URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 11 users
Total Hari Ini: 339 users
Total Pengunjung: 6224466 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Pasar Kita Diserang 
Penulis: Pejuang Islam [23/8/2015]
 
Pasar Kita Diserang

Berita hari ini, Bank of China melakukan devaluasi terhadap mata uangnya, yaitu yuan. Hal ini dilakukan untuk mendongkrak potensi ekspor bagi negerinya. Otomatis harga produk China akan semakin murah di pasar Internasional. Tentu yang terjadi adalah semakin membanjirnya produk-produk buatan China termasuk di pasar-pasar Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui nilai tukar rupiah kini teramat rendah. Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, membuat Negeri ini semakin tak berdaya menghadapi persaingan di pasar global. Barang-barang produksi dalam negeri semakin tak bisa menjadi tuan di negeri sendiri. Tak dapat bersaing menghadapi gencarnya serbuan produk-produk Luar Negeri.

Harus kita sadari, bahwa potensi yang dimiliki bangsa ini bukan hanya sumber daya alam, namun juga pasar. Banyaknya penduduk Indonesia, sebagai cermin betapa potensi pasar yang kita miliki begitu besar. Banyaknya penduduk tentu juga berimbang dengan kebutuhan hidup masyarakat yang tak sedikit. Baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tertier. Tentu potensi pasar ini menjadi daya tarik bagi negeri-negeri yang kuat di bidang induastri, sebagai sarana bagi penjualan barang hasil produksi mereka.

Maka tak heran, salahsatu tujuan penguasaan sebuah negeri oleh negeri lain yang lebih kuat adalah juga sebab potensi pasarnya yang besar. Jika dahulu negeri-negeri kuat mengirim tentara untuk menguasai, di zaman modern tentu tak perlu lagi. Cukup dengan sebuah sistem yang membuat "takberdaya".

Misalnya dengan jeratan-jeratan ekonomi yang mencekik, negeri-negeri "lemah" akan cenderung mudah "memberikan" segenap potensinya, seperti sumberdaya alam, sumber daya manusia dan juga potensi pasar yang dimiliki pada negara-negera adi kuasa. Jerat-jerat hutang, ketidak berdayaan di bidang moneter serta lemahnya perundang-undangan menjadi celah masuk bagi pemilik-pemilik modal kuat asing, untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Lalu mereka dengan mudahnya "mengangkut" habis-habisan segenap potensi yang dimiliki negeri-negeri yang "lemah" atau "dilemahkan".

Sebagaimana halnya di Indonesia, keadaan ini akan berimbas bagi perusahaan-perusahaan di dalam negeri, efeknya produk dalam negeri akhirnya tak memiliki daya saing yang kuat. Lalu yang terjadi biasanya adalah efisiensi, termasuk pada sektor tenaga kerja, bakal terjadi PHK dimana-mana.
Hal inilah yang patut disadari. Bahwa potensi pasar kita sedang "dikeruk" habis-habisan. Maka tak heran jika pedagang buah lokal, petani, peternak, nelayan kita menjerit, karena begitu kuat serta masifnya "serangan" ini.

Lalu apa yang harus dilakukan?
Setidaknya, langkah pertama adalah kesadaran. Kesadaran bahwa pasar kita sedang "dikeruk", kesadaran bahwa potensi yang kita miliki sedang "dirampok" habis. Kesadaran ini penting, karena jika tak merasakan apa-apa bahwa kita sedang "digarong" tentu begitu naif. Kemudian sebisa mungkin, hendaknya diikuti oleh tindakan yang lebih kongkret, dengan mengutamakan produk-produk lokal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memang tak mudah, karena harganya biasanya kurang bersaing, juga ketersediaan yang biasanya kurang merata, itu harus kita akui. Namun keberpihakan akan hal ini menjadi kunci untuk langkah awal yang baik ini. Setidaknya, tak semua produk yang dibeli untuk kebutuhan adalah impor. Kita upayakan, ada produk lokal yang dipakai di rumah kita. Paling tidak ini langkah kecil, yang jika dilakukan bersama akan berdampak positif. (ARH)

kiriman: Helmi Hasni
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam