ALLAH MAHATAHU YANG TERBAIK BAGI KITA
Alkisah. Ada seorang raja yang selalu hidup sjahtera tnpa merasa kekurangan. Tiada rasa sakit, resah bahkan gelisah sekalipun. Sang penasehat selalu mengatakan bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita. Nasehat itu selalu membekas di hati sang raja. Betul saja, seumur hidup raja ia selalu merasakan keindahan, kemewahan dan kebahagiaan. Maka raja pun makin percaya akan nasehat itu.
Hingga suatu saat ia mengupas sebuah apel untuk di makan. Suatu pekerjaan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Akhirnya teririslah jarinya yg lentik nan lembut itu. Karena tak pernah merasakan kesakitan maka jarinya yang terluka itu sangat amat menyiksanya. Maka dipanggillah sang penasehat seraya ia menanyakan perihal musibah yang menimpanya.
"Wahai penasehat. Terangkan padaku apa yang terjadi dengan diriku hingga terluka?". Ujar raja. "Dengan luka ini, apakah memang benar bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita?" Lanjut raja. Menanggapi hal itu penasehat pun tetap mengatakan bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita. "Lalu mengapa aku begitu kesakitan? Apa memang ini takdir yang baik?" Timpal sang raja. Akhirnya penasehat itupun dijebloskan ke penjara.
Beberapa waktu berselang, raja pun melakukan kegiatan rutinnya berburu ke hutan. Namun kali ini ia hanya ditemani para prajuritnya tanpa kehadiran sang penasehatnya. Hingga akhirnya Raja itu pun tersesat dan terpisah dengan para prajuritnya. Hingga ia masuk ke wilayah hutan yg dihuni sekumpulan suku pedalaman. melihat ada seorang rupawan yg masuk ke wilayah mereka. Sang raja langsung ditangkap untuk dijadikan persembahan dewa sebgai tumbal. Berkatalah salah seorang sesepuh suku kepada kepala suku. "Wahai baginda. Aku menemukan seorang yang rupawan yang sangat pantas untuk kita jadikan persembahan. "Bawalah kemari dan perlihatkan kepadaku". Ujar kepala suku. Kepala suku itu pun melihat dengan seksama tubuh sang Raja sambil tersenyum puas karena akan bisa memberikan tumbal kepada dewa orang yang rupawan berkulit putih bersih nan mulus. Namun ketika ia melihat luka di jari raja, senyumnya langsung memudar. Ia tidak ingin tumbalnya memiliki cacat sedikitpun. Sambil berkata menggelegar "orang ini cacat! Kita tidak bisa memberikannya untuk Dewa Agung kita".
"Tapi baginda, orang ini hanya memiliki cacat sdikit saja di jarinya", timpal salah seorang yang lain. "Tidak bisa!. Ia memiliki cacat! Tidak bisa dijadikan tumbal!" Tegas kepala suku. Akhirnya Raja itu dibebaskan dan langsung lari terbirit-birit menjauh.
Berkat izin Allah ia pun sampai di kerajaannya dan langsung menuju penjara tempat sang penasehat dikurung. Ia lalu membebaskannya "wahai penasehatku. Engkau benar! Engkau benar!" Ucap raja sambil terengah-engah". Apa maksud tuan?" Tanya penasehat yang keheranan. Raja pun menceritakan kejadian yang ia alami. Berkat lukanya. Berkat kesakitan yang ia rasakan, berkat darah yang menetes di jarinya, berkat kesemuanya itu ia terbebas dari maut. Ya benar. Takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita.
Sang penasehat langsung mengucapkan hamdalah. "wahai raja. Sungguh aku pun mengalami hal yang sama, hal yang terbaik dari Allah." kata penasehat. "Apa maksudmu, bukankah kau mengalami kesengsaraan selama dipenjara?". Tanya raja. "Bukankah dengan aku dipenjara maka aku tak ikut berburu bersamamu Tuan? Lalu bila aku ikut niscaya akulah yang akan mereka pilih untuk dijadikan tumbal mereka?" Jelas penasehat. Sekali lagi. Takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita.
ALLAHUMMA INNA NASALUKA KHOIRO HADZAL YAUM WA KHOIRO MA FIHI WA KHOIRO MA QOBLAHU WA KHOIRO MA BA`DAHU. WA A`UDZU BIKA MIN SYARRI HADZAL YAUM WA SYARRI MA FIHI WA SYARRI MA QOBLAHU WA SYARRI MA BA`DAHU.
SHOLLU `ALANNABI MUHAMMAD!!!
Kiriman: Sholahuddin