URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 191 users
Total Pengunjung: 6224303 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
ILMU TENAGA DALAM 
Penulis: Pejuang Islam [ 14/9/2016 ]
 
ILMU TENAGA DALAM

 Luthfi Basori


Ada SMS masuk ke HP penulis sebagai berikut: Sebelumnya minta maaf, menurut Ustadz, apa boleh belajar ilmu tenaga dalam, seperti di perguruan-perguruan bela diri...?

Maka penulis menjawab: Kalo ajarannya menggunakan ayat-ayat Alquran dan wirid-wirid islami, serta tidak ada yang mengandung kesyirikan, misalnya tidak minta bantuan kekuatan dari jin (setan), maka hukumnya boleh (jaiz), namun jika menggunakan mantra-mantra syirik maka hukumnya adalah haram.

Konon tatkala Nabi SAW dikepung oleh kaum kafir Quraisy di rumahnya, saat akan berangkat hijrah, maka Nabi SAW mengambil segenggam debu, lantas beliau SAW membaca ayat waja`anla min baini aidiihim saddan... (QS. Yasin, 9) kemudian beliau SAW menaburkan debu yang telah dibacai itu ke arah orang-orang kafir Quraisy yang sudah menunggu di sekitar pintu rumah Nabi SAW, maka orang-orang kafir itu pun tiba-tiba tertidur pulas, sehingga Nabi SAW dapat keluar rumah dengan selamat.

Inilah salah satu dasar para ulama memperbolehkan belajar ilmu tenaga dalam yang islami dan tidak mengandung kesyirikan. Bahkan ada juga yang berpendapat bahwa kekuatan Sy. Ali bin Abi Thalib itu dapat mengalahkan kekuatan 70 orang, dan tentunya ini juga termasuk kekuatan ilmu tenaga dalam.

Dalam sejarah disebutkan, bahwa ada seorang kafir Quraisy bernama Amr bin Wudd, yang memiliki kekuatan ganda, bahkan disebutkan, jika Amr b in Wudd ini sedang perang antar suku, maka dia dapat membunuh 100 orang musuh.

Suatu saat, pasukan Islam sedang berhadapan dengan pasukan kafir Quraisy yang terdapat di dalamnya Amr bin Wudd. Ringkas cerita, Amr bin Wudd menantang mubarazah (duel) dengan salah satu pahlawan Islam, maka dengan seijin Nabi SAW, majulah Sy. Ali bin Thalib yang kala itu masih tergolong usia muda belia berangkat menghadapi Amr bin Wudd, dan akhirnya Sy. Ali bin Abi Thalib dengan pertolongan Allah mampu membunuh Amr bin Wudd.

Riwayat ini memiliki arti bahwa Sy. Ali bin Abi Thalib itu adalah salah satu pahlawan Islam yang sangat digdaya ilmu tenaga dalamnya. Tentunya masih banyak riwayat para ulama yang juga memiliki ilmu tenaga dalam dan dimanfaatkan dalam kondisi tertentu, pada saat dibutuhkan.

Namun, himbaun penulis kepada para remaja yang berstatus sebaga pelajar ilmu syariat agama Islam, sebaiknya jangan tergesa-gesa terjun mempelajari ilmu tenaga dalam ini, namun hendaklah lebih berkonsentrasi mempelajari syariat Islam itu secara ilmiah terlebih dahulu, jika sudah mendalami ilmu syariat secara ilmiah dengan matang, maka bolehlah mendalami ilmu tenaga dalam sebagai bagian dari ajaran agama Islam.

Tentunya hendaklah belajar kepada guru (syeikh) yang ahli di bidang ilmu tenaga dalam islami, agar tidak tersesat di jalan.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: alfian  - Kota: sumenep
Tanggal: 27/10/2013
 
jk tenaga dlm blh, knpa nabi tdk kebal saat perang pak kyai ?
Knap tdk dpakai jihad saja ke timur tngah.
Salam NU garis lurus,
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kan sudah ada contohnya dalam artikel, bahwa Nabi SAW menidurkan musuh-musuh yang mengepungnya dengan bacaan ayat Alquran. Ini termasuk dalam kategori tenaga dalam.

Tenaga dalam itu tidak identik dengan kekebalan/kesaktian yang tidak mempan ditembak seperti yang akhi bayangkan.

Tenaga dalam ini hukumnya boleh jika tata caranya tidak bertentangan dengan syariat.

Bahkan belajar ilmu kebal tubuh juga boleh jika tata caranya tidak bertentangan dengan syariat.

Adapun apakah Nabi SAW itu mempelajari ilmu kebal tubuh atau tidak, maka hal itu tidak mempengaruhi hukum bolehnya belajar ilmu tenaga dalam. Karena perkara yang dihalalkan dalam Islam itu tidak semuanya pernah dilakukan atau dicontohkan oleh Nabi SAW secara langsung.

Contohnya memakan daging Dhab hewan khas padang pasir, tatkala Shahabat Khalid bin Walid memakannya, maka Nabi SAW MENGHALALkannya, namun beliau mengatakan: Tapi aku (orang kota) tidak terbiasa memakannya.

Agar akhi tahu, bahwa membahas status hukum bagi suatu perkara itu tidak ada keharusan untuk langsung mengamalkannya.

Seperti jika kami ditanya: Apa hukum memakan daging onta? maka pasti kami jawab: Hukumnya HALAL.

Nah, apakah lantas saat ini juga kami harus praktek memakan daging onta, karena menjawab HALAL sesuai syariat? Tentunya bagi pikiran sehat, tidak akan mengatakan yang seperti itu kaan...?


