URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 6224169 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
AKAD NIKAH & MAYIT  
Penulis: Pejuang Islam [ 11/9/2016 ]
 
AKAD NIKAH & MAYIT


Luthfi Bashori


Semalam, tepatnya dini hari jam 24.00, tiba-tiba bel telepun berbunyi nyaring hingga membuat mata yang sudah hampir terpejam ini terbelalak kembali, dan kaki gontai pun terpaksa menuju meja telepun.

PENELPUN: Assalamu `alaikum Ustdaz, mohon maaf mengganggu sebentar.



PENULIS: Wa `alaikum salam, ada apa yaa...? Mungkin saya bisa bantu?

PENELPUN: Begini Ustadz, kakak lelaki saya barusan meninggal dunia, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Padahal putrinya akan melaksanakan akaq nikah. Apa Ustadz besok pagi sebelum pemakaman bisa saya minta tolong untuk menikahkan keponakan saya.


PENULIS: Inna lillahi wa inna ilaihi raji`un, semoga amal baik beliau diterima oleh Allah dan seluruh kesalahannya diampuni. Oh yaa rumah sampean dimana, dan kapan jenazah akan dikebumikan?


PENELPUN: Rumah kami di Kepanjen Ustadz, dan insyaallah jenazah akan dimakamkan jam 08.00.



PENULIS: Berarti habis shalat Shubuh saya harus berangkat ke Kepanjen.tapi masalahnya mobil saya lagi dipakai keluarga ke Surabaya, jadi bagaimana enaknya.


PENELPUN: Baik Ustadz, insyaallah saya kontak dulu saudara saya yang ada di Singosari, mudah-mudahan bisa menjemput Ustadz dan mengantarkan ke Kepanjen.

Begitulah kira-kira isi percakapan yang terjadi semalam. Bahkan menurut penelpun, sejatinya pelaksanaan pernikahan itu semula direncanakan nanti pada bulan Mei 2014.

Namun setelah akhir-akhir ini kondisi kesehatan sang ayah dari pihak calon wanita semakin memburuk, maka disepakati oleh kedua belah pihak, pernikahan akan dilaksanakan pada hari Jumat mendatang.

Namun, ana uriid, anta turiid, nahnu nuriid, wallahu yaf`alu maa yuriid (aku ingin, engkau ingin, kita ingin, namun Allahlah yang maha menentukan kehendak-Nya).



Semalam keluarga mayit bersepakat pula secara mendadak, untuk mengaqadkan kedua calon pengantin sebelum pemberangkatan jenazah ke makam pekuburan, dengan harapan agar kedua pengantin tetap merasa dihadiri oleh kedua orang tua masing-masing saat melaksanakan sunnah Nabi SAW, yaitu pernikahan yang agung ini.

Di sisi lain, sebenarnya pada hari Sabtu pagi ini, akan ada tamu ke tempat kediaman penulis, hanya saja tepatnya jam berapa itu yang belum ada kesepakatan, karena saat mengadakan janji ketemu, penulis hanya sempat mengatakan, insyaallah tidak ada jadwal keluar rumah. Sekali lagi ketentuan Allah itu di atas segala-galanya.

Semoga tamunya nanti dapat memahami apa yang menjadi ketentuan Allah, dan bersedia menunggu kedatangan penulis.

Di rumah duka, sudah ada beberapa orang pelayat yang memenuhi ruang mayit. Tampaknya mereka adalah keluarga dari kedua pihak calon pengantin wanita dan lelaki, dan mereka mengerumuni jenazah sambil membaca doa, sekalipun ada juga satu dua orang dari warga se tempat. Namun kebanyakan warga memilih duduk di teras dan di halaman rumah duka.

Ringkasnya, tanpa memperpanjang waktu, penulis pun mengakadkan kedua calon pengantin itu di sebelah keranda mayit. Namun sebelumnya, penulis meminta seorang santri yang mendampingi penulis, untuk membacakan khatbah nikah secara ringkas, kemudian penulis mengaqadkan kedua calon kematen, dan menutupnya dengan doa.

Usai acara aqad nikah, maka para pelayat menggotong keranda jenazah keluar rumah untuk diadakan penghormatan terakhir. Semoga almarhum dapat merasakan kebahagiaan sekalipun hanya dari alam lain.

Nabi SAW bersabda: Ia (mayit itu) mendengar suara langkah sandal mereka (para pelayat) jika mereka pergi meninggalkan kuburan. (HR. Bukhari).




Dalam riwayat Shahih lainya tercantum, bahwa Nabi SAW membiarkan mayat kaum Musyrikin yang terbunuh pada perang badar selama tiga hari, lalu menghampiri jasad mereka itu dan bersabda: Wahai Abu Jahal Bin Hisyam, wahai Umayah Bin Khalaf, wahai Utbah Bin
Rabi`ah, wahai Syaibah Bin Rabi`ah, apakah kalian telah mendapati bahwa janji Allah itu benar? Aku mendapati bahwa janji Rabb-ku
kepadaku itu benar...!
Sy. Umar yang mendengar ucapan Nabi SAW itu, lalu bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin mereka mendengar dan menjawab,sedangkan mereka telah menjadi mayat?
Nabi SAW bersabda: Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, mereka dapat mendengar lebih
dari kamu, tetapi mereka tidak mampu menjawab...!
Lalu Nabi SAW memerintahkan para shahabat untuk menguburkan mayat-mayat ini di dasar
sumur Badar.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Muhammad Taufiq  - Kota: Medan
Tanggal: 10/2/2014
 
Assalamualaika wahai Kiyai ... semoga Allah senantiasa merohmati kita semua. Hendak bertanya Kyai, dalam peristiwa itu mengapa Kyai yang menikahkan nya? Mohon penjelasan nya, ana Murid nya Ust,Syafi'i Umar Lubis dari Medan....
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Alhamdulillah, kami pribadi sering mengisi Khathbah jumat dan Pengajian di wilayah Kepanjen, jadii masyarakat setempat sudah familiyar dengan kami.

2. Wali nikah, yaitu adik kandung dari Almarhum, (paman dari pihak calon wanita) sebelum prosesi aqad, telah mewakilkan kepada kami pribadi untuk menikahkan kedua calon kemanten.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam