|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 98 users |
Total Pengunjung: 6224205 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
LA BAKSA BIHI |
Penulis: Pejuang Islam [ 23/10/2016 ] |
|
|
LA BAKSA BIHI
(H. Luthfi Bashori)
La baksa bihi = itu tidak mengapa! Inilah jawaban singkat dan padat dari Imam Syafi`i, tatkala ditanya oleh Imam Azza farani tentang hukum membaca ayat-ayat Alquran di atas makam kuburan.
Ternyata Imam Syafi`i memiliki pemahaman yang up to date dalam menyikapi perkembangan zaman, bahkan kapasitas pemikiran beliau dapat melintasi dimensi masa depan yang luar biasa.
Siapa sangka, jawaban ringkas dan padat itu, ternyata kini sangat dibutuhkan oleh warga Sunni Syafi`i, saat mereka sedang dilanda munculnya fitnah Wahhabiyah, yang membawa aliran dengan pemahaman yang rasanya tidak ada satupun amalan umat Islam yang luput dari tuduhan bid`ah atau haram atau syirik atau kalimat-kalimat semacamnya dari sekte Wahhabiyah ini.
Padahal yang ada, hanyalah karena berbeda pemahaman dalam masalah furu`iyyah fiqhiyyah, bukan perbedaan aqidah yang prinsip.
Sedangkan Imam Nawawi sendiri di dalam kitab Syarahu Mhaddzab menyatakan : Dianjurkan bagi orang yang berziarah makam kuburan untuk membaca surat yang ringan dari Alquran, dan setelah selesai membacanya, hendaklah mendoakan bagi ahli kubur, sebagaimana hal ini telah ditetapkan oleh Imam Syafi`i dan disepakati oleh para ulama Syafi`iyyah.
Dalam bab yang lain, terdapat tambahan keterangan, yaitu: jika dapat mengkhatamkan Alquran maka pasti akan lebih afdhal.
Lebih dari itu, Imam Abu Muhammad bin Qudaamah Almaqdisi di dalam kitab Almughi, beliau menukil pernyataan sikap Imam Ahmad bin Hanbal dalam masalah yang sama: Apabila kalian masuk tanah makam pekuburan, maka bacakanlah ayat Kursi, dan tiga kali Qul huwallahu ahad, lantas ucapkanlah Allahumma inna fadhlahu li ahlil maqaabir (yaa Allah semoga pahalanya sampai ke penghuni tanah makam pekuburan ini).
Luar biasa para ulama salaf ini, mereka telah memberikan solusi bagi umat bukan hanya untuk kalangan generasi yang hidup se jaman dengan para mujtahid madzhab ini saja, melainkan pemikiran mereka mampu melewati beberapa dekade bahkan insyaallah sampai kelak akhir jaman.
Coba diadakan sensus keberadaan penduduk dunia yang beragama Islam, pasti mayoritas umat Islam menganut pemahaman Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi`iyyah dan Hanbaliyyah yang semua madzhab ini mengatakan sampainya pahala bacaan Alquran dan doa-doa yang dikirimkan untuk penduduk pekuburan.
Dahulu kala, hanya kaum Mu`tazilah sajalah yang mengingkari hal ini. Mereka mengatakan bahwa orang yang sudah meninggal dunia maka pahala amal ibadahnya sudah terputus dengan kematiannya itu.
Mereka menukil sebuah ayat Alquran namun dengan pemahaman secara harfiyyah yang sangat sempit: Wa an laisa lil insaani illah maa sa`aa (tidaklah manusia itu kecuali diberi balasan dengan apa yang telah ia kerjakannya).
Para ulama salaf Ahlussunnah waj Jamaah, memahami bahwa ayat ini menerangkan, memang benar seseorang yang sudah meninggal dunia itu, secara pribadi sudah tidak dapat beramal shalih lagi, dan seluruh perbuatan yang telah dikerjakannya yang baik maupun yang buruk, semuanya diberi balasan sesuai dengan kadar perbuatannya itu. Namun, ayat ini tidak menafikan adanya penerimaan kiriman pahala bagi si mayyit dari pihak orang yang masih hidup, baik kiriman dari keluarganya, tetangganya, handai-taulannya, dan sahabat-sahabatnya, maka kiriman pahala itu dapat sampai kepada si mayyit yang dimaksudkan.
Ilustrasi, seorang lelaki kepala keluarga yang setiap harinya bekerja mencari nafkah untuk istri dan anaknya, dia mengajak istrinya membuka dan mengelola sebuah toko Serba Ada, dengan penghasilan tiap hari sangat cukup untuk menghidupi keluarganya. Suatu hari, lelaki ini tertimpa musibah hingga dia ditahan oleh pihak aparat, dan dijebloskan ke dalam penjara.