2.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 29/10/2013
 
Assalamu alaikum.
afwan ustadz, apa tdk sebaiknya istilah yg disematkan utk kekuatan yg luar biasa pd Ali r.a sbg karomah. Karena memang dalam riwayat manapun tdk prnh kt temui Rasulullah mengajarkan pd sahabat amalan utk tenaga dalam.Dan kemampuan ini hanya mutlak bagi manusia yg memiliki derajat ketaqwaan yg tinggi.
Menurut pemahaman sy, segala bentuk tenaga dalam tdk ada tuntunannya dalam Islam. Banyak hadist yg menjelaskan tentang paripurna nya agama Islam. Salah satunya riwayat Ibnu Hibban: dari Abu Dzarr Radhialllahu anhu bhwa Rasulullah telah pergi meninggalkan kami dan tdklah seekor burung pun yg terbang dg kedua sayapnya, melainkan kami sdh memiliki ilmunya".

Kalau saja Rasulullah berdarah2 dalam berperang, bgmn mungkin kt manusia yg tdk ma'shum bs kebal..
Pengalaman sy pribadi, bahwa beladiri tenaga dalam dg lafaz2 ayat Qur'an ternyata tetap menggunakan Jin dg tanpa diketahui pengisiannya..

Hemat sy posting-an antum perlu dikoreksi ustadz.. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Berarti anda sudah pernah berhubungan dengan bantuan jin, padahal banyak para ulama ahli tenaga dalam yang tidak menggunakan bantuan jin, termasuk para thabib Aswaja ahli pengobatan dengan kekuatan doa.


3.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 31/10/2013
 
Berikut sy sampaikan Tinjauan Tenaga Dalam Dr. NUR IKHSAN.

PANDANGAN ISLAM TENTANG TENAGA DALAM

Sebelum menjelaskan pandangan Islam tentang ilmu ini, ketahuilah bahwa Islam adalah agama yang sempurna dalam seluruh aspek, baik dari sisi keilmuan dan peribadatan.

Alloh Ta’ala berfirman: “Pada hari ini (hari arofah tahun 9 H) telah Aku sem­purnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi nikmat-Ku atasmu dan Aku meridhoi Islam sebagai agamamu.”(QS. al-Maidah [5]: 3).

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus Alloh Ta’ala dengan membawa ilmu yang bermanfaat dan amal sholih, sebagai­mana firman Alloh Ta’ala

“Dia (Alloh) yang mengutus Rosul-Nya dengan (membawa) petunjuk dan agama yang benar.” (QS. at­-Taubah [9]: 33, al-Fath [48]: 28, dan ash-Shof [61]: 9)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Petunjuk ada­lah apa yang dibawa oleh beliau berupa berita-berita yang benar, keimanan yang benar dan ilmu yang bermanfaat. Maksud agama yang benar ialah amal-amal sholih yang benar lagi bermanfaat di du­nia dan akhirat.” (Tafsir Ibnu Katsir : 2/425, cet. Dar al-Fikr).

Jadi dalam Islam telah terdapat penjelasan tentang ilmu yang bermanfaat yang membawa sese­orang kepada keridhoan Alloh Ta’ala dan mewujudkan ketentraman batin dan ketenangan jiwa serta kese­lamatan dunia dan akhirat. Juga penjelasan tentang ilmu yang tidak bermanfaat yang akan mencelaka­kan manusia dan larangan dari mempelajarinya.

Adapun ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang berdasarkan kepada al-Qur’an dan Sunnah serta dipahami sesuai dengan pemahaman salafus sholih generasi terbaik umat ini.

Itulah hakekat ilmu yang bermanfaat yang se­harusnya seorang muslim bersungguh-sungguh mempelajari dan memahaminya. Adapun seluruh keilmuan yang bertentangan dengan seluruh prin­sip di atas maka ia adalah ilmu yang tidak berman­faat dan dilarang untuk mempelajarinya. Sebab akan merusak dan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya dan orang lain, seperti ilmu sihir, ilmu hitam, ilmu kebatinan dll.

Adapun pandangan Islam tentang ilmu tenaga dalam dan yang semisalnya, bisa disimpulkan se­cara global dan secara terperinci.

KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM

Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad.

Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan meroboh­kan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan di­wariskan oleh para sahabat kepada generasi sesu­dahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak per­nah terjadi, dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut.

Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia.

Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh.

Para bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan lewat tengah malam agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan tenaga dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan ju­rus-jurus tertentu.[3]

Hal ini memperkuat pernyataan di atas, bahwa ilmu ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ber­manfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala akan menjelaskan kepada Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum pengutusan Rosul ‘alaihis salam

Dengan demikian kita tahu bahwa kebatilan dan kebohongan telah dilakukan sebagian pergu­ruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan perguruan mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah, al-Ikhlas, Hik­matul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membukti­kan bahwa seluruh perguruan tenaga dalam meru­pakan sarana dan fasilitas untuk menebarkan ke­sesatan, kesyirikan, sihir, mistik.

Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam terdapat po­kok kesesatan dan kesyirikan yang sangat banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas secara global.

Keempat : Di antara dampak negatif ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penun­tutnya kepada Alloh Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak butuh pertolongan siapa pun.

Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Alloh, maka ia bertawakkal kepada Alloh Ta’aladan meminta pertolongan kepa­da-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan kese­lamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.

Kelima: Di antara kaidah yang digunakan un­tuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang bid’ah yang tidak ada landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak ja­man dahulu yang dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah satu aliran­ Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Ak­tivitas ini merupakan usaha antara yang membawa kesadaran menuju samadi.[4]

Intinya adalah aktivitas perenungan yang ber­usaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam duniaTasawuf dengan istilah (Itti­haad) yakni Alloh Ta’ala bersatu dengan makhluk. Maha suci Alloh dari keyakinan yang kufur ini. Ti­dak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah islamiyah.

Itulah sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya yang berujung kepada kebatilan, kesyirikan dan praktek kesesatan yang mistik.

Adapun meditasi atau tafakur yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Alloh yang merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama.

Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu introspeksi diri dan kembali kepada Alloh dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan kepada yang Maha Kuasa.

Keenam : Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam perguruan tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang berpegang teguh dengan al-Quran dan loyal kepada Sunnah adalah        orang-orang yang akan berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.

KRITIKAN SECARA MENDETAIL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM

Pertama : Belajar ilmu tenaga dalam membuat seorang bisa menjadi sakti.

