URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 344 users
Total Pengunjung: 6224471 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Menyelamatkan Kehormatan Ulama NU 
Penulis: Pejuang Islam [16/6/2015]
 
Menyelamatkan Kehormatan Ulama NU


Suara-nu.com-“Wahai kaum muslimin, di tengah-tengah kalian ada orang-orang kafir dan ahli bid’ah yang telah merambah ke segala penjuru negeri, maka siapkan diri kalian yang mau bangkit untuk, dan peduli membimbing umat ke jalan petunjuk”.

Seruan tersebut diucapkan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari pada Muktamar ke-XI pada 9 Juni 1936. Sepenggal kalimat tersebut ditujukan kepada seluruh warga NU secara khusus dan kaum Muslimin secara umum untuk menjaga marwah dan kehormatan ulama Nusantara.

Semenjak masa sebelum kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan, para ulama dan santri-lah yang bahu membahu membela bumi Nusantara ini dari pengaruh-pengaruh dan penetrasi eksternal. Baik penetrasi fisik – melalui penjajahan—maupun penetrasi pemikiran.

Di masa itu-lah, marwah dan kehormatan Ulama NU terjaga. Bahkan pemerintah kerap kali meminta saran kepada ulama untuk menentukan suatu kebijakan.

Para ulama NU menjaga tradisi kepesantrenan yang terkenal dengan budaya kesantunan, dan tawadhu’. Murni pesantren, bebas dari kepentingan politik dan intrik-intrik oknum yang berambisi.

Ketika zaman reformasi dibuka dan kran informasi terbuka selebar-lebarnya, tantangan cukup berat dihadapi NU. Sebagai ormas yang memiliki basis massa yang cukup besar, NU menjadi incaran-incaran oknum politikus demi kepentingan pribadi dan golongannya.

Untuk kembali kepada NU sesuai dengan yang dicita-citakan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, maka para pemegang kendali NU harus berani membebaskan diri dari jeratan kepentingan politis. Jika kepentingan politis sudah dikedepankan, maka kepentingan ideologis akan terlempar.

Baru-baru ini, tersiar kabar di media sosial, sejumlah ulama NU dari Aceh, Medan, Madura, Manado, Jawa Timur dan NTB menyatakan keprihatinan terhadap kondisi mutakhir. Yakni adanya kepentingan eksternal yang bisa mengubah ideologi Aswaja.

“Saat ini sudah saatnya ada penyegaran di dalam NU. Karena NU ini warisan para kiai-kiai kita yang berjuang ikhlas lillahi ta’ala, maka kita berkewajiban menyelamatkannya. Kita butuh figur yang jelas ke-NU-annya bukan seorang liberal apalagi simpatisan Syiah”, ujar KH. Yasir bin Salim Bahmid Rois Syuriyah PCNU Manado kepada redaksi suara-nu.com.

Barangkali statemen kiai Yasir tersebut mewakili puluhan bahkan ratusan kiai-kiai di pelosok tanah air yang tidak duduk di jajaran struktur NU. Mereka sangat merindukan akan NU seperti yang dicita-citakan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.

Munculnya dukungan kepada Kiai Muhammad Idrus Ramli yang dicalonkan sebagai ketum PBNU dari berbagai kiai di pelosok tanah air menunjukkan ada harapan baru pada Muktamar ke-33 di Jombang pada Agustus mendatang. Warga nadhliyyin sejatinya rindu dengan kondisi ideal NU dan mereka jenuh dengan hiruk-pikuk yang menjauhkan NU dari cita-cita Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.

Kepentingan-kepentingan pragmatis yang keluar dari cita-cita NU sejatinya menjatuhkan marwah ulama NU. Semoga ada harapan baru di Mu’tamar tahun ini. (Akh)



Kiriman : Kholili
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam