SY. UMAR BIN KHATTHAB vs ABU LUKLUAH
Luthfi Bashori
Sayyidina Umar bin Khatthab adalah khalifah yang memiliki seribu strategi dalam mengatur kehidupan umat Islam di jamannya. Salah satu dari strategi yang beliau terapkan adalah strategi berdoa untuk mendapatkan Ilham dari Allah.
Suatu saat, tatkala para lelaki dewasa di kota Madinah sedang sepi, karena kebanyakan mereka ada yang berdagang ke luar kota, serta sebagian lainnnya sedang berangkat berjihad menyebarkan agama Islam si fabilillah di daerah-daerah penaklukan yang sudah menyatakan masuk Islam.
Tiba-tiba beliau mendengar ada satu daerah yang menjadi pusat penggodokan strategi musuh yang bernama kota shahabat Utbah bin Ghazwan,, dipergunakan oleh bangsa Persi (sekarang Iran) untuk mempersiapkan pasukan khusus yang bertugas untuk menggempur dan menyerang pemerintahan dan umat Islam di Madinah Almunawwarah.
Tentunya Khalifah Umar tidak mau kecolongon terhadap tipu daya kaum Persi yang saat itu beragama Majusi penyembah api, dan sekarang beralih menjadi beragama Syiah Imamiyah penyembah dua belas Imam. Maka Khalifah Umar mulai berpikir untuk membentuk pasukan baru.
Jika datang malam hari, beliau tidak dapat memejamkan mata, lantaran pikirannya adalah bagaimana merajut sebuah pasukan yang handal, namun pilihan personnya hanya sedikit, yaitu daro kalangan umat Islam yang masih tersisa di kota Madinah.
Maka dalam kegelisaan itu beliau berdoa kepada Allah agar diberi ilham sehingga dapat meramu sebuah tim pasukan kecil, namun dapat berbuat banyak untuk kepentingan agama dan umat Islam.
Allah mengabulkan doa Khalifah Umar, maka terbersitlah ketika itu dalam benak Khalifah Umar untuk membentuk pasukan khusus, sekalipun jumlahnya sedikit, namun harus dipimpin oleh seseorang komandan yang lihai dalam menjalankan stratergi perang.
Khalifah Umar pun akhirnya memilih seorang shahabat yang pernah ikut perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq, dan beberapa peperangan lainnya, maka jatuh pilihannya kepada shahabat Utbah bin Ghazwan, untuk dijadikan komandan, dengan pernyataan beliau: Sungguh Utbah bin Ghazwan adalah figur yang banyak pengalaman dalam dunia peperangan membela Islam.
Kemudian Khalifah Umar membentuk Kopasus untuk menaklukkan kota Al-ubillah, dengan komandannya adalah shahabat Utbah bin Ghazwan. Sebelum berangkat, Khalifah Umar berwasiat kepada shahabat Utbah bin Ghazwan:
Wahai Utbah bin Ghazwan, sungguh aku mengutusmu menaklukkan kota Al-ubillah, karena ia adalah kota pertahanan musuh yang paling kuat dan paling representative bagi musuh-musuh Allah, semoga Allah member petolongan kepada dirimu dan pasukanmu. Jika engkau telah masuk ke kota itu, maka berdoalah kepada Allah, dan ajaklah kaumnya untuk masuk Islam. Siapa saja yang menerima ajakanmu itu, maka songsonglah dengan tangan terbuka, namun jika ada yang enggan masuk Islam, maka beritahu kapada mereka agar membayar jizyah (pajak ke Negara Islam). Jika ada yang menantang, maka hunuskanlah pedangmu namun tanpa kata-kata ancaman yang menakutkan.
Bahkan untuk dirimu, maka selalu takutlah kepada Allah, jangan sampai hatimu kemasukan sifat sombong yang dapat merusak kehidupan akhiratmu kelak. Ingatlah, bahwa engkau telah banyak berjihad mendampingi Rasulullah SAW, dan Allah telah mengangkat derajatmu dengan Islam dari gelapnya kekafiran, serta menguatkan imanmu dari kelemahannya, sehingga saat ini engkau menjadi komandan pasukan khusus, yang mana jika engkau perintahkan mereka, maka pasti engkau akan ditaati, alangkah ruginya bila kenikmatan yang demikian besar itu ternyata justru akan menggiringmua masuk neraka, karena engkau salahgunakan, semoga Allah melindungimu dan melindungiku dari penyalagunaan kenikmatan ini.
Sesampainya pasukan khusus ini di tempat tujuan, ternyata mayoritas masyarakat kota Al-ubillah dan sekitarnya, termasuk wilayah Basrah dan sebagainya, memilih masuk Islam, karena sebelumnya mereka telah mendengar keagungan ajaran Islam dan kehebatan pasukannya yang sangat militan dalam membela agamanya.
Namun tentunya masih ada beberapa tokoh kafir dari kaum Majusi yang tetap melawan, sekalipun perlawanan mereka itu tidak berarti, karena Allah telah menurunkan pertolongannya kepada pasukan khusus pimpinan shahabat Utbah bin Ghazwan ini.
Sedangkan tokoh-tokoh kafir Majusi ini, pada akhirnya mereka terpaksa pura-pura masuk Islam sekalipun dalam hati mereka menyimpan dendam kusumat khususnya kepada Khalifah Umar bin Khatthab. Nah, tokoh-tokoh Majusi inilah yang menjadi cikal-bakal tumbuhnya kaum Syiah Imamiyah di negeri Persia yang sekarang dikenal dengan negeri Iran, bahkan tokoh-tokoh Iran itu sangat terkenal dengan kebenciannya terhadap Khalifah Umar bin Khatthab radliyallahu anhu.
Sampai-sampai, karena kebencian dan dendam kusumat kaum Persi sebagai anak pianak dari tokoh-tokoh Majusi, terhadap Khalifah Umar , maka hingga kini mereka melestarikan kuburan Abu Lukluah, orang Majusi yang telah berhasil membunuh Khalifah Umar bin Khatthab, dan mereka jadikan kuburan Abu Lukluah ini sebagai tempat sucinya kaum Syiah. Kuburann ada di kota Kasyaan (Iran) dibangun begitu mewahnya serta dijadikan salah satu tempat suci yang wajib dikunjungi oleh kaum Syiah Imamiyah, karena itu hingga kini tempat tersebut selalu ramai oleh para pengunjung Syiah.