PENDAPAT PARA ULAMA TENTANG SYI’AH
MUI Pusat
• Imam Malik bin Anas: “Orang yang mencaci maki para shahabat Nabi, mereka tidak memiliki saham atau bagian di dalam Islam”. (Diriwayatkan oleh al-Khallal dalam kitab as-sunnah, vol.1/493 dan Ibnu Battah dalam al-Ibanah as-Sughra, hal.162.)
• Imam Syafi’i: “Saya tidak pernah melihat seorangpun dari para pengikut hawa nafsu yang paling banyak berdusta dalam dakwaannya dan yang paling banyak beraksi palsu dari pada Rafidhah.” (Dirawikan oleh Ibnu Battah dalam al-Ibanah al-Shugrhra vol.2/545, al-Bayhaqi dalam manaqib al-Syafi’I vol.1/468, dan al-Lalikai dalam Syahru as-sunnah vol.8/1457) Abu Yusuf Yaqub bin Yahya al-Buwaithi- murid Imam Syafi’i- bertanya kepada beliau, “Bolehkah saya Shalat bermakmum di belakang Rafidhi? “ beliau menjawab, “Jangan shalat di belakang Rafidhah, orang Qadariyah, dan orang Murji’ah.” (Lihat al-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala’,vol10/31)
• Imam Ahmad bin Hambal: “Dari Abdul Malik bin Abdil Hamid berkata, saya telah mendengar Abu Abdillah (Ahmad bin Hambal) berkata, siapa yang mencaci shahabat, saya mengkuatirkan atasnya kekafiran. Lalu ia berkata, siapa yamg mencaci maki para shabahat Nabi SAW kami tidak merasa aman atasnya telah keluar dari agama islam. (Al-Khallal dala, kitab as-Sunnah, vol.1/493) dan dari Abu Bakar al-Marrudzi berkata, “Aku tanyakan Abu Abdillah tentang orang yang mencaci maki Abu Bakar, Umar dan Aisyah apa hukumnya?” Beliau berkata, “Saya tidak melihatnya berada di dalam islam.” (Al-Khallal dalam kitab as-Sunnah, vol.1/493)
• Imam Bukhari: Al-Bukhari berkata: “Saya tidak akan shalat di belakang penganut jahamiah dan Rafidhah, itu sama seperti shalat di belakang Yahudi dan Nasrani, (umat Islam) tidak boleh mengucapkan salam kepada mereka, tidak menjenguk, tifdak boleh menikahkan, tidak boleh menyaksikan jenazahnya, dan tidak boleh memakan sembelihannya.”32 (Al-Bukhari, Khalaqu Af’al al-Ibad, vol.1/148, vol.2/33)
• Imam Abu Zur’ah ar-Razi: “jika anda meliahat seorang yang merendahkan salah satu shahabat Rasulullah SAW maka ketahuilah bahwa dia itu zindiq, karena Rasul menurut kita adalah haq, dan Al-Quran juga haq, sementara para sahabat Rasul yang telah meriwayatkan Al-Quran dan sunnah Nabi kepada kita. Sebenarnya mereka hendak melukai para saksi kita untuk membatalkan kebenaran Al-Quran dan Sunnah. Sebaliknya, mencela status mereka (para pencela sahabat) itu lebih berhak dicela karena mereka adalah kaum zindiq.”33 (Al-Khatib al-Baghdadi, al-Kifayah fi Ilmi al-Riwayah, hal49)
• Imam Abu Bakar Ibn al-Arabi dalam al-Awashim min al-qawashim: “Orang Yahudi dan Nasrani tidak menyetujui persepsi terhaddap para shahabat Musa dan Isa seperti gambaran kaum Raffidhah terhadap para shahabat Muhammad SAW ketika mereka memvonis para shahabat Nabi telah bersepakat atas kekafiran dan kebatilan.” (lihat al-Awashim min al-Qawashim, hal 314. Maksudnya Syi’ah lebih jahat dari Yahudi dan Nasrani karena mereka tidak pernah menjelek-jelekan shahabat setia Nabi mereka.)
• Imam Ibnu al-Jawzi: “ sikap ekstrim Rafidhah dalam mencintai Ali membawa mereka untuk membuat hadist-hadist palsu tentang keutamaannya yang kebanyakan justru menjelakkan dan menyakiti beliau. Mereka juga merekayasa mazhab fikih sendiri dan berbagai khufarat yang menyalahi ijma’ dalam banyak masalah yang cukup panjang bila disebutkan, semuanya merobek Ijma’. Iblis telah mempengaruhi mereka untuk merekayasanya tanpa berdasar kepada atsar dan qiyas, tapi hanya berdasar kepada kasus-kasus. Keburukan Rafidhah terlalu banyak umtuk dihitung.” (Lihat Talbisu Iblis hal 136-137)
• Imam as-Syaukani dalam kitab Quthr al-Waliyy fi Hadist al-Waliyy: “ketahuilah bahwa kejahatan Rafidhah dan Bid’ah buruk mereka menyebabkan buntut paling buruk dan celaka yang paling jelek, ketika mereka mengetahui bahwa Al-Quran dan Sunnah menyerukan kerugian dan kehancuran atas mereka dengan suara tinggi, merekapun memusuhi Sunnah yang suci dan mencederai para ahlinya yaitu para shahabat yang Allah meridhai mereka, dan mereka memutarbalikkan serta menjadikan orang yang memegangi Sunnah dikonotasikan sebagai musuh Ahlubait , mereka telah membatalkan Sunnah seluruhnya dan menggantikannya dengan kedustaan-kedustaan yang mengandung cacian dan celaan kepada sahabat dan orang-orang yang mengusung Sunnah, berpedoman dengannya dan mengamalkannya dari kalangan Tabi’in dan para pengikutnya dengan keji, sampai mereka dinamai dengan Nashib (yang membenci amirul mukminin Ali dan putera-putranya). Semoga Allah menjauhkan (melenyapkan) Rafidhah dan mencongkel mereka.” (Lihat Quthr al-Waliyy fi hadist al-Waliyy hal 305-306).