur`an ? Ali menjawab,  Tidak, demi Allah yang membelah biji dan menciptakan jiwa, aku tidak mengetahui hal itu, kecuali pemahaman Al-Qur`an yang diberikan Allah kepada seseorang, dan isi lembaran ini. Ia bertanya: Apa isi lembaran itu ? Ali menjawab: Diyat aqilah, pelepasan tawanan, dan seorang muslim tidak dibunuh sebab orang kafir.

Jika merujuk ke Fathful Bari, dijelaskan bahwa Ali telah menegaskan bahwa Ahlul bait tidak punya kitab seci selain Al-Qur`an. (lihat Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, al-Maktabah al-syamilah).

Ibnu Abi Dawud al-Sijistani (230-316 H) meriwayatkan 5 atsar dari Ali bin Abi Thalib yang memuji Abu Bakar as-Shaddiq sebagai orang yang pertama melakukan pengumpulan Al-Qur`an ke dalam  suhuf. (lihat kitab al-Mashahif, atsar no.14 hal.153-154, ditahqiq oleh Dr.Muhibbuddin Waizh).

Ia juga meriwayatkan 2 atsar dari Ali bin Abi Thalib yang memuji kebijakan khalifah  Utsman bin Affan yang membakar mushaf-mushaf selain kodifikasi mushaf Utsmani. Jika Utsman tidak melakukannya, maka saya yang melakukan itu, tegas Ali.  (lihat kitab al-Mashahif, atsar no 39-40 hal176-177).

Ini membuktikan ijma para shahabat Nabi, termasuk Ali dan Ahlulbaitnhya, dan seluruh umat Islam atas kodifikasi mushaf Al-Imam (Utsmani).

Selain itu, ragam qiraat Al-Qur`an yang mutawatir dari Rasulullah ada tujuh yang populer disebut Qiraat sab`ah. Syarat mutlak suatu qiraat dinilai mutawatir salah satunya adalah kesesuaian qiraat itu dengan system penulisan mushaf Utsmani yang menjadi ijma` para sahabat.

Ada empat jalur sanad qiraat sab`ah yang mutawatir itu, yang dicatat oleh Ibnu alJazari (w.751-833 H) (lihat ibnu al-Jazari ad-Damasyqi, an-nasyr fil qiraat al-Asyr, vol.1 hlm 133, 155, 165t, 172.), bersumber dari riwayat Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbait, yaitu:

  1.     Qiraat Abu Amr bin al-Ala (68-154 H) dari Nashr bin Ashim dari yahya bin Yamur. Keduanya menerima qiraat dari Abul Aswad ad-Dauli, dari Ali bin Abi Thalib.
  2.     Qiraat Ashim bin Abi an-Nujud (w.127 H) dari Abu Abdirrahman as-Sulaimi, yang menerimanya langsung dari Ali bin Abi Thalib.
  3.     Qiraat Hamzah az-Zayat (80-156 H) dari Ja`far As-Shadiq dari Muhammad al-Baqir dari Ali zainal Abidin dari Al-Husain dari Ali bin Abi Thalib.
  4.     Qiraat al-Kisa`I (w.189 H) dari Hamzah az-Zayat dengan jalur sanad seperti sanad paa nomor 3 di ats. Dengan jalur-jalur sanad itu kita dapat pastikan bahwa Ahlulbait tidak keluar dari ijma kaum muslimin yang menyepakati otoritas Mushaf Utsmani.

Seluruh fakta di atas telah membantah keyakinan Syi`ah bahwa Al-Qur`an yang dijadikan pedoman umat islam diseluruh penjuru dunia adalah palsu atau tidak sempurna, meski secara de facto tetap mereka gunakan. Hal ini sangat bertentangan dengan pendapat kaum muslimin dan para ulama Shalih. Padahal Rasul menyatakan bahwa, Umatku tidak akan bersepakat dalam kesesatan. (lihat al-Mustadrak Ala al-Shalihain, kitab Al-Ilm, maktabah Syamilah). Sehingga kaum Syi`ah telah menyalahi ketentuan ini dan telah mengingkari hadits shahih serta bertentangan dengan keyakinan umat Islam.

Dengan demikian, Syi`ah telah menyimpang karena mengingkari autentisitas (keaslian) dan kebenaran Al-Qur`an, sebagaimana  poin nomor 4 dari 10 kriteria pedoman identifikasi aliran sesat yang difatwakan MUI  dalam rakernas tahun 2007.


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: jalan ahlul bait  - Kota: bandung
Tanggal: 9/5/2014
 
fakta menunjukan orang2 dari kalangan pemimpin NU saja menyatakan syiah imamiyah dan zaidiyah sah keislamannya dan tidak menyimpang. anda bisa temukan komentar ketua PBNU KH Said aqil siradj, Qurais shihab, menteri agama, gus dur dan tokoh2 NU lainnya. Jadi jangan pendapat pribadi antum tentang syiah lalu membajak nama NU supaya kelihayan keren. ITU NAMANYA PENDUSTA....tauuuu

giliran diajak diskusi langsung dgn orang syiah imamiyah (baca: jalan ahlul bait), antum tak berani...lalu sembunyi dibalik dinding. apakah antum mengira tulisan antum ini tidak dimintai pertanggungan jawab oleh Allah diakhirat kelak !!!.

tulisan antum ini hanya mampu mempengaruhi orang nu yg lugu dan awam saja tidak lebih  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Untuk berikutnya, kami sengaja mendelete semua kiriman hujatan yg tidak tidak ilmiah atau yang tidak menggunakan nama jelas serta identitas lengkap.

2. Gusdur, Said Agil Siraj, Quraisy Syihab dan tokoh liberal lainnya, bukan panutan kami, Alhamdulillah kami adalah pengikut KH. Hasyim Asy'ari yg telah mevonis kekufuran Imamiyah dan kesesatan Zaidiyah.


BUKU KECUALI ALI

Karya Tokoh Syiah, Abbas Rais Kermani


Luthfi Bashori

Buku ini dalam bahasa Indonesia berjudul KECUALI ALI, setebal 400 halaman, adalah terjemahan dari buku berbahasa Persia berjudul Ali Oyene-e Izadnemo, karya Abbas Rais Kermani, yang diterjemahkan oleh Musa Shahab, M. Ilyas dan diterbitkan oleh Penerbit Alhuda P.O Box 7335 JKSPM 12073 e-mail info@icc-jakarta.com.

Kami cuplikkan beberapa poin penting untuk dipahami oleh umat Islam tentang hakikat ajaran Syiah Imamiyah yang saat ini dikembangkan di Indonesia. Hal ini dengan maksud agar dapat ditimbang oleh umat islam dengan aqidah yang benar, sesuai keyakinan umat Islam yang selama ini diyakini secara estafet, diterima dari para ulama masa kini, yang mereka riwayatkan dari para ulama salaf sebelumnya, dan secara runtut dipelajari dari generasi pertama kalangan umat Islam, yaitu dari para Tabi’in, bersambung kepada para Shahabat yang secara otomatis didapatkan dari sumber utama tentang detail-detail ajaran agama Islam, yaitu ajaran Rasulullah SAW yang bersumber dari Alquran dan Hadits.

Berikut pernyataan dalam Muqaddimah buku KECUALI ALI, tulisan Ali akbar Mahdi Por :

Ø Imam Shadiq as dalam menafsirkan ayat : Kullu syai-in haalikun illaa wajhahu (Segala sesuatu itu akan musnah, kecuali wajah Allah …). Berkata : Yang dimaksud Wajah Allah dalam ayat ini adalah Ali as. (Hal. 22).

Ket : Dalam semua kitab tafsir karangan para ulama salaf diterangkan, bahwa yang dimaksud Wajah Allah dalam ayat ini adalah Dzat Allah. Dengan demikian, aqidah Syiah meyakini bahwa Sy. Ali bin Abi Thalib adalah Dzat Allah itu sendiri. Tentunya pemahaman ini sama dengan pemahaman kaum Nasrani yang mengatakan Nabi Isa as adalah Tuhan, dan secara otomatis memberi pengertian bahwa Tuhannya kaum Nasrani adalah Nabi Isa as (Yesus). Dari sini juga menjadi jelaslah bagi umat Islam, dalam keyakinan kaum Syiah bahwa Tuhannya kaum Syiah adalah Sy. Ali bin Abi Thalib.