Teknik menjadi kebal yang diajarkan di perguruan tenaga dalam adalah kesesatan dan bid’ah yang tidak pernah diajarkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak pernah diamalkan generasi terbaik umat ini.

Kalau ilmu kekebalan adalah ilmu yang benar dan diperbolehkan tentu Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya yang terlebih dahulu mempelajari dan menggunakannya dalam peperangan. Namun RosulullohShallallahu ‘alaihi wa sallam terluka dalam perang Uhud dan banyak para sahabat yang gugur syahid dalam pertempuran tersebut.

Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa kekebalan bukanlah suatu kebaikan dan kemuliaan, akan tetapi merupakan suatu kebatilan yang tidak terlepas dari peran setan dalam menyesatkan para walinya.

Oleh karena itu telah dinukil dalam sebuah riwayat mengenai ilmu kebal yang dimiliki al-­Harits ad-Dimasyqi yang muncul di Syam pada masa pemerintahan ‘Abdul Malik bin Marwan, lalu mengaku dirinya sebagai nabi. Setan-setan telah me­lepaskan rantai-rantai yang melilit di kedua kaki­nya, membuat tubuhnya menjadi kebal terhadap senjata tajam, menjadikan batu marmer bertasbih saat disentuh tangannya, dan ia melihat sekelompok orang berjalan kaki dan menunggang kuda terbang di udara seraya berkata ia adalah malaikat padahal jin.

Ketika kaum muslimin telah berhasil menang­kap al-Harits ad-Dimasygi untuk dibunuh, sese­orang menikamkan tombak ke tubuhnya, namun tidak mempan (punya ilmu kebal). Maka ‘Abdul Malik bin Marwan berkata kepada orang yang menikamnya itu : “Itu adalah karena engkau tidak menyebut Nama Alloh Ta’ala ketika menikamnya.” Maka ia pun mencoba lagi menikamnya dengan terlebih dahulu membaca bismillah dan ternyata tewaslah ia seketika. (Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam, 11/285)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengomen­tari riwayat di atas : “Beginilah perihal orang orang disertai setan. Setan-setan tersebut akan mening­galkan mereka apabila dibacakan di sisi mereka apa yang mengusirnya seperti ayat kursi.”

Kedua : Mengalahkan musuh dari jarak jauh.

Sekiranya teknik yang seperti ini bermanfaat dan dibenarkan tentu akan dilakukan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat dalam menghadapi mu­suh dalam peperangan dan jihad di jalan Alloh Ta’ala

Ketiga: Latihan aplikasi jurus tenaga dalam, seorang murid diharuskan bisa emosi/marah.

Seorang muslim juga dituntut meninggalkan segala akhlak keji dan tercela, seperti membenci, dendam, emosi/marah, dll.

Berbeda halnya dengan ajaran perguruan tena­ga dalam, seseorang diajari bisa emosi dan marah. Hal ini tentu bertentangan dengan petunjuk nabi yang mewasiatkan seorang untuk tetap sabar dan tidak marah. Sebab emosi merupakan kunci dan sumber kejahatan, sebagaimana sabda Rosu­lulloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu berkata : “Sesungguhnya seorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Engkau jangan marah.” Beliau mengulangi beberapa kali : “Jangan engkau marah.” (HR. Bukhori, no.6116).

Imam Ibnu Rojab rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan bahwa sesungguhnya emosi/marah adalah sumber segala kejahatan dan menahan diri darinya adalah sumber segala kebaikkan.” (Jaami’ Ulum wal Hikam, 1/362).

Di dalam hadits lain dijelaskan bahwa marah atau emosi bersumber dari setan, sebagaimana sab­da RosulullohShallallahu ‘alaihi wa sallam “Sesungguhnya marah atau emosi adalah (bersumber) dari setan, dan sesungguhnya setan diciptakan dari api, dan api hanya bisa dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang kamu marah maka berwudhulah.”

Dan dalam hadits yang lain dijelaskan bahwa : “Sesungguhnya setan mengalir dalam tubuh manusia sebagaimana aliran darah.” (HR. Bukhori)

Kemungkinan inilah rahasianya, kenapa per­guruan tenaga dalam mengajarkan bagaimana se­orang bisa emosi atau marah tatkala menyerang lawan, sebab ajaran perguruan tersebut adalah hasil dari bisikan setan. Dan dengan sifat marah setan dengan cepat akan bisa menguasai seseorang, karena ia mengalir dalam tubuh manusia bagaikan aliran darah. Dengan demikian ia akan bisa mem­pengaruhi lawan dan menguasainya berkat bantu­an khodamnya (setan).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan para praktisi tenaga dalam bahwa jurus akan berfungsi penuh dan sempurna jika lawan dalam keadaan emosi. Jadi bukanlah karena energi tenaga dalam musuh yang dalam keadaan emosi dapat ditaklukkan de­ngan fungsi jurus-jurus tertentu, tetapi khodam jurus itulah yang langsung merasuk ke dalam tu­buh lawannya yang dalam keadaan emosi menuju otaknya hingga lawannya bisa kita permainkan de­ngan fungsi jurus tenaga dalam/ilmu metafisika.”[5]

Keempat : Perguruan ilmu tenaga dalam mengajaran seseorang menjadi dukun / paranormal

Hal ini dapat dilihat dari praktiknya, di anta­ranya mereka menjadikan seseorang jatuh cinta, membuat orang sakit (santet), penyembuhan dari penyakit dengan jurus-jurus tertentu, meramal barang hilang atau makhluk halus, meramal masa lalu dan masa depan dan meramal isi hati orang.

Semua praktik di atas dilarang oleh syari’at Islam, karena ilmu tenaga dalam adalah ajaran setan yang berusaha menggiring manusia keluar dari agama sehingga terjerumus ke dalam dosa. Akibat akhir perbuatan tersebut tidak keluar dari dua alternatif : kekufuran atau melakukan dosa besar.

