BERAPA BANYAK TUHAN MEREKA?
Luthfi Bashori
Berapa banyak tuhan kalian? Pertanyaan ini sangat patut ditujukan kepada para pengikut aliran Syi`ah dan aliran Wahhabi Mujassimah. Karena kedua aliran ini kini marak disebarkan di kalangan umat Islam Indonesia. Namun sebelum mengungkap jawabannya, ada baiknya umat Islam mengkaji terlebih dahulu beberapa agama yang menyakini adanya tuhan berbilang lebih dari satu.
Agama Hindu Meyakini Ada Tiga Tuhan:
Srimad Bhagavatha Purana 1.2.11menyebutkan:
Para rohaniawan mulia yang telah menginsyafi/mengerti tentang Tuhan, menyebut-Nya sebagai Brahman, Paramatma dan Bhagavan . Bhagavan, Brahman, Paramatma : yang ada dalam semua mantra sebagai : Om.
Bhagavad Gita 15.15 & Brahma Samhita 5.35 menyebutkan:
Brahman adalah aspek impersonal Tuhan. Ia adalah cahaya rohani yang memancar dari Bhagavan (Diri Pribadi Tuhan Yang Rohani). Brahman berhakekat serba meliput, berada dimana-mana, tidak terbatas, tak terbagi-bagi, tanpa wujud, sifat & ciri apapun.
Paramatma adalah aspek setempat Tuhan yang bersemayan di dalam hati badan jasmani setiap makhluk dan inti atom (paramanu) setiap unsur materi alam fana. Ilustrasi Paramatma: Tuhan dengan ketiga aspek-Nya ini dapat diibaratkan sebagai api yang juga memiliki tiga aspek keberadaan yaitu nyala, panas dan cahaya. Apakah api itu? Api adalah kesatuan dari nyala, panas dan cahaya. Demikianlah Tuhan adalah kesatuan dari Bhagavan,
Paramatma dan Brahman.
Bhagavan adalah Kepribadian Tuhan Yang Rohani yang menjadi sumber keberadaan Brahman dan Paramatma. Tanpa Bhagavan, tidak mungkin ada Paramatma dan Brahman. Karena itu, dari ketiga aspek Tuhan ini, Bhagavan (Kepribadian Tuhan YME) adalah yang paling utama. Sebab, dengan mengerti hakekat Bhagavan, otomatis hakekat Paramatma dan Brahman terpahami.
Kristen dan Khatolik Meyakini Ada Tiga Tuhan
Ajaran Ketuhanan dalam Kristen termasuk gereja romawi Khatolik adalah sebagaimana tercantum dalam Kredi Iman Rasuli yaitu Tri Tunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiganya adalah pribadi Tuhan.
Terjemahan Bibel dalam bahasa Indonesia dinamakan Al Kitab, menggunakan kata Allah untuk Tuhan Bapa. Menurut iman Kristiani, Allah sebagai oknum/pribadi yang dimana pada dirinya terdapat tiga kodrat Ketuhanan-Nya, sebagaimana :
Matius 11:25, Lukas 10:2 menyebutkan:
Mencipta: Kuasa mencipta ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Bapa.
Yohane 1:14, Yohanes 1:18, Matius 16:16 menyebutkan:Berfirman: Kuasa berfirman (dan bertindak) ini dalam perjanjian baru disebut oleh Yesus dengan predikat Anak,
Yohanes 14:16-17, Yohanes 14:26) menyebutkan:Roh Allah: Kuasa memelihara, mengayomi, membimbing dan menolong ini dalam perjanjian baru oleh Yesus disebut dengan Roh Kudus.
Mesir Kuno Meyakin Ada Enam Tuhan/Dewa
Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa (polytheisme) dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa (ada yang menyamakan dengan paganisme).
Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam.
Para Dewa ini merupakan Tuhan tersendiri sesuai dengan kemahakuasaan yang dimilikinya. Para Dewa itulah yang menentukan nasib setiap orang. Nama enam Dewa itu adalah: Ra, Osiris. Amon, Isis, Hathor dan Horus.
