AYO BERIBADAH
Luthfi Bashori
Ibadah adalah kata lain dari menghambakan diri kepada Allah. Tentunya bagi setiap umat lslam yang ingin dirinya merasa dekat kepada Allah, maka solusi yang tepat adalah memperbanyak amal ibadah.
Cakupan arti ibadah itu sangatlah luas, bahkan termasuk amalan berdzikir atau ingat kepada Allah juga termasuk ibadah. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang artinya: `Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia itu kecuali hanyalah untuk beribadah/menyembah/ingat kepada-Ku`.
Ini pertanda bahwa kewajiban beribadah itu benar-benar datangnya dari Allah. Maka hamba yang shaleh, haruslah mematuhi apa yang telah digariskan oleh Allah, seperti melaksanakan kewajiban shalat, zakat, puasa dan haji, yang mana amalan wajib ini sering disebut sebagai ibadah mahdhah.
Namun, di samping amalan ibadah mahdhah itu, tentunya ada juga amalan sunnah lainnya yang perlu untuk digiatkan bagi setiap hamba Allah.
Ibadah sunnah ini lazimnya disebut sebagai ibadah ghairu mahdhah, seperti amalan bersedekah kepada kaum fuqara dan masakin, atau belajar mendalami ilmu agama Islam, atau membantu kepentingan orang lain.
Termasuk salah satu ibadah ghairu mahdhah adalah memperbanyak bacaan kalimat thayyibah (ucapan yang baik), seperti bertasbih, bertahmid (syukur), bertahlil, bertakbir, bershalawat kepada Nabi SAW, dan lain sebagainya.
Selain seseorang itu diperintahkan untuk melaksanakan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah kepada Allah, maka setiap orang itu juga diperintahkan untuk menjaga akhlak mulia, dan menjaga kehormatan diri dan keluarganya, juga diperintahkan untuk ikut menghidupkan syiar agama Islam, contohnya menghadiri majelis dzikir, majelis ilmu dan lain sebagainya.
Amalan-amalan semacam inilah yang hakikatnya dapat mempertebal keimanan seorang hamba. Karena kondisi keimanan seseorang itu adakalanya bertambah kuat, tapi ada kalanya berkurang.
Tatkala keimanan seseorang itu sedang berkurang maka hendaklah dia mempertebalnya dengan cara lebih aktif beribadah kepada kepada Allah, tentunya dengan berbagai macam variasi sebagaimana tersebut di atas.
Jika keimanan seseorang itu sedang dalam keadaan bertambah atau menguat, biasanya ia akan mendapatkan kelezatan hidup dan ketentraman jiwa, serta didukung pula dengan pendapatan rezeki yang cukup dari Allah.
Sebagaimana Allah telah menjanjikan kepada siapa saja yang selalu takut kepada-Nya, maka Allah akan memberikan solusi, dan akan memudahkan rejeki bagi orang itu.
Karena itu, orang yang keimanannya sedang dalam keadaan memuncak, maka ia akan merasa aman dan nyaman, serta merasa tentram dalam menjalani kehidupannya.
Ini berbeda dengan orang yang keimanannya sedang menurun, maka yang terjadi adalah merasakan hidup yang penuh dengan rintangan dan kesusahan, serta merasa sulit dalam menjalani kehidupannya.
Dari sinilah, umat Islam yang berakal normal dan berotak cerdas, akan selalu berpikir bahwa ternyata beribadah kepada Allah itu adalah sesuatu yang sangat positif, sedangkan bermaksiat dan meninggalkan perintah Allah adalah sesuatu yang sangat negatif.
Nabi SAW sendiri pernah memberi contoh bentuk ibadah sunnah yang mudah untuk diamalkan oleh umat Islam, Beliau SAW bersabda: `Senyummu untuk saudaramu sesama muslim itu adalah ibadah`.
Jadi, seorang hamba yang selalu berusaha menyenangkan hati sesama muslim itu sudah dihitung ibadah. Mudah-mudahan contoh anjuran Nabi SAW ini dapat dijadikan motifasi bagi umat Islam untuk menggiatkan diri aktif ibadah kepada Allah.