Membuat seorang jatuh cinta

Sihir jenis ini dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-’athfu yaitu membuat seseorang cinta kepada orang lain. Dalam istilah lain disebut de­ngan at-tiwalah yaitu sesuatu yang dibuat untuk membuat istri cinta kepada suaminya atau seba­liknya. (Lihat Fathul Majid, hlm. 123)

Ini adalah perbuatan syirik, sebagaimana sab­da Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Sesungguhnya ruqyah (dengan mantera dukun), ji­mat dan tiwalah (sihir mahabbah/pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud)

Tiwalah dihukumi sebagai syirik karena di­gunakan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kejahatan dengan selain Alloh Ta’ala. (Lihat Fathul Majid, hlm. 124)

Maka apa yang diajarkan dalam ilmu tenaga dalam dengan cara-cara tertentu untuk menjadi­kan seseorang jatuh cinta atau menyukai terma­suk salah satu jenis sihir mahabbah yakni al ‘athf dan tiwalah sebagaimana yang dimaksud dalam hadits di atas.

Ilmu santet (membuat orang sakit)

Hal ini ada dalam dunia ilmu tenaga dalam dan ilmu metafisika dengan cara dan bentuk yang bermacam-macam. Cara ini diketahui oleh orang yang bergabung dalam perguruan ilmu tersebut. Terlepas dari cara dan media yang digunakan, tetaplah perbuatan tersebut terlarang karena bertujuan menyakiti orang lain dan tergolong ke dalam sihir yang diharamkan oleh agama.

Imron bin Hushain berkata : “Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menentukan nasib sial berdasarkan tanda-tanda Benda, burung dan lain-lain), orang yang meramal atau yang meminta diramalkan, orang yang menyihir atau meminta disihirkan dan barangsiapa mendatangi peramal dan membenarkan apa yang is katakan, maka sesungguh­nya is telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan ke­pada Muhammad‘ (HR. ath-Thobaroni dalam al­-Ausath, al-Mundziri berkata: Sanad ath-Thobaroni hasan. Diriwayatkan juga oleh al-Bazzaar, dengan sanadjayyid)

Sihir tidaklah akan terlaksana kecuali dengan bantuan setan dan menghambakan diri kepada- nya serta melakukan hal-hal yang diharamkan oleh agama.

Penyembuhan dari berbagai penyakit fisik, psikis & ghoib

Pada ilmu tenaga dalam diajarkan teknik pe­nyembuhan dari berbagai penyakit dengan meng­gunakan fungsi jurus-jurus tertentu. Dan tidak diragukan bahwa teknik seperti ini adalah cara yang bid’ah yang bertentangan dengan syari’at, khususnya dalam penyembuhan penyakit psikis dan yang ghoib.

Agama memerintahkan kita untuk berobat de­ngan pengobatan yang disyari’atkan dan bersih dari unsur-unsur kesyirikan serta segala hal yang diharamkan, sebab Alloh Ta’ala tidak menjadikan ke­sembuhan umat ini dari hal-hal yang haram.

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda :

“Wahai hamba Alloh, berobatlah, maka sesungguhnya Alloh tidaklah menurunkan penyakit kecuali menu­runkan bersamanya penyembuahan (obat), kecuali satu penyakit, mereka bertanya: apa itu ? Beliau menjawab : yaitu kepikunan.” (HR. Ahmad). Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :“Tidaklah Alloh menurunkan penyakit kecuali menu­runkan bersamanya penyembuhan (obat).”Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang berobat dengan yang haram, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu ad-Dardaa’, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Berobatlah, dan janganlah berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Daud dengan sanad Hasan, 3874)

Alloh Ta’ala telah menurunkan obat yang sangat mujarab untuk seluruh penyakit, baik fisik atau psikis, yaitu al-Qur’an. Akan tetapi banyak kaum muslimin tidak bisa menggunakan dan meman­faatkannya secara baik dengan disertai keyakinan yang benar. Alloh Ta’ala berfirman :

“Dan Kami telah menurunkan al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang yang dholim selain kerugian.” (QS. al-Isro’[171]:82)

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Robbmu dan penyembuh bagi penyakit-­penyakit (yang berada) dalam dada (hati) dan petunjuk serta rahmat bagi orang orang yang beriman. ” (QS. Yunus [io]: 57)Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : “Al-Qur’an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati (psikis), fisik dan penyakit­-penyakit (yang ada) di dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang ahli (bisa) dan diberi taufiq untuk bisa menggunakannya sebagai penyembu­han. Dan apabila orang yang sakit bisa melakukan pengobatan dengan baik dengan   al-Qur’an dan meletakkannya pada penyakit dengan (penuh) ke­jujuran dan keimanan, penerimaan yang sempur­na, keyakinan yang putus dan melengkapi syarat­-syaratnya, maka tidak satupun penyakit yang akan bisa melawannya selama-lamanya.

Dan bagaimana mungkin penyakit akan bisa melawan perkataan Robb (yang menciptakan) bumi dan langit yang seandainya kalau ia ditu­runkan kepada gunung-gunung tentu akan han­cur atau (diturunkan) kepada bumi tentu akan terpotong-potong. Tidak satupun dari penyakit hati (psikis) dan fisik kecuali di dalam al-Qur’an terdapat jalan (cara) untuk menemukan obat dan penyebabnya dan (cara) untuk (melakukan) pre­ventif darinya, (tentu) bagi orang yang diberi  pemahaman oleh Alloh Ta’ala tentang kitab-Nya…. Adapun (resep) penyembuhan (penyakit) hati (psikis) maka al-Qur’an telah menyebutkannya secara rinci dan menyebutkan (juga) sebab-sebab penyakit dan (cara) mengobatinya. Alloh Ta’ala berfir­man :

“Apakah tidak cukup (bagi) mereka bahwa sesungguh­nya Kami telah menurunkan kepadamu  al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka.” (QS. al-Ankabut [291: 51)

Maka barangsiapa yang tidak bisa disembuhkan oleh al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan meny­embuhkannya dan barangsiapa yang tidak cukup baginya al-Qur'an maka Alloh Ta’ala tidak akan mem­berikan kecukupan baginya.” (Zadul Ma'ad, 4/322)

Penulis mengajak kita membaca dan mere­nungi perkataan Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah , di atas.