Ra (sering diucapkan sebagai Rah, tetapi lebih tepat sebagai RE) adalah dewa matahari Mesir kuno. Pada kelima dinasti, ia menjadi dewa besar dalam agama Mesir kuno, diidentifikasi dengan ciri `matahari tengah hari`. Ra sangat banyak berubah dari waktu ke waktu, terdapat juga nama Kota asal dewa yaitu kota Heliopolis yang berarti Kota Matahari oleh orang Yunani Kuno. Kemudian, Ra bergabung dengan dewa Horus, sebagai Re-Horakhty. Ketika mencapai posisi penting dalam jajaran Mesir, ia dipercaya untuk memimpin langit, bumi, dan di bawah tanah. Dia dikaitkan dengan elang, serta simbol dewa matahari yang melindungi Fir`aun.
- Osiris digambarkan sebagai dewa yang menggunakan mahkota, yang mirip dengan mahkota putih dari Mesir. Dia juga membawa crook dan cambuk. Alat yang menyerupai lekukan diperkirakan untuk mewakili Osiris yang berperan sebagai Dewa Gembala
- Amon adalah seorang dewa dalam mitologi Mesir yang biasa disebut Amun-Ra. Berperan sebagai dewa pencipta , ia adalah pelindung kaum miskin dan pusat kesalehan. Amun menciptakan dirinya sendiri, tanpa ibu dan ayah, dan selama `Kerajaan Baru` di Mesir ia menjadi Dewa Besar do teologi Mesir. Amun-Ra, tidak secara fisik yang menciptakan alam semesta. Posisinya adalah sebagai Raja Dewa. Selain Osiris, Amun-Ra adalah nama Dewa yang paling banyak yang tercatat dalam peninggalan-peninggalan Mesir.
- Isis adalah Dewi di mesir kuno, dia juga disembah di beberapa negara di seluruh dunia semisal Yunani-Romawi. Dia dipuja sebagai ibu yang ideal, istri, pelindung alam dan sihir. Dia adalah teman budak, orang-orang berdosa, pengrajin, kaum tertindas, serta mendengarkan doa orang-orang kaya, gadis, bangsawan dan penguasa. Isis adalah dewi ibu dan kesuburan.
- Hathor adalah seorang Dewi Mesir Kuno yang dipersonifikasikan dengan feminin, cinta, keibuan dan sukacita. Dia adalah salah satu dewi yang paling penting dan paling populer sepanjang sejarah Mesir Kuno. Hathor yang disembah oleh masyarakat umum, dan gambarnya banyak terdapat pada kuburan orang Mesir Kuno dia digambarkan sebagai pemimpin Barat menyambut orang mati ke kehidupan selanjutnya. Peran lain dia adalah seorang dewi musik, tari, dan kesuburan, yang membantu perempuan dalam proses melahirkan.
- Horus adalah salah satu dewa yang paling tua dan paling penting di dalam agama Mesir kuno, yang di puja, setidaknya sampai akhir periode Predinastik pada masa Yunani-Romawi. Berbagai bentuk rupa Horus dicatat dalam sejarah. Bentuk paling umum adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir.
Berapa Banyak Tuhan Kaum Syi`ah Iran?
Pertanyaan ini akan terjawab dengan sendirinya saat umat Islam meneliti isi buku Kecuali Ali, (terjemahan dari bahas Arab: Illa Aly). Buku ini dikarang oleh Abbas Rais Kermani tokoh Syi`ah, dan diterbitkan oleh pustaka Alhuda Jakarta.
Pada halaman 22 paragraf 3 menyebutkan:
Imam shadiq as dalam menafsiri ayat, Segala sesuatu itu akan musnah kecuali wajah Allah Yang dimaksud dengan Wajah Allah dalam ayat ini adalah Ali as.
Pada halaman 41 paragraf 6 menyebutkan:
"Keimanan dan perbuatan kaum mukmin, haruslah sesuai dengan keimanan dan perbuatan Imam Ali as. Melalui perhitungan ini, salah satu makna dari neraca di hari kiamat adalah Imam Ali as".
"Imam Ali as adalah penghitungan amal perbuatan di hari kiamat, Sesungguhnya (hanya) kepada Kami-lah mereka kembali dan sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka. > (`Kami` di sini berarti Imam Ali, pen).
Dari nukilan di atas menjadi jelaslah bagi umat Islam untuk mejawab pertanyaan: Berapa banyak tuhannya orang Syi`ah?
Jawabannya: Ada dua tuhan, yaitu
Tuhan Allah dan
Tuhan Ali. Bukti ini diperkuat dengan keterangan pada halaman 39 paragraf 2 sbb:
`Ali, Dia merupakan salah satu dari nama Allah. Dia adalah nama pertama yang dipilih untuknya
`.
Berapa Banyak Tuhan Kaum Wahhabi Mujassimah?
Wahhabi Mujassimah adalah golongan yang menisbatkan jasmani/raga/anggota tubuh kepada Dzat Allah. Termasuk Mujassimah adalah keyakinan bahwa Allah itu bertempat di langit, atau sedang duduk di kursi, atau menempati singgasana di sebuah Kerajaan Langit.
Adapun gambaran tentang keberadaan Kerajaan Langit itu, adalah seperti yang diceritakan dalam komik-komik tentang negeri dongeng.
Bukti bahwa kaum Wahhabi Mujassimah meyakini keberadaan Allah itu bertempat di langit dapat dibaca pada situs:
www.muslim.or.id menyebutkan (cuplikan dari artiel karya Abu Bakr Anas Burhanuddin, Lc)
Sifat Istiwa Allah di Atas Arsy.B. Arti Istiwa
Lafazh istawa ala (اِسْتَوَى عَلَى) dalam bahasa Arab yang dengannya Allah menurunkan wahyu berarti (عَلاَ وَارْتَفَعَ), yaitu berada di atas (tinggi/di ketinggian). Hal ini adalah kesepakatan salaf dan ahli bahasa. Tidak ada yang memahaminya dengan arti lain di kalangan salaf dan ahli bahasa.
Adapun Arsy, secara bahasa artinya Singgasana kekuasaan. Arsy adalah makhluk tertinggi. Rasulullah shollallahualaihiwasallam bersabda:
فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Maka jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Al-Firdaus, karena sungguh ia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya singgasana Sang Maha Pengasih, dan darinya sungai-sungai surga mengalir. (HR. Al-Bukhari)
Arsy juga termasuk makhluk paling besar. Allah menyifatinya dengan adhim (besar) dalam Surat An-Nahl: 26. Ibnu Abbas rodiallahuanhu berkata:
الْكُرْسِيُّ مَوْضِعُ الْقَدَمَيْنِ ، وَالْعَرْشُ لاَ يَقْدِرُ قَدْرَهُ إِلاَّ اللهُ تعالى
.
Kursi adalah tempat kedua kaki (Allah), dan Arsy (singgasana) tidak ada yang mengetahui ukurannya selain Allah Ta`ala. (Hadits mauquf riwayat Al-Hakim dan dishahihkan Adz-Dzahabi dan Al-Albani)
Allah juga menyifatinya dengan Karim (mulia) dalam Surat Al-Mukminun: 116 dan Majid (agung) dalam Surat Al-Buruj: 15.
Dalam suatu hadits shahih riwayat Al-Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa Arsy memiliki kaki, dan dalam surat Ghafir: 7 dan Al-Haaqqah: 17 disebutkan bahwa Arsy dibawa oleh malaikat-malaikat Allah.
Ayat dan hadits yang menjelaskan tentang istiwa di atas Arsy menunjukkan hal-hal berikut:
1. Penetapan sifat istiwa di atas Arsy bagi Allah, sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.
2. Bahwa
Dzat Allah berada di atas.
