KONFERENSI INTERNASIONAL
(SITUBONDO)
Luthfi Bashori
Hari Jumat tanggal 28 Maret adalah jadwal penulis berangkat ke wilayah Tapal Kuda, dalam rangka ikut memeriahkan Ulang Tahun Se-abad Pesantren Salafiyah Syafi`iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur, atau yang lebih dikenal dengan Pesantren Kiai As`ad Syamsul Arifin.
Setelah shalat Jumat, datang Ustadz Faris Khoirul Anam dari Malang, ke tempat penulis, karena oleh penulis diminta mendampingi sebagai tim moderator pada acara Konferensi Internasional dengan calon nara sumber beberapa ulama dari Timur Tengah, antara lain:
(1) Syaikh Ali Jum`ah Mufti Mesir.
(2) Syaikh. Dr. Wahbah Zuhaili.
(3) Syaikh Mahdi, Mufti Irak.
(4). Hb. Ali Aljufri.
(5). Dst.
Kami berangkat bersama menuju Situbondo, namun sebelumnya kami juga menjemput satu anggota tim lagi, yaitu Ustadz Makki Lazuardi dari Bangil yang oleh penulis dimita mendampingi sebagai tim moderator.
Kami menjemput Ustadz Makki di rumah mertuanya, yaitu Kyai Kasyful Anwar Bangil, kemudian kami melanjutkan perjalanan dan mampir di salah satu masjid untuk melaksanakan shalat ashar bejama`ah.
Kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju ke kota Kraksaan, disana kami sudah ditunggu oleh salah seorang kawannya, Sdr. Ahmad Ridwan yang sama-sama akan menghadiri Konferensi Internasional tersebut.
Dalam Konferensi Internasional ini, tema yang diangkat oleh panitia lokal adalah pentingnya mempertahankan akidah Ahlussunah waljamaah dalam rangka mempertahankan keamanan dan keutuhan NKRI.
Adapun dari pihak Pesantren Salafiyah Syafi`iyah Sukorejo sendiri, akan mengusung tawaran konsep dasar negara Pancasila kepada umat Islam dunia.
Adapun tujuannya, agar umat Islam dunia dapat memperlajari dan memperhatikan, barangkali Asas Pancasila yang sudah diterapkan di indonesia ini, dapat pula diberlakukan di negara-negara Islam lainnya.
Karena terbukti bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar dunia, justru tidak banyak gejolak yang berarti, apalagi sampai mengadakan penggulingan terhadap pemerintah yang sah.
Kalaupun ada sedikit gejolak, maka umumnya mayoritas umat Islam Indonesia, akan menyampaikan pendapatnya itu secara tertib dan cukup sopan santun.
Kondisi ini, agak berbeda dengan situasi negara-negara Islam di Timur Tengah yang mudah tersulut ole hawa peperangan demi peperangan.
Namun sejatinya, penulis sangat berkeinginan untuk menyampaikan ide penulis sendiri, tapi sayangnya penulis hanya diundang sebagai moderator acara.
Adapun dasar pemikiran yang ingin penulis sampaikan, yaitu pentingnya umat Islam Indonesia khususnya, dan umat Islam dunia adalah menolak keberadaan aliran aliran `Sesat dan Menyesatkan`.
Seperti menolak aliran Syiah Imamiyah Khomeiniyah, yang berpusat di Iran. Atau menolak keberadaan aliran Wahhabiyah (Salafy) sekarang mengaku sebagai pengikut Ahlussunnah wal jamaah.
Di samping itu, juga menolak Liberalisme, yaitu aliran yang seringkali mencampuradukkan ajaran Islam dengan ajaran non muslim. Liberalisme juga sering melawan syariat Islam secara terang-terangan.
Namun, bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa acara Konferensi Internasional ini bukanlah hak milik penulis pribadi.
Jauh-jauh hari sebelumnya Pesantren Salafiah Syafi`iyah ternyata sudah mengadakan perjanjian kerja sama dengan ICIS, organisasi yang dimotori oleh KH. Hasyim Muzadi, dalam menjalankan Kongerensi Internasional ini.
Di sisi yang lain, penulis pribadi sudah sering berbeda pendapat dan sikap secara prinsip dengan KH. Hasyim Muzadi, dalam memahami ajaran Islam secara kaaffah.
(Alhamdulillah, tepatnya pukul 22.30, malam Sabtu, kami sampai di lokasi Pesantren Salafiyah Syafi`iyah Sukorejo Situbondo dengan selamat).