Semoga hal itu memotivasi kita untuk membaca al-Qur'an, merenungi dan memahaminya, agar ia menjadi lampu penerang kehidupan dan obat pe­nyembuh segala penyakit jiwa (psikis) dan fisik.

Sangat disayangkan, mayoritas kaum mus­limin sekarang ini berpaling dari al-Quran, tidak membaca dan merenunginya. Mereka juga me­ninggalkan Sunnah. Akhirnya setan membisik­kan kepada mereka agar mencari alternatif selain al-Qur'an untuk mengatasi problematika kehidu­pan dan penyembuhan penyakit yang mereka ra­sakan. Caranya adalah dengan melakukan terapi­-terapi perdukunan dan teknik-teknik ilmu tenaga dalam, yang membuat mereka terperangkap ke dalam jaringan setan yang selalu berusaha meng­giring manusia kepada kesesatan dan kesyirikan, baik disadari atau tidak. Na'uzubillah min zalik.

Meramal barang hilang atau makhluk halus.

Cara ini biasanya dilakukan oleh praktisi ilmu tenaga dalam dengan melatih indranya menjadi peka atau dengan membuat tangannya menjadi sensitif hingga bisa 'meradar' lokasi barang yang hilang atau makluk halus.[6]

Tidak diragukan bahwa cara mendeteksi ba­rang hilang seperti ini tidak ada beda secara subtansi dengan cara perdukunan (kahanah) dan peramal (‘arrofah). Sebab termasuk mengaku me­ngetahui benda yang hilang. Sekalipun para prak­tis ilmu tenaga dalam mengingkari hal itu.

Praktek perdukunan dan ramalan telah dilarang oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan larangan yang keras, sebagaimana dalam sabdanya :

“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan menanyakan tentang sesuatu lalu membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya 4o hari. “ (HR. Muslim dari sebagian istri NabiShallallahu ‘alaihi wa sallam)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun (peramal) dan membenarkan apa yang dikatakannya, sungguh ia telah ingkar (kufur) dengan apa yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .” (HR. Abu Dawud)Jika ancaman orang yang mendatangi tukang ramal dan membenarkan perkataanya adalah ti­dak diterima sholatnya empat puluh hari dan kufur dengan apa yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lan­tas bagaimana dengan orang yang mempelajari dan mengajarkannya kepada orang lain ? Tentu ancaman dan dosanya lebih besar.

Ilmu tenaga dalam mempelajari teknik mengetahui masa lalu dan masa depan.

Tidak ada yang dapat mengetahui perkara ghoib yang telah lalu atau yang akan datang ke­cuali Alloh Ta’ala , sebagaimana firman-Nya:

“Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Alloh.” ( QS. an-Naml [271:65)

Banyak sekali ayat yang menjelaskan bahwa mengetahui perkara ghoib merupakan kekhu­susan Alloh Ta’ala Bahkan Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Alloh Ta’ala tidak mengetahui perkara ghoib kecuali sesuatu yang diwahyukan kepadanya. Se­andainya ia mengetahui yang ghoib tentu akan mengetahui rahasia takdir yang akan terjadi dan beliau tentu akan mengantisipasinya. Alloh Ta'ala :

“Katakanlah : ‘Aku tidak berkuasa menarik keman­faatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kema­dhorotan kecuali yang dikehendaki Alloh. Dan seki­ranya aku mengetahui perkara yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan tidak akan ditimpa kejahatan dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. al-A'rof [71:188)

Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Kunci perkara ghoib itu ada lima, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya melainkan Alloh Ta’ala Tidak ada yang mengetahui (takdir) apa yang di dalam kan­dungan selain Alloh Ta’ala, tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi esok selain Alloh Ta’ala tidak ada seorang pun yang mengetahui (dengan pasti) kapan hujan akan turun kecuali Alloh Ta’ala dan tidak ada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati selain Alloh Ta’ala dan tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari ki­amat kecuali Alloh Ta’ala" (HR. Bukhori)Jadi tidak diragukan lagi kebohongan para praktisi dan penuntut ilmu tenaga dalam yang mengatakan bahwa mereka dengan teknik medi­tasi dan memakai ilmu clairvoyance bisa mengeta­hui masa depan dan masa lalu, hal itu tiada lain kecuali bisikan setan dan kesesatannya.

Pada Ilmu tenaga dalam diajarkan teknik mengetahui isi hati orang lain.

Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah salah satu bentuk perdukunan dan sihir yang diharam­kan agama, sebab isi hati orang lain merupakan perkara ghoib yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Alloh Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati." (QS. Ghofir [401:19)

“Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui yang tersem­bunyi di langit dan di bumi, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Fathir [35]:34)Dalam sebuah hadits tentang Ibnu Shayyad seorang paranormal yang diisukan sebagai Dajjal dan bisa mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, sebagaimana yang diri­wayatkan oleh Abdulloh bin Umarradhiyallahu ‘anhu, Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata kepadanya :

“Saya sembunyikan sesuatu untukmu.” Ia men­jawab: “Dukh.” (potongan dari kata dukhan yaitu asap) RosulullohShallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Akan tetapi Ibnu Shayyad tidak bisa menebak apa yang disembunyikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamkecuali hanya kata (dukh) sebagaimana kebiasaan paranormal yang mendapatkan bisikan dari setan.

Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutuk dan mencelanya. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berusaha mengetahui perkara yang tersembunyi dan isi hati seseorang, tiada lain kecuali para pem­bohong yang mengikuti para Dajjal dan setan.