C. Beberapa Peringatan Penting:Pertama:
Istiwa adalah
hakikat dan bukan
majas.Tambahan dari Al-Akh Abu Mushlih:
Allah Ta`ala bersemayam di atas Arsy. Di dalam ayat disebutkan Ar-Rahmaanu alal arsyistawaa. Secara bahasa istiwa itu memiliki empat makna yaitu:
1. Ala (tinggi)
2. Irtafa`a (terangkat)
3. Sho`uda (naik)
4. Istaqarra
(menetap)Sehingga makna Allah istiwa di atas Arsy ialah
Allah menetap tinggi di atas Arsy.Sedangkan makna Arsy secara bahasa ialah: Singgasana Raja. Adapun Arsy yang dimaksud oleh ayat ialah sebuah singgasana khusus milik Allah yang memiliki pilar-pilar yang dipikul oleh para malaikat. Sebagaimana disebutkan di dalam ayat yang artinya, Dan pada hari itu delapan malaikat memikul arsy..
(www.muslim.or.id)
Jadi, menurut Sdr. Abu Bakr Anas Burhanuddin, Lc dan Sdr. Mushlih sebagai penganut Wahhabi Mujassimah, bahwa Allah itu adalah Tuhan yang berada/bertempat di atas langit secara hakiki.
Tidakkah keyakinan ini menunjukkan adanya Allah (Tuhan Pertama) itu bertempat di langit sesuai keyakinan kaum Wahhabi Mujassimah? Lantas dimana kira-kira keberadaan Tuhan Kedua? Apakah bertempat di Goa Tsur, Makkah?
Menurut kaum Wahhabi Mujassimah, bahwa ayat-ayat yang berkaitan dengan Dzat Allah itu tidak boleh ditakwili dan harus diartikan secara hakikat (alias sesuai makna yang tersurat), bukan secara majaz (alias makna yang tersirat), maka untuk memahami ayat-ayat berikut pun kaum Wahhabi Mujassimah akan memberlakukan kaedah yang sama pada:
QS. Attaubah, ayat 40 : لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا (Janganlah engkau khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita.!). Ayat ini turun saat Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar berangkat hijrah, dan dikejar oleh orang-orang kafir Quraisy, lantas beliau berdua bersembunyi di Goa Tsur, hingga pada saat Sy. Abu Bakar merasa khawatir atas kondisi itu, maka Nabi SAW mengatakan: Janganlah engkau khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita. Yakni artinya secara dhahir lafadz, menurut aturan kaum Wahhabi Mujassimah, bahwa Allah sedang bersama Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar ikut bersembunyi di Goa Tsur.
Penulis pernah masuk ke Goa Tsur, kira-kira tinggi pintunya tidak lebih dari satu meter, dan luas dalamnya juga terasa tidak nyaman untuk tempat duduk bagi tiga orang. Jika ingin shalat di dalam Goa Tsur, maka yang paling memungkinkan adalah shalat dengan posisi duduk, sendirian atau tidak berjamaah dan tidak berdiri, karena sempitnya ruangan Goa Tsur itu.
Dengan memahami gambaran lokasi di dalam Goa Tsur yang sempit itu, maka timbul pertanyaan sbb: Jika digambarkan oleh kaum Wahhabi Mujassimah, bahwa Allah secara hakikat telah datang menemani Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar Asshiddiq di Goa Tsur, lantas seberapa besar ukuran tubuh Allah yang ada di Goa Tsur itu?
Sedangkan dalam pemahaman kaum Wahhabi Mujassimah, bahwa Arsy sebagai tempat singgasana Allah
(Tuhan Pertama) yang berada di langit itu tubuh-Nya sangat besar, sesuai gambaran Arsy itu ditopang oleh 8 malaikat. Padahal untuk menggambarkan seberapa besar bentuk seorang malaikat Jibril sebagai permisalan ukuran wujud para malaikat yang lainnya, maka Nabi SAW menyatakan, bahwa beliau SAW pernah melihat malaikat Jibril dalam pakaian hijau, memenuhi antara langit dan bumi. (HR. Muslim, dari Ibnu Mas`ud).
Karena singgasana Arsy tempat duduk Allah itu sangat besar, tentu Allah
(Tuhan Pertama) yang duduk di Arsy juga harus digambarkan bertubuh besar, agar seimbang dengan besarnya bentuk kursi singgasana tempat duduk-Nya.
