SAAT TIDUR, DIIKAT SETAN
Luthfi Bashori
Mengapa kebanyakan orang, jika sudah tidur, akan terasa amat sulit untuk bangun, dan rasanya ingin terus menikmati kenyamanan tidurnya itu? Bahkan dewasa ini ada beberapa macam alat yang ditawarkan oleh para produsen guna membantu seseorang agar dapat merasakan nyenyak jika sedang tidur.
Ada alat berupa bantal elektrik, atau kasur kesehatan, baju tidur dengan kain yang aduhai nyaman, selimut dengan segala macam jenis, ranjang dan kasur yang berkelas, bahkan sudah ada obat tidur dengan banyak macam dan ragamnya, ada yang bersifat obat generik, atau obat herbal, atau minuman dan masih banyak lagi sekaligus berbagai jenis iklan lainnya, dengan iming-iming kepada konsumen agar dapat tidur nyenyak.
Setiap orang tentunya ingin merasakan nikmatnya hidup, dan salah satu fase dalam kehidupan seseorang itu adalah waktu tidur, jadi normal saja para konsumen berebut untuk mendapatkan barang dagangan yang ditawarkan oleh para produsen di atas. Mengapa demikian ? Jawabannya: Ingin tidur nyenyak.
Kenikmatan tidur itu tanpa mengenal batas usia. Dapat melanda ke semua lapisan masyarakat. Seperti juga yang digambarkan nikmatnya tidur dalam `madzhab` Mbah Surip: Bangun tidur, tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi, banguuuun, tidur lagi!
`Madzhab` Mbah Surip ini pernah membahana di hampir semua lapisan, baik di kalangan anak-anak usia TK, SD. SMP, SMA, Universitas, dosen, dokter, perkantoran, kos-kosan apalagi pesantren dan yang semisalnya. Madzhab tidur nyenyak memang hebat, bahkan hingga para wakil rakyat yang terhormat sedang rapat di gedung DRP/MPR pun dapat terserang virus tidur ala madzbah Mbah Surip.
Sejatinya Nabi SAW telah mengungkap rahasia hakiki, mengapa seseorang itu dapat tidur dengan lelap di mana saja jika panggilan alam ini sudah melanda dirinya? Berikut sabda Beliau SAW:
Sesungguhnya, setan membuat ikatan pada kepala seseorang yang sedang tidur itu dengan tiga ikatan, dan setan akan menuliskan mantra pada setiap ikatan yang dibuatnya itu: Kalian bermalam (punya waktu yang) panjang, maka tidurlah..!
Apabila orang itu terbangun, kemudian berdzikir kepada Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia tambahi dengan berwudlu, maka lepaslah satu ikatan lagi. Jika ia tambahi lagi dengan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatannya, dan pagi hari (berikut)-nya ia akan rajin beraktifitas dengan baik. Andaikata tidak, maka ia akan merasa malas beraktifitas dan timbul sifat negatifnya. (HR. Bukhari dan Muslim).