KELIMA :

TENAGA DALAM MENGAJARKAN TEKNIK MENGISI BENDA HIDUP ATAU BENDA MATI UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN

Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak lepas dari sihir. Ini adalah salah satu bentuk praktek kesyirikan yang mengurangi atau bahkan mem­batalkan tauhid seseorang. Tujuan pengisian tersebut adalah untuk dijadikan jimat, pengasih­an, penjagaan, kewibawaan, dll. Praktek seperti ini dihukumi oleh Islam sebagai perbuatan syirik sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa menggantungkan jimat ia telah berbuat syirik.” (HR. Imam Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la)

Jika benda mati atau makhluk hidup yang telah diisi dijadikan sebagai jimat dengan keyakinan bahwa ia adalah penyebab mendatangkan kebaik­an dan menolak madhorot, maka ini adalah syirik kecil yang merupakan dosa besar. Namun, bila pelakunya menyakini bahwa benda tersebut de­ngan sendirinya mampu mendatangkan kebaikan dan menolak madhorot, maka ini adalah syirik be­sar yang mengeluarkan seseorang dari Islam.

Sebagian guru tenaga dalam ‘mengisi’ murid­nya dengan ‘energi’nya dan ilmu-ilmu yang lain, maka ia telah membuat muridnya sebagai “jimat hidup”. Hal ini akan berdampak buruk bagi murid sebab ia akan selalu bergantung kepada diri­nya dan lupa kepada pertolongan Alloh Ta’ala dan

Hilang atau menipis rasa tawakkalnya kepada Yang Maha Kuasa. Hal ini karena ia telah merasa memiliki jimat yang akan menyelamatkannya dari segala bahaya dan kejahatan. Ini adalah keyakinan yang syirik. Alloh Ta’ala tidak akan menyempurnakan hidup orang yang seperti ini, hidupnya tidak akan tentram dan aman sebagaimana sabda Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Barangsiapa menggantungkan (memakai) jimat maka Alloh tidak akan menyempurnakannya (yakni tidak akan menjauhkannya dari musibah) dan barangsiapa menggantungkan tumbal (sejenis jimat untuk menen­teramkan perasaan) Allah tidak akan membiarkannya hidup tenteram.” (HR. Imam Ahmad)

Maksud ia hanya akan mendapatkan apa yang bertentangan dengan keinginan dan tujuannya.

KEENAM :

PADA ILMU TENAGA DALAM TERDAPAT TEKNIK PEMBENTENGAN BENDA HIDUP ATAU MATI DARI SEGALA BAHAYA, DAN TEKNIK UNTUK MENGUSIR JIN

Tidak diragukan lagi, teknik ini bertentangan dengan cara yang disyari’atkan untuk menjaga diri segala kejahatan dan mengusir jin. Teknik yang diajarkan di ilmu tenaga dalam adalah salah satu bentuk praktek perdukunan dan sihir yang diharamkan agama.

Seorang mukmin meyakini bahwa tidak se­orang pun yang bisa memadhorotkannya kecuali apa yang telah ditakdirkan Alloh Ta’ala akan menim­panya. Sehingga ia selalu meminta perlindungan dari Alloh Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Sebab Dia-lah Dzat yang bisa menyelamatkannya dari bermacam bahaya. Inilah konsekuensi dari tauhid dan keimanan yang tertanam di hatinya.

Oleh karena itu ia cukup membaca dzikir­-dzikir yang disyari’atkan untuk menghadapi bahaya untuk mengusir jin. Seperti do’a yang ajar­kan oleh Rosululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini :

“Barangsiapa singgah di suatu tempat dan dia mengu­capkan : A’uudzu bi kalimaatillahi attaammaati min syarri maa khalaq’ (aku berlindung dengan kalimat­-kalimat Alloh yang sempurna dari kejahatan makhluk ciptaan-Nya), maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakannya sampai ia  pergi dari tempat itu” (HR. Muslim)

Sedangkan untuk mengusir jin cukup baginya dengan membaca dzikir pagi sore terutama ayat Kursi, sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan oleh Abu Hu­roiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa setan mengajarkan do ‘a berikut :

“Apabila kamu hendak tidur bacalah ayat kursi, Alloh senantiasa akan menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Ia telah jujur (berkata) kepadamu, sedang ia adalah pem­bohong (besar) itu adalah setan.” (HR. Bukhori)

Demikianlah cara syar’i dalam membentengi diri dari segala bahaya dan untuk mengusir jin. Adapun teknik yang diajarkan dalam perguruan ilmu tenaga dalam adalah cara bid’ah yang diharamkan oleh agama. Landasan ilmu tenaga dalam tiada lain adalah dibisikkan setan kepada para walinya.

Demikianlah sebagian kesesatan dan kesyirik­an yang terdapat dalam ilmu tenaga dalam dan sejenisnya. Dari pemaparan di atas kita bisa me­mahami betapa besar peranan setan dalam me­nyesatkan manusia dari jalan yang benar. Juga dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu tenaga dalam adalah haram karena tidak ber­manfaat di dunia dan di akhirat, bahkan ia merupakan cara setan dalam menjerumuskan manusia kepada pelbagai kesesatan dan kesyirikan yang bisa membuat seseorang keluar dari agama Islam.

Mudah-mudahan kajian yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Penu­lis berdo’a semoga Alloh Ta’ala senantiasa menun­juki kita kepada kebenaran dan memberi kita kekuatan untuk mengikuti dan mengamalkan­nya. Semoga Alloh ‘Azza wa jalla memperlihatkan kepada kita kebatilan sebagai batil dan diberi kekuatan untuk meninggalkannya. Amiin. []

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Anda bisanya ngajak Debat Kusir, anda nggak pernah mau membaca dan mempelajari artikel-artikel kami di Situs ini, janganlah memelihara hati yang kaku seperti batu (tsumma qasat quluubuhum). Kami sudah mermbahas panjang lebar tentang masalah Bid'ah, minimal pada artikel kami berikut:

KULLU BID`ATIN DHALALAH

Oleh : H. Luthfi Bashori

Pada firman Allah yang berbunyi : Waja`alna minal maa-i KULLA syai-in hayyin. Lafadz KULLA disini, haruslah diterjemahkan dengan arti : SEBAGIAN. Sehingga ayat itu berarti: Kami ciptakan dari air sperma, SEBAGIAN makhluq hidup.
Karena Allah juga berfirman menceritakan tentang penciptaan jin Iblis yang berbunyi: Khalaqtani min naarin. Artinya : Engkau (Allah) telah menciptakan aku (iblis) dari api.