Tentunya lelaki ini, selama di penjara dia tidak dapat lagi secara pribadi beraktifitas di tokonya untuk mencari nafkah, karena hidupnya kini berada di balik jeruji penjara. Selama di penjara, lelaki ini ibarat seseorang yang meninggal dunia, yang sudah tammat masanya untuk beraktifitas. Sedang bagi lelaki itu sudah tammat masa aktifitas dalam mengelola tokonya, sedangkan bagi mayyit sudah tamat masanya untuk beramal menambah pundi-pundi pahala.
Namun, apakah si lelaki ini mutlak kehilangan rezekinya dari penghasilan toko yang didirikannya ? Ataukan dia masih berhak untuk mendapatkan bahkan menikmati dari penghasilan tokonya tersebut ? Seperti juga si mayyit yang semasa hidupnya ikut mendirikan tempat ibadah misalnya, apakah dia masih berhak untuk mendapatkan kiriman pahala jika tempat ibadah itu selalu dimanfaatkan oleh umat Islam ?
Jika saja sang istri dan anak-anaknya aktif menjenguk si lelaki malang itu, seraya membawakan makanan dan oleh-oleh barang yang diperkenankan oleh pihak penjara dari hasil penjualan di tokonya, maka lelaki itupun akan dapat menikmati hasil jerih payahnya serta kebaikan hati istri dan anak-anaknya, karena kesediaan mereka mengirim makanan dan barang-barang yang diperlukannya selama di penjara.
Tidak jauh berbeda dengan si mayyit, maka dia dapat menerima kiriman pahala semisal bacaan Alquran dan doa-doa dari sanak keluarga dan handai-taulannya, tatkala dirinya sendiri sudah tidak mungkin lagi untuk beramal shalih karena wa an laisa lil insaani illaa maa sa`aa (tidaklah manusia itu kecuali diberi balasan dengan apa yang telah ia kerjakannya).
Sungguh alangkah bahagianya si mayyit, saat menerima kiriman pahala dari orang-orang yang dicintai dan yang mencintainya, sekalipun dirinya sendiri sudah tidak dapat menambah amal ibadah karena kematiannya itu.
Sungguh tepat yang dikatakan: Almayyitu kal ghariiq (mayyit itu ibarat orang tenggelam), maka hanya bantuan orang yang masih hidup/sehat/selamat-lah sajalah yang dapat membahagiakan dirinya. Jika orang yang masih hidup/sehat/selamat bersedia mengulurkan tangan untuk membantunya, maka si mayyit yang ibarat orang tenggelam itu akan tertolong. Jika orang yang masih hidup/sehat/selamat tidak sudi membantu dan menolongnya, maka celaka dan naaslah nasibnya.
|
1. |
Pengirim: ridwan - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
dalam beberapa jargonnya/bannernya dinyatakan PKS 100% bersih. sebenarnya secara logika ini perlu disoal, sebab memastikan sesuatu itu adalah perbuatan mendahului Yg Kuasa.
ternyata PKS itu juga berbakat jadi peramal. kayak Ki Joko Bodho, Mama Lauren. Kenapa ga ikutan acara The Master aja, hehe.. mungkin bisa juara.
padahal kata wahaby jika kita percaya atau datang kepada seorang peramal, maka ibadah kita tidak diterma selama 40 hari.
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: ridwan - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
gonjang ganjing pemilu 2009 mulai memanas. koalisi makin menunjukkan giginya. mulai beradu argumen dan saling tebar jurus-jurus jitu untuk memenangkan pemilu ini. di saat partai demokrat mulai naikkan promosi, di sisi lain, dalam tim suksesnya kesandung SARA dan buru-buru minta maaf. ini adalah sinyal sebuah kegagalan yang telah mereka torehkan. di sisi lain, dalam koalisi ada PKS yang notabene partai Islam yang tanda kutip agak keras dan militan dalam pemahaman agamanya. nah jika anggapan ini benar dan jika PKS konsisiten dengan pilihan menjadi partai Islam yang tidak mentolelir keagamaan yang tidak kaffah maka kibi SBy akan tergembosi oleh akar rumput PKS. tetapi jika PKS tidak konsisiten dengan keyakinan yang selama ini mereka yakini, maka selamatlah SBY. sebab salah satu doktrin PKS adalah memilih pemimpin yang mempunyai keislaman yang kaffah menurut pemahaman PKS. nah jika demikian halnya maka peluang SBy untuk mengeruk suara dari akar rumput PKS masih diragukan. hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa PKS secara doktrin pengkaderan tidak akan mengangkat pemimpin yang keislamannya dianggap tidak sesuai dengan standar PKS. hal ini sangat jelas dari sikap PKS yang menolak mentah-mentah wal pencalonan Budiono mendampingi SBY. walapun akhirnya PKS takluk dan bertekuk lutut di kaki koalisi SBY-Budiono. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pengirim: awaamm - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
Akankah Pengikut PKS akan Membelot? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
4. |
Pengirim: ridwan - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
PKS itu partai penjual agama. eh.. PKS=Partai Komersialisasi Syari'ah. Setuju...? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
5. |
Pengirim: ridwan - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
yap benar buangeeet..
