CALEG DPR RI UNTUK PEMILU 2014
Luthfi Bashori
Bibir ini tiba-tiba tersenyum dan tersungging sendiri saat membaca salah satu nama Caleg DPR RI dengan foto yang terpampang besar di pinggir jalan, serta nama dan penampilan yang terkesan keren, gagah nan menarik hati, tentunya bagi masyarakat yang belum mengenal figur Caleg ini yang sejatinya, karena pada namanya juga terdapat gelar yang cukup menggiurkan bagi kalangan awam.
Fotonya juga dipilihkan yang kelihatan tampan dan menarik, khususnya bagi kalangan umat Islam, belum lagi bumbu-bumbu slogan yang sangat aduhai menawan hati para pembaca, karena ditulis dengan huruf besar hingga dapat terbaca dari kejauhan, sesuai media banner yang dipasang dengan ukuran jumbo.
Namun, bagi kalangan yang sudah mengenal dengan sesungguhnya, siapa figur yang kini maju dalam pencalonan diri sebagai wakil rakyat DPR RI ini, tentunya hanya dapat menyunggingkan bibir seraya tersenyum lepas, dengan segala makna yang terkandung di dalam senyumnya itu.
Konon, pada saat akhir masa pemerintahan Presiden Suharto, figur Caleg DPR RI yang terpampang dalam foto ini, dengan gelar terhormatnya, seringkali memotori pelaksanaan acara-acara keislaman, bahkan pernah juga mengadakan pertemuan ulama dan umara tingkat Jawa Timur, hingga pertemuan ulama dan umara tingkat nasional. Sayangnya, tujuan utama figur ini mengumpulkan ulama dan umara itu, bukanlah untuk kemashlahatan umat, namun ia sengaja mencari keuntungan dari dana hasil proposal-proposal kegiatan baik dari pihak swasta maupun pemerintah yang akan dialokasikan untuk kegiatan tersebut.
Pernah suatu saat, ada kegiatan audensi antara 20 orang ulama dengan jajaran umara Jawa Timur di salah satu gedung Mapolda Jawa Timur. Maka para ulama yang mempunyai kepentingan dakwah dalam menyikapi maraknya aliran sesat, sangatlah antusias untuk menghadiri undangan yang digagas oleh figur Caleg DPR RI tersebut, karena para ulama ini ingin berdakwah dengan cara merangkul para pejabat yang dinilai berkompenten dapat menjaga kemashlahatan aqidah umat Islam Jawa Timur. Namun sayangnya dibalik itu semua, ternyata figur Caleg DPR RI ini justru sengaja memproyek pertemuan ulama dan umara itu sebagai ajang untuk meraup keuntungan pribadi.
Sesuai rumor yang berkembang dari sumber yang terpercaya, ternyata ada dana sebanyak Rp 50.000.000,- yang berhasil dicairkan oleh figur Caleg DPR RI ini, karena dialah yang bertindak sebagai penggagas pertemuan ulama dan umara di Mapolda tersebut. Lantas pada saat para ulama yang ikut hadir itu akan pulang, mereka diberi dana transportasi RP 500.000/orang, secara langsung dari tangan Caleg DPR RI ini, sambil mengatakan: Maaf para Kiai, ini ada kawan yang shadaqah seadanya untuk sekedar beli besin!
Sebenarnya uang transportasi semacam itu, tidak selalu ada dalam pertemuan para ulama dimana saja di gelar, namun terkadang memang ada di antara para aghniya dermawan atau shahibul bait, yang ingin ikut berjuang dengan cara meringankan biaya transportasi bagi para ulama yang datang dari daerah-daerah jauh, seperti Banyuwangi, Malang selatan, Kediri, dan sebagainya, maka sudah sepatutnya dana transportasi para ulama seperti ini perlu diperhatikan oleh para aghniya dermawan yang mendukung dakwah Islamiyah.
Hanya saja dalam kasus di atas, ternyata jika ditotal uang yang sudah diserahkan kepada para ulama sebagai dana transportasi itu, hanyalah berjumlah Rp 10.000.000,-, sedangkan sisa uang Rp 40.000.000,- rupanya telah masuk di kantong pribadi Caleg DPR RI ini.
Yang menjadi pertanyaan lagi, kira-kira berapa banyak jumlah para Caleg DPR RI maupun Caleg DPRD yang memiliki kesamaan karakter dengan figur Caleg DPR RI di atas ini?
La haula wa la quwwata illa billah.