Dengan demikian, ternyata lafadl KULLU, tidak dapat diterjemahkan secara mutlaq dengan arti : SETIAP/SEMUA, sebagaimana umumnya jika merujuk ke dalam kamus bahasa Arab umum, karena hal itu tidak sesuai dengan kenyataan.

Demikian juga dengan arti hadits Nabi SAW : Fa inna KULLA BID`ATIN dhalalah,. Maka harus diartikan: Sesungguhnya SEBAGIAN dari BID`AH itu adalah sesat.

Kulla di dalam Hadits ini, tidak dapat diartikan SETIAP/SEMUA BID`AH itu sesat, karena Hadits ini juga muqayyad atau terikat dengan sabda Nabi SAW yang lain: Man sanna fil islami sunnatan hasanatan falahu ajruha wa ajru man \`amila biha. Artinya : Barangsiapa memulai/menciptakan perbuatan baik di dalam Islam, maka dia mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya.

Jadi jelas, ada perbuatan baru yang diciptakan oleh orang-orang di jaman sekarang, tetapi dianggap baik oleh Nabi SAW, dan dijanjikan pahala bagi pencetusnya, serta tidak dikatagorikan BID`AH DHALALAH.

Sebagai contoh dari man sanna sunnatan hasanah (menciptakan perbuatan baik) adalah saat Hajjaj bin Yusuf memprakarsai pengharakatan pada mushaf Alquran, serta pembagiannya pada juz, ruku\`, maqra, dll yang hingga kini lestari, dan sangat bermanfaat bagi seluruh umat Islam.

Untuk lebih jelasnya, maka bid’ah itu dapat diklasifikasi sebagai berikut : Ada pemahaman bahwa Hadits KULLU BID`ATIN DHALALAH diartikan dengan: SEBAGIAN BID`AH adalah SESAT, yang contohnya : 1. Adanya sebagian masyarakat yang secara kontinyu bermain remi atau domino setelah pulang dari mushalla. 2. Adanya kalangan umat Islam yang menghadiri undangan Natalan. 3. Adanya beberapa sekelompok muslim yang memusuhi sesama muslim, hanya karena berbeda pendapat dalam masalah-masalah ijtihadiyah furu\`iyyah (masalah fiqih ibadah dan ma’amalah), padahal sama-sama mempunyai pegangan dalil Alquran-Hadits, yang motifnya hanya karena merasa paling benar sendiri. Perilaku semacam ini dapat diidentifikasi sebagai BID`AH DHaLALAH).

Ada pula pemahaman yang mengatakan, bahwa amalan baik yang terrmasuk ciptaan baru di dalam Islam dan tidak bertentangan dengan syariat Islam yang sharih, maka disebut SANNA (menciptakan perbuatan baik). Contohnya: Adanya sekelompok orang yang mengadakan shalat malam (tahajjud) secara berjamaah setelah shalat tarawih, yang khusus dilakukan pada bulan Ramadhan di Masjidil Haram dan di Masjid Nabawi, seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh beraliran Wahhabi Arab Saudi semisal Syeikh Abdul Aziz Bin Baz dan Syeikh Sudaisi Imam masjidil Haram, dll. Perilaku ini juga tergolong amalan BID`AH karena tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW, tetapi dikatagorikan sebagai BID’AH HASANAH atau bid’ah yang baik.
Melaksanakan shalat sunnah malam hari dengan berjamaah yang khusus dilakukan pada bulan Ramadhan, adalah masalah ijtihadiyah yang tidak didapati tuntunannya secara langsung dari Nabi SAW maupun dari ulama salaf, tetapi kini menjadi tradisi yang baik di Arab Saudi. Dikatakan Bid’ah Hasanah karena masih adanya dalil-dalil dari Alquran-Hadits yang dijadikan dasar pegangan, sekalipun tidak didapat secara langsung/sharih, melainkan secara ma`nawiyah. Antara lain adanya ayat Alquran-Hadits yang memeerintahkan shalat sunnah malam (tahajjud), dan adanya perintah menghidupkan malam di bulan Ramadhan.

Tetapi mengkhususkan shalat sunnah malam (tahajjud) di bulan Ramadhan setelah shalat tarawih dengan berjamaah di masjid, adalah jelas-jelas perbuatan BID`AH yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan ulama salaf. Sekalipun demikian masih dapat dikatagorikan sebagai perilaku BID`AH HASANAH.

Demikian juga umat Islam yg melakukan pembacaan tahlil atau kirim doa untuk mayyit, melaksanakan perayaan maulid Nabi SAW, mengadakan isighatsah, dll, termasuk BID’AH HASANAH. Sekalipun amalan-amalan ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW, namun masih terdapat dalil-dalil Alquran-Haditsnya sekalipun secara ma’nawiyah.

Contoh mudah, tentang pembacaan tahlil (tahlilan masyarakat), bahwa isi kegiatan tahlilan adalah membaca surat Al-ikhlas, Al-falaq, Annaas. Amalan ini jelas-jelas adalah perintah Alquran-Hadits. Dalam kegiatan tahlilan juga membaca kalimat Lailaha illallah, Subhanallah, astaghfirullah, membaca shalawat kepada Nabi SAW, yang jelas- jelas perintah Alquran-Hadits. Ada juga pembacaan doa yang disabdakan oleh Nabi SAW : Adduaa-u mukhkhul ‘ibadah. Atrinya : Doa itu adalah intisari ibadah. Yang jelas, bahwa menhadiri majelis ta\`lim atau majlis dzikir serta memberi jamuan kepada para tamu, adalah perintah syariat yang terdapat di dalam Alquran-Hadits.

Hanya saja mengemas amalan-amalan tersebut dalam satu rangkaian kegiatan acara tahlilan di rumah-rumah penduduk adalah BID\`AH, tetapi termasuk bid’ah yang dikatagorikan sebagai BID`AH HASANAH. Hal itu, karena senada dengan shalat sunnah malam berjamaah yang dikhususkan di bulan Ramadhan, yang kini menjadi kebiasaan tokoh-tokoh Wahhabi Arab Saudi.