baca tuh sekte wahaby. Ko' tidak sampai, wong hanya 2 meter dibawah permukaan tanah. Lha wong yg ratusan kilometer sampe pake Hp, apalagi cuman 2 meter. dan Hp itu bukan apa2 bagi Allah. hehe... gmn? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
6. |
Pengirim: aswaja - Kota: Probolinggo
Tanggal: 5/6/2009 |
|
terlalu spekulatif. saya rasa PKS sudah dipercaya oleh umat karena mempunyai prinsip yang jelas. tetapi kelihatannya PKS pun terlalu spekulatif.. atau mungkin mengarah ke aji mumpung? yang pasti, sangat mengecewakan.. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
7. |
Pengirim: sandi - Kota: malang
Tanggal: 5/6/2009 |
|
Kecewa berat deh sama PKS. Katanya partai yang bersih dan peduli pada nasib bangsa, kok malah rekomendasikan wiranto yang jelas-jelas penuh dengan masalah dan dekat dengan keluarga cendana. Ga konsisten, tahun 2009 ga perlu dicoblos lagi deh. Kapok!. Kecewa................................!!!!! |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terserah Akhi dan pengunjung sajalah. Kami online kan |
|
|
|
|
|
|
|
8. |
Pengirim: Abdul Mukmin - Kota: Lamongan
Tanggal: 14/6/2009 |
|
Alhamdulillah, telah kami temukan pernyataan Imam Syafi'i : La baksa bihi , saat ditanya oleh Imam Alhasan bin Shabaah Azza'farani mengenai hukum membaca Alquran di pekuburan, disebutkan di dalam kitab Syarhus suduur halaman 134, karangan Imam Suyuthi. bahkan pada halaman 312 Imam Suyuthi menukil pernyataan Imam Ahmad bin Hanbal : Idzaa dakholtumul maqaabira faqrauu aayatal kursi wa tsalaatsa marraat qul huwallau ahad tsumma qul Inna fadhlahu li ahlil maqaabir (apabila kalian masuk tanah pekuburan, maka bacalah ayat kursi dan 3x Qul hu kemudian bacalah doa: Yaa Allah sesungguhnya pahalanya kami kirim kepada penduduk tanah kuburan ini). Ustadz Luthfi, teruslah berjuang memurnikan Aswaja (Sunni Syafi'i), doa kami menyertai Pejuang Islam. |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Syukran, untuk tambahan ilmu bagi Wahhabi kota Jombang. Kalaupun harus berbeda, kan cuma masalah khilafiyah furu'iyah (perbedaan non prinsip) bukan masalah aqidah. Jadi lanaa a'maaluna walakum a'maalukum. Aktifis Pejuang Islam tidak akan melongo jika membuka kitab Al-Umm. Karena kami memehami kandungan yang dimaksudkan, bahkan Alhamdulillah sejak kecil hingga kini dan seterusnya, kami sering ziarah kuburan khususnya datuk-datuk kami dan kami membaca surat-surat dari Alquran, karena Imam Syafi'i dan bahkan Ibnu Taimiyah sendiri memperbolehkannya. Alhamdulillah. Warga NU gak perlu risau oleh dakwah-dakwahan kaum Wahhabi yang selalu menuduh bid'ah terhadap amalan-amalan rutinan warga NU, karena memang ada dalilnya baik dari Alquran maupun Hadits Nabi dan minimal adalah amalan ulama Salaf. |
|
|
|
|
|
|
|
9. |
Pengirim: sigit santoso - Kota: jakarta
Tanggal: 6/7/2009 |
|
pernah dengar kabar faham wahhabiyah mengikut pada imam ahmad bin hambal ? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Wahaby mengikuti fiqih Hanbali, tapi tauhidnya tidak ikut Imam Hanbali, melainkan ikut Ibnu Taimiyyah, itupun tidak secara persis, melainkan hanya diambil yang cocok saja oleh mereka. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|