RAHASIA GEMPA BUMI DI SINGOSARI AHAD MALAM
Luthfi Bashori
(Ahad, 9 Maret).Tepatnya Bakdal Isyak ada tamu yang datang ke tempat kami, yaitu panitia Olahraga Sepeda Sehat (Fun Bike) Singorari, mereka berbicara panjang lebar, dengan tujuan untuk nego kepada kami, agar kegiatan mereka itu kami dukung serta kami ijinkan untuk menggunakan Lapangan Tumapel sebagai tempat Start pemberangkatan lomba.
Namun kata mereka, untuk menarik perhatian massa, maka pada pra acara pemberangkatan lomba itu akan dibuka dengan konser musik dangdut kecil-kecilan, karena waktunya juga di pagi hari.
Katanya, masih menurut mereka, bahwa aparat Kepolisian dan Kecamatan belum berani mengeluarkan ijin, kalau belum ada rekomendasi dari tokoh agama/pesantren. Lantas mereka menemui beberapa tokoh agama yang mereka kenal, namun hampir semuanya menganjurkan agar panitia Fun Bike ini meminta dukungan dan ijin kepada kami.
Maka kami katakan kepada mereka: Mohon maaf, kami pribadi ini bukan siapa-siapa. Namun, sebagai warga masyarakat Indonesia, kami berpendapat, jika dangdutnya itu "Nyerempet Islami" (semi Islami)... yaa masih bisa ditolelir, misalnya penyanyi wanitanya menutup aurat, dan mencari lagunya yang bersifat tembang kenangan, sekalipun lagu cinta, tapi tidak jorok dan tidak seronok, dan juga ada jaminan tidak ada penonton yang mabuk dan judi.
Yang paling penting, panitia mau memasang BANNER BESAR:
Ayoo.. kita dukung jargon
SINGOSARI KOTA
SANTRI(Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Islami)
Jadi acaranya juga harus disesuaikan dengan jargon ini.
Panitia mengatakan: Baik Ustadz, akan kami atur sedemikian rupa, agar dapat melaksanakan nasehat Ustadz..., dan kita berharap nanti Ustadz Luthfi bersedia untuk meresmikan pembukaannya.
Tentu saja secara spontan kami menjawab: Loh..., kami ini guru Tafsir Alquran (Jamaah Tafsir Ribath) Keliling Singosari, kok diminta tolong meresmikan acara yang ada dangdutannya... ini kan namanya tidak menghormati Alquran............!
Belum selesai bicara, tiba-tiba GEMPA terjadi... dan kami sempat lari bersama-sama ke halaman rumah yang lebih luas..., dan secara spontan, kami mengumandangkan adzan dengan suara sederhana.
Setelah GEMPA reda, maka kami duduk kembali dan kami katakan kepada panitia Fun Bike: Peristiwa malam ini adalah peringatan dari Allah, jangan ada upaya mencampuradukkan UNSUR KEMAKSIATAN DENGAN IBADAH, dan perlu anda ketahui, kami mentolelir acara dangdutan `semi islami" itu bukan berarti kami mendukung dan meridhainya secara keyakinan, tapi hanya karena kami merasa sebagai salah satu warga masyarakat Indonesia, dan kami menyadari jika Lapangan Tumapel itu bukan milik kami, tapi milik masyarakat umum.
Tolong anda sampaikan kepada siapa saja yg akan ikut terlibat dalam acara tersebut, bahwa Allah itu tidak pernah `TIDUR` sedetikpun, jika Allah murka, maka bisa saja di hari H-nya nanti, Allah akan mengirimkan angin Puting Beliung pada saat para penonton sedang berjoget-joget.
Akhirnya panitia pamit pulang dan akan bermusyawarah dengan kawan-kawannya yang lain dan berjanji akan memperhatikan nasehat-nasehat dari kami tadi.
Semoga Allah akan tetap menjaga eksistensi:
SINGOSARI KOTA SANTRI
(Sehat, Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Islami)