Kemudian untuk menggambarkan Allah
(Tuhan Kedua) yang berada di bumi dan menemani Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar bersembunyi di Goa Tsur itu, tentunya adalah
tuhan yang bertubuh kecil, dan tidak mungkin lebih besar dari ukuran lobang Goa Tsut itu sendiri.
Karena, kalau digambarkan bahwa Allah yang datang ke Goa Tsur itu bertubuh sangat besar, dan sangat berat timbangannya, hingga perlu ditopang oleh 8 malaikat, maka Goa Tsur pun tidak akan mampu menampung tubuh Allah, apalagi jika harus disandingkan bersama Nabi SAW dan Sy. Abu Bakar.
Hal ini membuktikan bahwa kaum Wahhabi Mujassimah meyakini adanya Allah
(Tuhan Pertama) yang bertubuh besar, bertempat di langit, dan adanya Allah
(Tuhan Kedua) yang bertubuh kecil berada di bumi (di Goa Tsur).
Apakah Allah, tuhannya kaum Wahhabi Mujassimah hanya ada dua seperti tersebut di atas? Rupanya umat Islam tidak boleh hanya berhenti sampai di situ, karena ada ayat-ayat lain yang menurut kaum Wahhabi Mujassimah harus diartikan sesuai hakikat dhahir ayatnya, dan tidak boleh ditakwil sama sekali, yaitu:
QS. Alhadid, ayat 4 : وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ (dan Dia (Allah) bersama kalian di mana saja kalian berada).
Dalam gramatikal Arab, lafadz كُنْتُم itu berarti kalian yang jumlah personnya adalah banyak (jamak), minimal tiga orang dan bisa lebih. Sebut saja lafadz kalian dalam ayat ini berarti tiga orang, kemudian sebut pula dalam lafadz kalian pada ayat ini adalah bernama Ali, Farhan dan Abbas. Maka ayat ini dalam konotasi hakikat dhahir ayat, memberi pengertian sebagai berikut:
1. Jika Ali berada di Jakarta, maka
Allah juga berada di Jakarta menyertai keberadaan Ali.
2. Jika dalam waktu yang bersamaan, ternyata Farhan berada di Semarang, tentunya
ada Allah yang menyertai keberadaan Farhan di Semarang.
3. Padahal di saat itu pula Abbas ternyata berada di Surabaya yang mengharuskan
adanya Allah menyertai Abbas berada di Surabaya.
Jadi, berapa jumlah tuhan-nya kaum Wahhabi Mujassimah, minimal
tiga tuhan kaan? Lantas bagaimana jika isi person pada lafadz kalian itu ternyata berjumlah 1000 orang dan tersebar di tiap-tiap kota besar di dunia ini,
maka perlu berapa tuhan untuk menyertai mereka?
Ada lagi yang perlu diteliti oleh umat Islam tentang keyakinan kaum Wahhabi Mujassimah dalam memahami ayat tentang Dzat Allah, sebagai bukti penguat bahwa tuhan mereka itu berbilang, dan tidak hanya satu Tuhan:
QS. Albaqarah, ayat 115 : وَ ِللهِ الْمَشْرِقُ وَ الْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ إِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. (Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke (arah) mana pun kalian menghadap maka di situlah wajah (Dzat) Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui).
Arti ke (arah) mana pun kalian menghadap, maka di situlah Dzat Allah, memberi makna secara hakikat dhahir lafadz, adalah: Ada Allah di arah barat, dan ada Allah di arah timur, selatan, utara, barat daya, barat laut, timur laut dan tenggara. Jadi minimal ada delapan wujud Allah, tuhannya kaum Wahhabi Mujassimah. Itu jika harus mengikuti pemahaman dhahir ayat ini secara hakikat (tekstual), seseuai aturan yang diterapkan oleh kaum Wahhabi Mujassimah sendiri, dan menolak makna majaz (maknawiyah/kontekstual).
Jadi,
berapa banyak sih tuhan kalian itu wahai kaum Wahhabi Mujassimah? Waah banyak sekali yaa jumlahnya?
(NB: Para pengunjung yang ingin berkomentar, mohon tidak keluar dari tema judul di atas)