URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 200 users
Total Pengunjung: 6224312 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BISAKAH SHALAT JADI KHUSYU`?  
Penulis: Pejuang Islam [ 7/10/2016 ]
 
BISAKAH SHALAT JADI KHUSYU`?


Luthfi Bashori

 Seorang penanya melayangkan SMS curhat kepada penulis, karena kehidupan rumah tangganya sedang galau. Maka terjadilah dialog sejenak, namun ada baiknya untuk dibaca oleh umat, barangkali saja ada keserupaan kasus yang sedang dihadapi, sbb:



PENANYA: Mengapa setiap shalat, saya tidak bisa khusu`, terus amalan apa yang bisa dikerjakn untuk melupakan masalah yang berat? Terima kasih Pak Ustadz

.

PEJUANG: Khusyu` dalam shalat itu perlu dilatih setiap saat oleh dirinya sendiri. Khusyu` artinya ingat kepada Allah di saat shalat. Kadar kekhusyu`an itu berbeda-beda pada setiap shalat. Adakalanya sejak takbiratul ihram hingga tahiyat akhir, benar-benar ingat kepada Allah, ini namanya khusyu` yang sempurna.

Atau kekhusyu`an itu terjadi hanya separuh dari waktu shalatnya, atau bahkan hanya sejenak saja kekhusyu`an itu terjadi, maka sekecil apapun tingkat kekhusyu`an dalam melaksanakan shalat, maka hal itu jauh lebih baik dari pada orang yang setiap kali melakukan shalat, namun pikirannya sengaja ditujukan untuk urusan dunia semata.

Umumnya, shalat itu bisa khusyu` terjadi pada orang sudah menjadikan shalat sebagai kebutuhan rohani, bukan sekedar mengamalkan kewajiban syariat. Ibarat anak kecil yang umumnya menilai, bahwa urusan `makan` itu adalah kewajiban dari orang tua, jika tidak `makan` pasti akan dimarahi orang tuanya, sehingga anak kecil tidak dapat menikmati makanan yang disantapnya.

Tapi orang dewasa menilai, bahwa `makan` itu adalah suatu kebutuhan, jika tidak `makan` akan menyebab kematian. Dengan demikian orang dewasa akan berkreasi dalam memilih menu makanan agar kebutuhannya itu dapat terpenuhi dengan rasa yang nyaman dan menyenangkan.

Nah, kebanyakan orang awam menilai jika shalat itu adalah suatu kewajiban, dan menilai jika tidak shalat maka akan mendapat murka dari Allah, karena itu mereka susah untuk khusyu` dalam shalatnya. Namun orang-orang shaleh telah menjadikan shalatnya itu adalah kebutuhan, hingga berusaha untuk dapat Khusyu`, karena dengan menikmati shalat yang khusyu` akan dapat memenuhi kebutuhan rohaninya dan dapat menenangkan jiwanya. Ketenangan jiwa akan berdampak pada kehidupan yang positif di tengah masyarakat.

Anjuran kami, setiap kali melaksanakan shalat, maka bisikkan saja dalam hati perkataan: sekarang ini aku sedang shalat, aku harus khusyu` dan aku sedang ingat kepada Allah.

Jika dalam perjalanan shalat itu, tiba-tiba pikiran melayang-layang lagi mengingat urusan dunia, maka saat itu pua bisikan lagi kata-kata di atas, semoga dapat membantu.

Di samping itu perlu juga sering berdzikir kepada Allah dan membaca shalawat, agar dapat menambah ketenangan jiwa. Jika sedang punya masalah, maka sering-seringlah membaca surat Al-insyirah (Alam Nasyrah).

PENANYA: Begitulah saya ustadz, shalat tapi tidak khusu`, bahkan selalu teringat urusan dunia saja, padahal jujur saja saya ingin bertaubat.

PEJUANG: Belajarlah menjadikan shalat itu sebagai kebutuhan yang menyenangkan.

 Jika ada majelis-majelis ta`lim terdekat di kalangan ulama NU, usahakan sering ikut hadir, karena aktif hadir di majelis ta`lim dapat menumbuhkan cinta ibadah.


PENANYA: Iya ustad, jadi kalo mau melupakan satu masalah besar, kira-kira dzikir apa yang paling tepat dan kapan saat yang tepat dibacanya?



PEJUANG: Masalahnya apa ?

 PENANYA: Masalah dalam rumah tangga... ustadz, antara saya dan istri saya, tentang perselingkuhan. Mungkin ini adalah adzab Allah kepada saya.



