URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 317 users
Total Pengunjung: 6224438 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
ALLAH MAHATAHU YANG TERBAIK BAGI KITA 
Penulis: Pejuang Islam [19/7/2015]
 
ALLAH MAHATAHU YANG TERBAIK BAGI KITA

Alkisah. Ada seorang raja yang selalu hidup sjahtera tnpa merasa kekurangan. Tiada rasa sakit, resah bahkan gelisah sekalipun. Sang penasehat selalu mengatakan bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita. Nasehat itu selalu membekas di hati sang raja. Betul saja, seumur hidup raja ia selalu merasakan keindahan, kemewahan dan kebahagiaan. Maka raja pun makin percaya akan nasehat itu.

Hingga suatu saat ia mengupas sebuah apel untuk di makan. Suatu pekerjaan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Akhirnya teririslah jarinya yg lentik nan lembut itu. Karena tak pernah merasakan kesakitan maka jarinya yang terluka itu sangat amat menyiksanya. Maka dipanggillah sang penasehat seraya ia menanyakan perihal musibah yang menimpanya.

"Wahai penasehat. Terangkan padaku apa yang terjadi dengan diriku hingga terluka?". Ujar raja. "Dengan luka ini, apakah memang benar bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita?" Lanjut raja. Menanggapi hal itu penasehat pun tetap mengatakan bahwa takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita. "Lalu mengapa aku begitu kesakitan? Apa memang ini takdir yang baik?" Timpal sang raja. Akhirnya penasehat itupun dijebloskan ke penjara.

Beberapa waktu berselang, raja pun melakukan kegiatan rutinnya berburu ke hutan. Namun kali ini ia hanya ditemani para prajuritnya tanpa kehadiran sang penasehatnya. Hingga akhirnya Raja itu pun tersesat dan terpisah dengan para prajuritnya. Hingga ia masuk ke wilayah hutan yg dihuni sekumpulan suku pedalaman. melihat ada seorang rupawan yg masuk ke wilayah mereka. Sang raja langsung ditangkap untuk dijadikan persembahan dewa sebgai tumbal. Berkatalah salah seorang sesepuh suku kepada kepala suku. "Wahai baginda. Aku menemukan seorang yang rupawan yang sangat pantas untuk kita jadikan persembahan. "Bawalah kemari dan perlihatkan kepadaku". Ujar kepala suku. Kepala suku itu pun melihat dengan seksama tubuh sang Raja sambil tersenyum puas karena akan bisa memberikan tumbal kepada dewa orang yang rupawan berkulit putih bersih nan mulus. Namun ketika ia melihat luka di jari raja, senyumnya langsung memudar. Ia tidak ingin tumbalnya memiliki cacat sedikitpun. Sambil berkata menggelegar "orang ini cacat! Kita tidak bisa memberikannya untuk Dewa Agung kita".

"Tapi baginda, orang ini hanya memiliki cacat sdikit saja di jarinya", timpal salah seorang yang lain. "Tidak bisa!. Ia memiliki cacat! Tidak bisa dijadikan tumbal!" Tegas kepala suku. Akhirnya Raja itu dibebaskan dan langsung lari terbirit-birit menjauh.

Berkat izin Allah ia pun sampai di kerajaannya dan langsung menuju penjara tempat sang penasehat dikurung. Ia lalu membebaskannya "wahai penasehatku. Engkau benar! Engkau benar!" Ucap raja sambil terengah-engah". Apa maksud tuan?" Tanya penasehat yang keheranan. Raja pun menceritakan kejadian yang ia alami. Berkat lukanya. Berkat kesakitan yang ia rasakan, berkat darah yang menetes di jarinya, berkat kesemuanya itu ia terbebas dari maut. Ya benar. Takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita.

Sang penasehat langsung mengucapkan hamdalah. "wahai raja. Sungguh aku pun mengalami hal yang sama, hal yang terbaik dari Allah." kata penasehat. "Apa maksudmu, bukankah kau mengalami kesengsaraan selama dipenjara?". Tanya raja. "Bukankah dengan aku dipenjara maka aku tak ikut berburu bersamamu Tuan? Lalu bila aku ikut niscaya akulah yang akan mereka pilih untuk dijadikan tumbal mereka?" Jelas penasehat. Sekali lagi. Takdir Allah pasti yang terbaik untuk kita.

ALLAHUMMA INNA NASALUKA KHOIRO HADZAL YAUM WA KHOIRO MA FIHI WA KHOIRO MA QOBLAHU WA KHOIRO MA BA`DAHU. WA A`UDZU BIKA MIN SYARRI HADZAL YAUM WA SYARRI MA FIHI WA SYARRI MA QOBLAHU WA SYARRI MA BA`DAHU.
SHOLLU `ALANNABI MUHAMMAD!!!

Kiriman: Sholahuddin
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam