HARI KE TIGA DI MUASSASAH ALJENDERAMY
Luthfi Bashori
Bakda shalat Shubuh berjamaah di masjid Aljenderamy, diadakan ceramah agama yang diisi oleh salah satu Kiai dari Jawa Timur, dengan membahas teori-teori untuk hidup selamat di dunia dan akirat.
Kemudian para tamu diajakan sarapan pagi bersama, berupa nasi goreng ala Malaysia. Adapun lauknya semacam daging krengseng dan kerupuk gadung beserta saos tomat. Untuk minuman paduannya adalah teh hangat dan kopi. Usai sarapan dan ngobrol dengan para kenalan baru sebagai wujud silaturrahim, maka para tamu dipersilahkan istirahat ke kamar masing-masing sikaligus untuk persiapan shalat Jumat serta acara haul masyaikh Aljenderamy yang akan dilaksanakan mulai bakdal Maghrib.
Begitu masuk kamar hotel, penulis langsung mencari Tandas, maksudnya adalah toilet. Memang di Malaysia ini penggunaan bahasanya agak berbeda dengan penggunaan bahasa Indonesia. Kalau ada orang Malaysia mengatakan: Sila masuk tandas dan tutup kebutuhan anda...! Maka maksudnya: Silahkan masuk toilet dan tutupi kemaluan anda...!
Teringat saat di Menara Kembar Petrona kemarin, ketika jalan-jalan penulis menemukan kedai-kedai dengan tulisan yang terasa mengelikan, antara lain: Kedai Kungfu Bakery dan Nasi Lemak Adik.
Sedangkan di beberapa papan pengumuman tertulis: Pasar Awam, Parkir Awam, Tandas Awam, dan yang semisalnya.
Kebetulan ada teman seperjalanan yang iseng mengatakan kepada penulis: Yaa ustadz, berarti antum tidak boleh masuk pasar, tidak boleh parkir dan tidak boleh ke toilet ini, karena khusus diperuntukkan bagi kalangan awam, bukan untuk kalangan ustadz....!
Padahal yang dimaksud awam itu adalah umum, jadi Tandas Awam maksudnya WC Umum.
Adapun info krus mata uang 1 ringgitnya di bank kawasan Menara Kembar adalah Rp 4000,- untuk hari Kamis. Setelah tukar uang secukupnya, penulis penasaran saat ada kedai muslim jualan Penthol Bakso di gedung Menara Kembar Petronas, maka sebagai warga Malang yang gemar makan Bakso, penulis mencoba beli satu porsi Bakso Malaysia dengan harga 7,5 Ringgit, dan ternyata rasanya lebih tepat jika disebut sebagai SOP SEHAT yang umum dijual di Restoran Indonesia.
Di saat menikmati Bakso Malaysia, pemilik kedai membunyikan lagu-lagu Melayu khas Malaysia, yang bahasa lantunannya disampaikan dengan sangat sopan santun, tidak seperti lagu-lagu percintaan di Indonesia yang sering terdengar vulgar, kasar bahkan nyaris ada yang porno.