PEJUANG: Harus banyak baca istighfar, banyak ibadah, banyak shadaqah dan baca baca surat Al-insyirah.


PENANYA: Masihkah Allah swt mengampuni dosa yang kami perbuat?

 PEJUANG: Kalau niat bertaubatnya dengan benar-benar dan berjanji untuk sungguh-sungguh tidak akan mengulangi perselingkuhan lagi, serta selalu memperbanyak beristighfar, banyak beibadah dan banyak bershadaqah, maka tidak menutup kemungkinana Allah akan menerima taubat hamba-Nya, selagi nyawanya belum yugharghir (sampai ke tenggorokan/belum sekarat).


PENANYA: Pak ustadz, apakah perselingkuhan istri saya dengan lelaki lain itu, juga bisa dikatakan adzab Allah terhadap saya karna saya juga dulu pernah begitu, ataukah ini semacam cobaan untuk mengingatkan saya agar sadar atas dosa-dosa yang saya lakukan?



PEJUANG: Maksud ucapan Bapak: Karena saya juga dulu pernah begitu? Apakah dulu bapak juga pernah berselingkuh/berzina dengan wanita lain juga?

PENANYA: Betul pak ustadz.

 PEJUANG: Berarti, kemungkinan besar kejadian ini adalah balasan dari Allah sebagai pengingat bapak di dunia. Apakah istri Bapak mau diajak bertaubat?


PENANYA: Istri saya sudah minta maaf kepada saya, dan berjanji tidak akan megulangi lagi, tapi rasanya saya ingin menceraikannya. Menurut Pak Ustadz bagaimana?

 PEJUANG: Jika Bapak akan meninggalkan istri di saat dia butuh bimbingan dan perlindungan bapak, alias Bapak akan lari dari tanggung jawab, maka kelak pun bisa saja Allah menjadikan (membalas) Bapak akan ditinggal oleh orang-orang dekat bapak, termasuk oleh anak-anak kandung di saat Bapak membutuhkan keberadaan mereka.

 PENANYA: Betapa berdosanya saya Pak Ustadz. Masihkah Allah mau mengampuni saya.



PEJUANG: Menurut Nabi Muhammad SAW, bahwa Allah akan mengampuni taubat seseorang selagi nyawanya belum sampai berada di tenggorokan (sekarat), asalkan Bapak dan istri mau bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka semoga Allah berkenan menerimanya.

 PENANYA: Saya pernah baca, waktu jaman Rasulullah SAW, ada seorang wanita mengaku berzina, kemudian Rasulullah SAW merajam wanita itu. Apakah ia sudah dinyatakan bertaubat ustadz, dan bagaimana dengan saya dan istri saya?


PEJUANG: Nabi SAW itu di samping sebagai Rasul, maka beliau juga merangkap sebagai kepala negara dan Hakim/Qadhi, maka beliau SAW berhak menerapkan pertaubatan si wanita itu dengan melaksanakan hukuman rajam. Jika Indonesia menerapkan hukum Islam, maka presiden (Depag+KUA) berhak menerapkan hukum rajam, dan pengeksekusi rajam bagi penzina adalah petugas yang ditunjuk oleh pemerintah, bukan hak perorangan.

Tapi karena Indonesia tidak menerapkan hukum syariat, maka satu-satunya cara bertaubat dari perselingkuhan adalah banyak baca istighfar, berjanji tidak mengulangi perbuatannya, kemudian memperbanyak ibadah, shalat berjamaah dengan istri dan anak-anak, atau rajin mengajak mereka shalat berjamaah ke masjid serta memperbanyak shadaqah. Nabi SAW bersabda: Shadaqah itu dapat memadamkan kemurkaan Allah... !



PENANYA: Terima kasih Pak Ustadz, atas segala nasihatnya, mudah-mudahan dapat saya jalankan. Saya akan banyak belajar nanti dari Pak ustadz kalo tidak keberatan.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: hasan anshor  - Kota: medan
Tanggal: 4/12/2013
 
brarti yg di rajam di jman rasullah,apkh sdh di ampuni allah swt 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Menurut Nabi SAW, wanita yg dirajam itu mendapat pahala, karena hukuman rajam itu adalah bernilai pertaubatan bagi penzina, bahkan andaikata pahala wanita yg dirajam itu dibagi-bagi untuk seluruh penduduk Madinah di saat itu, maka akan mencukupi mereka, karena besarnya pahala rajam tersebut.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam