AMAL YANG BURUK DAN BENTUKNYA
Luthfi Bashori
Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata. Adapun hamba yang berdosa dan durhaka kepada Tuhan Yang Maha Agung dan mati tanpa bertaubat dan tidak berubah, bilamana orang yang terpedaya dan malang ini keluar dari kuburuannya, keluar pula bersamanya amal buruk yang dikerjakannya dulu di dunia. Amal itu telah menemaninya di dalam kubur. Apabila hamba yang tertipu itu memandang amalnya, ia melihatnya berwarna hitam menakutkan. Setiap kali ia melewati peristiwa hebat dan api maupun kesulitan di hari kiamat, amalnya berkata kepadanya: Hai musuh Allah, semua ini untukmu dan engkaulah yang dimaksud dengannya.
Semua perbuatan manusia akan menjelma, baik ketika manusia hidup, di alam kubur, maupun ketika bangkit dari alam kubur memasuki hari kiamat. Perbuatan yang baik akan menjelma menjadi suatu bentuk kebaikan yang akan menemani dan menuntun di hari yang manusia tidak mengetahui kemana harus melangkah, ia akan menjadi teman yang baik di saat pengamalnya itu kebingungan. Begitu juga amal yang buruk akan menjadi siksaan dan teman yang sangat menakutkan.
Amal baik maupun amal buruk, pada proses awwalnya akan ditemui oleh para pengamalnya itu di alam kubur, dan ini yang paling dekat dengan kehidupan manusia di dunia ini. Fartaqib (maka tunggulah atas pasca kehidupan dunia) innahum murtaqibuun (sesungguhnya mereka pula adalah orang-orang itu menunggu).
Orang yang tidak mempercayai adanya kehidupan di alam kubur, pasti akan menyesal saat meninggal dunia, karena ia tidak dapat mempersiapkan diri untuk menjadi penghuni kubur yang berbahagia, caranya dengan memperbanyak amal ibadah yang baik dan benar.
Umat Islam yang berfaham Alhus sunnah wal jamaah, menyakini adanya kenikmatan atau siksa kubur, artinya bahwa kehidupan alam kubur itu ada. Namun ada pula orang yang mengaku dirinya muslim, namun mengingkarinya kehidupan di alam kubur.
Padahal, baik Alquran maupun hadits, sudah jelas-jelas menyebutkan tentang keberadaan kehidupan di alam kubur, sebagaigaimana di dalam surat Al Baqarah, ayat 154 yang artinya: "Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur dijalan Allah, mati. Bahkan mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.". Dalam surat Ali Imran, ayat 169 yang artinya: "Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapatkan rezeki."
Dari Sy. Ibnu Abbas, beliau berkata: Nabi shallallaahu alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar (menurut mereka bedua), lalu Nabi bersabda: �Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tak membersihkankan bekas kencingnya, & yang lain karena selalu melakukan namiimah (adu domba) (HR. Bukhari dan Muslim).
Sy. Utsman bin Affan mengatakan: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Alam kubur adalah awal perjalanan akhirat, barang siapa yang berhasil di alam kubur, maka setelahnya lebih mudah. Barang siapa yang tak berhasil, maka setelahnya lebih berat
Sy. Utsman bin Affan juga berkata: Aku tak pernah memandang sesuatu yang lebih mengerikan dari kuburan (HR. Tirmidzi 2308, ia berkata: Hasan Gharib, dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Futuhat Rabbaniyyah, 4/192).