KHILAFAH & NU
Luthfi Bashori
PENANYA:
Bagaimana pandangan Ustadz Luthfi, sebagai icon NU , dalam menyikapi fenomena Penegakan KHILAFAH yang akhir-akhir ini marak didengungkan oleh sebuah kelompok masyarakat Indonesia.
NU :
Keyakinan kami, adalah seperti seperti keyakinan mayoritas Ulama NU tulen, bahwa selagi Presiden Indonesia ber-KTP Islam, maka Indonesia sudah sah sebagai suatu pemerintahan Islam
.
Umat Islam penghuni mayoritas negeri ini, tinggal memperjuangkan pemberlakuan syariat sebagai undang-undang negara secara legal formal, dan keberadaan Indonesia dengan warna seperti itu sudah mencakup sistem khilafah dauliyah (satu negara dipimpin seorang muslim dhahiran), jadi tidak perlu diganti dengan sistem Khilafah `Aamah (seluruh dunia dipimpin oleh seorang khalifah).
Masa khilafah `Aamah hakikatnys sudah selesai (punah) sejak Sy. Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kepemimpinannya kepada Shahabat Mu`awiyah, dan sejak itulah sah pula sistem kesultanan (khilafah dauliyah), yaitu setiap negara boleh memiliki satu kepala negara berupa sultan/raja/presiden atau pedana menteri yang memimpin negeranya sendiri-sendiri, bahkan para Imam Empat Madzhab tidak mengharamkan sistem apapun yang berkembang di dunia Islam selagi pemimpin tertinggi negara adalah (ber-KTP) Islam.
Keadaan yang demikian ini dihukumi `SAH` dan bisa berlaku selamanya hingga Allah mendatangkan Imam Mahdi Almuntadhar, maka di saat itulah wajib bagi setiap individu muslim dimanapun berada untuk berbaiat menjadi pengikut beliau, dengan segala bentuk sistem yang akan beliau terapkan.
Karena dalam keyakinan kami, bahwa sejak berhentinya masa kemunculan para mujtahid mutlak, khususnya Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi`i dan Imam Hanbali, maka tidak ada lagi imam mujtahid mutlak yang muncul, selain Imam Mahdi Almuntadhar.
Sejauh ini, ya beginilah prinsip keyakinan kami, selama kami mengaji kitab-kitab apapun judulnya kepada guru-guru kami dimanapun berada.
Mohon maaf, kami tidak ingin berdebat, dan catatan di atas itu sekedar untuk menjawab keingintahuan sampean saja.