AKAL DAN HATI YANG BERIMAN
Luthfi Bashori
Berikut adalah dialog untuk mengenal fungsi beberapa anggota tubuh manusia, namun dalam kaca mata agama, yang sangat mempengaruhi seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
PENANYA: Saya mau tanya, apa bedanya akal dengan hati?
PEJUANG: Akal itu untuk memikirkan sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan hati itu untuk meyakini apa-apa yang dikatakan oleh akal. Misalnya akal mendapat keterangan bahwa daging babi itu haram. Kemudian hati meyakininya, sehingga mengajak seluruh anggota tubuh untuk tidak mengkonsumsi daging babi, karena hati yakin, bahwa memakan barang haram itu dapat menjerumuskan dirinya ke dalam api neraka.
PENANYA: Kalau seperti seorang pencuri yang dia tahu bahwa mencuri haram tapi dia tetap melakukannya?
PEJUANG: Itu karena kualitas keimanan hatinya hanya setengah-setengah. Hati juga melayani perbuatan maksiat yang diperintahkan oleh akal, akibat kuatnya dorongan nafsu terhadap akal, sehingga akal sehatnya tidak dapat berpikir jernih, lantas menuruti keinginan hawa nasfunya. Maka saat itulah keyakinan hati akan menjadi rapuh, dan tak segan-segan akan memerintahkan anggota tubuh yang lain untuk melakukan nafsu jahatnya.
Adapun setan itu akan selalu mengincar setiap pergerakan nafsu yang ada pada diri manusia. Karena sudah menjadi ketentuan Allah, bahwa nasfu itu diciptakan selalu condong untuk berbuat kejahatan, jadi setan pun akan memanfaatkan cela dari kelemahan nafsu setiap manusia itu untuk dipengaruhinya.
Jika akal seseorang dipenuhi ilmu kebaikan (agama Islam), dan hatinya dipenuhi keimanan yang sempurna, maka otomatis akan menjadi benteng pertahanan yang kuat bagi nafsu dari pengaruh godaan setan, sehingga nafsunya akan lebih banyak mengarah kepada kebaikan dan tidak mudah terjerumus dalam kemaksiatan.
Adapun beberapa jenis maksiat yang paling sering dihembuskan oleh setan untuk mempengaruhi nafsu angkara manusia, adalah jenis maksiat yang tidak jauh dari urusan Harta, Tahta dan Wanita.
Nafsu mengumpulkan Harta dengan tanpa memperdulikan hukum halal dan haram. Jenis ini termasuk mempunyai rating yang paling tinggi dalam diagram kemaksiatan bagi kebanyakan orang.
Nafsu mencari Tahta, kedudukan dan kekuasaan sering kali dapat melupakan seseorang untuk menjaga adab sopan dan santun kepada Allah dan kepada sistem syariat Islam, serta sopan santun kepada sesama muslim, bahkan karena politik perebutan Tahta, banyak pula terjadi gontok-gontokan sesama muslim tanpa mengindahkan aturan syariat, atau hanya karena alasan kebangsaan dan nasionalisme mereka berani menerjang hukum syariat.
Nasfu pada Wanita, yaitu ibarat dari pelampiasan nafsu syahwat pada jalan yang diharamkan oleh syrariat , baik itu beruapa maksiat mata, telinga, tangan, alat kelamin dan sebagainya.