Pada Kata Pengantar yang ditulis oleh pengarang buku KECUALI ALI, disebutkan sebagai berikut :

Ø Diriwayatkan juga bahwa alam diciptakan setelah penciptaan Empat Belas Manusia Suci as. (ket: maksudnya empat belas manusia suci adalah para imam Syiah). Dalam riwayat lain diberitakan bahwa para malaikat diciptakan dari cahaya Ali as. (Hal. 28)

Ket : Dalam ajaran agama Islam, belum pernah ada satu ayat maupun hadits pun yang mengatakan bahwa para malaikat itu diciptakan dari cahaya Sy. Ali bin Abi Thalib sa. Setinggi apapun derajat Sy. Ali bin Abi Thalib, beliau hanyalah saudara sesupu/misan dan menantu dari seorang Nabi akhir zaman, Nabi yang diturunkan Alquran Firman Allah kepadanya, Nabi yang ketinggian derajatnya di hadapan Allah tidak ada satupun makhluq yang dapat menyamainya, beliau adalah Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan Sy. Ali bin Abi Thalib tidak akan mendapatkan kemulaian sedikitpun jika bukan karena beliau menjadi umat Nabi Muhammad SAW, yang sekaligus dinisbatkan sebagai Ahlul baitnya Nabi SAW, dikarenakan tali persaudaraan beliau adalah sebagai saudara sepupu/misan dan menantu Nabi Muhammad SAW. Yang dikemudian hari Sy, Ali ini diberi amanat oleh umat Islam sebagai khalifah ke empat, yaitu sebagai pengganti kepemimpinan di kalangan umat Islam, pasca wafatnya Nabi Muhammad, Sy.Abu Bakar, Sy. Umar, dan Sy. Utsman.

Dalam ajaran agama Islam, bahwa kelompok manusia yang ma’shum (mendapatkan penjagaan dan keistimewaan khusus dari Allah) hanyalah para Nabi, sedangkan Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi atau Nabi yang terakhir, dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Sy. Ali bin Abi Thalib bukanlah seorang Nabi, beliau adalah manusia biasa, namun mendapatkan kemuliaan karena sebagai keluarga Nabi SAW dan menjabat sebagai khalifah ke empat dalam sejarah Islam.

Adalah suatu hal yang sangat mustahil jika para malaikat itu diciptakan dari cahaya sy. Ali bin Abi Thalib yang bukan seorang Nabi itu. Sedangkan para malaikat itu diciptakan sebelum diciptakanya umat manusia. Allah berfirman yang artinya :

(Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpankan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui). QS. Albaqarah. 30.

Sebagai umat Islam, kita tetap wajib menghormati dan mencintai Sy. Ali bin Abi Thalib ra, karena beliau adalah termasuk Ahlul baitnya Nabi SAW, sebagai shahabatnya Nabi SAW, sebagai khalifahnya Nabi SAW, dan beliau termasuk ulamanya kaum muslimin, serta tokoh Islam yang susah dicari bandingannya di jaman sekarang. Namun kita tidak akan mengkultuskan Sy. Ali bin Abi Thalib ra seperti yang dilakukan oleh kaum Syiah Imamiyah - Iran.

Pengkultusan yang dilakukan kaum Syiah terhadap Sy. Ali ini jelas-jelas diharamkan oleh agama Islam, bahkan pengkultusan kaum Syiah terhadap Sy. Ali ini sudah sampai pada batas syirik dan kufur.

---------------------------------

MENYINGKAP BUKU SYIAH ‘KECUALI ALI’ - (2)

Luthfi Bashori

Pengkultusan kaum Syiah Iran terhadap Sy. Ali bin Abi Thalib, benar-benar terbukti dan bukan pepesan kosong, bahkan untuk kepentingan aqidahnya itu, kaum syiah berani membuat hadits-hadits palsu di luar nalar muslim normal demi menguatkan argumentasinya, karena itu umat Islam perlu membaca bukti-bukti yang tertera dalam buku ini, sebagai berikut:

ALI SEBAGAI PENGAJAR JIBRIL

Ketika Jibril menghampiri Nabi SAW, tiba-tiba Imam Ali juga menemui beliau SAW. Jibril berdiri untuk memuliakan dan menghormati Ali AS.

Rasulullah SAW bersabda kepada jibril, “Apakah engkau berdiri untuk menghormati pemuda ini?

Jibril memaparkankan, ‘Ya, dikarenakan dia memiliki hak pengajar kepadaku.’ “

Rasul Saw berkata, “ Apakah hak itu?

Jibril menjelaskan, ‘ketika Allah menciptakanku, lalu Dia menanyaiku, ‘Siapakah engkau, siapa namamu, siapa Aku dan siapa nama-Ku?. Saya merasa kikuk, apa yang harus aku jawab, secara tiba-tiba seorang pemuda (Ali AS), manifestasi dari alam Nuraniyah berkata, ‘Katakanlah! Engkau adalah Tuhan yang Maha agung, nama-Mu indah, dan aku adalah hamba-Mu yang hina-dini, namaku Jibril.’

Rasul yang mulia SAW berkata, ‘Berapa umurmu?’ (yakin pada masa tersebut, berapa tahun sudah terlewati)

Jibril menjawab, ‘saya tidak memiliki perhitungan atas umur. Namun, bintang-gemintang di Arsy akan terbit satu kali selama 30.000 tahun dan setelah itu, terbenam lagi. Maka saya sudah sampai 30 ribu kali melihat bintang-gemintang tersebut (muncul dan tenggelam).
>(Buku Kecuali Ali, halaman 35).

ALI ADALAH NERACA PENGHITUNG AMAL PERBUATAN MANUSIA DI AKHIRAT :

Ali AS dengan benderanya, di bawah naungan Arsy, datang dan berdiri di sisi Rasulullah SAW. Dengan bendera itu dia menuju surga. Bagaimana pun juga, Adam AS dan anak cucunya (Bani adam) akan berada di bawah naungan bendera ini.

Dia akan menjadi neraca segala perbuatan sebagaimana yang disebutkan dalam doa ziarah kepada beliau (Ali) AS, “Salam bagimu, wahai neraca segala perbuatan.”

Keimanan dan perbuatan kaum mukmin haruslah sesuai dengan keimanan dan perbuatan Imam Ali AS melalui perhitungan ini, salah satu makna dari neraca di hari kiamat adalah Imam Ali AS.

Imam Ali AS adalah penghitung amal perbuatan dihari kiamat, “ sesungguhnya (hanya) kepada kami-Lah (yaitu Ali) mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban kami-Lah menghisab mereka.

Hal ini nampak jelas dari kandungan khatbahnya, (berkata) Imam Ali AS, “Aku adalah saudara Rasulullah SAW. Telah dikaruniakan kepadaku (ikhtiyar) neraca, bendera, dan telaga Kautsar. Aku adalah yang paling utama dari Bani Adam dan aku akan menghisab (perbuatan) makhluk Allah (manusia) serta memberika adzab bagi penghuni neraka di tempat-tempat mereka.

Imam Ali AS adalah hakim yang mengadili di hari kiamat sesuai dengan keadilan Ilahi.
>(Buku Kecuali Ali, halaman 41).

Keterangan: Dari sini, jelas sekali jika kaum Syiah Imamiyah telah mensejajarkan kedudukan Sy. Ali RA dengan ketuhanan Allah, Dzat Yang Maha Pengadil di hari kiamat dan tiada sekutu bagi-Nya.

2.
Pengirim: rey em  - Kota: pekanbaru
Tanggal: 17/5/2014
 
Subhanallah, subhanallah, subhanallah...Maha Suci Allah SWT yg telah menjaga aku & keluargaku dari godaan syi'ah yg sesat, Subhanallah...

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Amiin ya rabbal alamiin

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam