SULIT DUNIA PERTANDA NIKMAT AKHIRAT
Luthfi Bashori
Bagi orang yang selalu tertimpa musibah di dunia, hendaklah bersabar dan tidak banyak mengeluh, namun harus tetap optimis dalam menjalani hidupnya, terlebih dalam mempersiapkan urusan akhiratnya.
Karena, siapa orang yang bersabar saat mendapati hidupnya dipenuhi cobaan dan rintangan, asalkan dirinya tetap menjaga keimanannya kepada Allah, dan tidak mengurangi aktifitas ibadahnya dalam keadaan sesulit apapun, maka saat itulah hakikatnya ia telah mempersiapkan kehidupan akhirat yang jauh lebih layak dari pada apa yang ditemuinya di dunia, yaitu kenikmatan hidup di sorga Allah yang tiada tara.
Itulah hakikat perpindahan dari kesulitan yang bersifat sementara kepada kesenangan yang kekal abadi, dan jauh lebih baik dari pada keadaan semula. Rasulullah SAW bersabda, Sorga itu dikelilingi oleh berbagai kesulitan dan neraka dikelilingi oleh berbagai hal yang menyenangkan.
Nabi SAW juga bersabda, Di hari Qiamat kelak, akan didatangkan seseorang dari penduduk neraka, yang konon saat di dunia adalah orang yangf paling senang hidupnya, kemudian ia ditanya, Wahai putra Adam, apakah engkau pernah mendapat kesenangan dalam hidupmu di neraka ?
Orang itu menjawab, Aku belum pernah mendapat kesenangan sedikit pun di neraka.
Kemudian didatangkan pula seorang penduduk sorga, yang konon hidupnya paling susah ketika ia hidup di dunia, dan ia di tanya, Wahai putra Adam, apakah engkau pernah mendapat kesusahan dan kesulitan ketika hidup di sorga ?
Jawabnya, Demi Allah, aku belum pernah mendapat kesusahan dan kesulitan sedikit pun hidup di sorga.
Keadaan semacam ini jarang terlintas dalam akal pikiran manusia. Khususnya di era masa kini, manusia lebih mengutamakan kesenangan sementara dari pada kesenangan yang abadi. Lebih memilih kehinaan sementara dari pada mendapat kemuliaan yang abadi. Lebih senang menghindar dari cobaan sementara, dari pada menghindari cobaan yang kekal abadi. Sesuatu yang kasat mata itu jauh lebih utama unytuk dicari dari pada sesuatu yang ada dalam bayangan. Urusan keimanan dianggap sepele, sebaliknya kedudukan dan kemewahan dunia dianggap lebih utama untuk diraih.
Namun, apa yang disabdakan oleh Nabi SAW di atas sudah pasti akan terjadi pada setiap orang, dan untuk selanjutnya tergantung setiap individu muslim untuk menyikapinya.