Nabi SAW dan para ulama salaf, juga tidak pernah berdakwah lewat pemancar radio atau menerbitkan majalah dan bulletin. Bahkan pada saat awal Islam berkembang, Nabi SAW pernah melarang penulisan apapun yang bersumber dari diri beliau SAW selain penulisan Alquran. Sebagaiman di dalam sabda beliau SAW : La taktub `anni ghairal quran, wa man yaktub `anni ghairal quran famhuhu. Artinya: Jangan kalian menulis dariku selain alquran, barangsiapa menulis dariku selain Alquran maka hapuslah. Sekalipun pada akhir perkembangan Islam, Nabi SAW menghapus larangan tersebut dengan Hadits : Uktub li abi syah. Artinya: Tuliskanlah hadits untuk Abu Syah.

Meskipun sudah ada perintah Nabi SAW untuk menuliskan Hadits, tetapi para ulama salaf tetap memberi batasan-batasan yang sangat ketat dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para muhadditsin. Fenomena di atas sangat berbeda dengan penerbitan majalah atau bulletin.

Dalam penulisan artikel untuk majalah atau bulletin, penulis hanyalah mencetuskan pemahaman dan pemikirannya, tanpa ada syarat-syarat yang mengikat, selain masalah susunan bahasa. Jika memenuhi standar jurnalistik maka artikel akan dimuat, sekalipun isi kandungannya jauh dari standar kebenaran syariat.

Contohnya, dalam penulisan artikel, tidak ada syarat tsiqah (terpercaya) pada diri penulis, sebagaimana yang disyaratkan dalam periwayatan dan penulisan Hadits NabiSAW. Jadi sangat berbeda dengan penulisan Hadits yang masalah ketsiqahan menjadi syarat utama untuk diterima-tidaknya Hadits yang diriwayatkannya.
Namun, artikel majalah atau bulletin dan yang semacamnya, jika berisi nilai-nilai kebaikan yang sejalan dengan syariat, dapat dikatagorikan sebagai BID’AH HASANAH, karena berdakwah lewat majalah atau bulletin ini, tidka pernah dilakukan oleh Nabi SAW maupun oleh ulama salaf manapun. Namun karena banyak manfaat bagi umat, maka dapat dibenarkan dalam ajaran Islam, selagi tidak keluar dari rel-rel syariat yang benar.

4.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 1/11/2013
 
KRITIKAN SECARA GLOBAL TERHADAP ILMU TENAGA DALAM
Pertama : Ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ada landasan dari al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mengajarkan kepada para sahabatnya. Padahal saat itu dibutuhkan kekuatan untuk berdakwah. Begitu pula pada masa pemerintahan Khulafaur Rosyidin yang penuh dengan aktivitas jihad. Mereka tidak pernah mengajarkan keilmuan tersebut kepada para pasukan perang. Seandainya ilmu tenaga dalam dan sejenisnya adalah ilmu yang bermanfaat untuk pertahanan jiwa dan meroboh¬kan musuh dari jarak jauh, tentu telah diajarkan oleh Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabat dan di¬wariskan oleh para sahabat kepada generasi sesu¬dahnya. Akan tetapi hal itu sama sekali tidak per¬nah terjadi, dengan demikian jelaslah kebatilan dan kesesatan ilmu tersebut. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.”
Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)
- Apakah setiap hal yg tidak dilakukan oleh rasul dan para sahabatnya adalah menjadi hal yg TERLARANG yg HARAM DILAKUKAN?. Perlu anda ingat bahwa Sesuatu yang tidak pemah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, atau para sahabat dan ulama salaf itu belum tentu dilarang atau tidak boleh. Jika memang ada dalil sharih yg menyatakan hal tsb maka silahkan hadirkan disini.
Hadist: “Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.” Adalah ditujukan untuk ibadah mahdah bukan ghairu mahdah. Jika hadist tsb ditujukan rata kepada terhadap semua ibadah (mahdah dan ghairu mahdah), maka kamu telah jauh dari pemahaman para sahabat dan para ulama. Salah satu fakta dan contohnya adalah bawha Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah menganjurkan shalat tarawih secara berjamaah. Beliau hanya melakukannya beberapa malam, kemudian meninggalkannya. Beliau tidak pernah pula melakukannya secara rutin setiap malam. Tidak pula mengumpulkan mereka untuk melakukannya. Demikian pula pada masa Khalifah Abu Bakar radhiyallahu anhu. Kemudian Umar radhiyallahu anhu mengumpulkan mereka untuk melakukan shalat tarawih pada seorang imam dan menganjurkan mereka untuk melakukannya. Apa yang beliau lakukan ini tergolong suatu amalan (ghairu mahdah) yang tidak ada landasan dan perintah dari Rasulullah SAW. Apakah pemahaman penulis terhadap hadist diatas melebihi pemahaman Sayyidina Umar terhadap hadist tsb???.

Kedua : Ilmu ini berasal dari luar Islam. Tenaga dalam atau krachtologi tersusun dari kata krachtos yang berarti tenaga dan logos yang berarti ilmu. Ia sudah dikenal oleh orang-orang Mesir Kuno pada 4000 SM. Dari Mesir, krachtologi berkembang ke Babylon, Yunani, Romawi dan Persia. Di Persia tenaga semacam ini dinamakan Dacht. Dalam Dahtayana disebutkan bahwa pada suku Bukht dan Persia, terkenal ilmu perang dinamakan dahtuz, yaitu merobohkan musuh dari jarak jauh. Para bangsawan Persia dilatih sejenis senam yang dilakukan lewat tengah malam agar mereka mempunyai tenaga Daht itu. Kemudian keilmuan tersebut terus dikembangkan sehingga menjadi suatu konsep untuk membangkitkan tenaga dalam dengan teknik pernafasan yang disertai dengan ju¬rus-jurus tertentu.[3] Hal ini memperkuat pernyataan di atas, bahwa ilmu ini adalah ilmu yang bid’ah dan tidak ber¬manfaat dalam agama Islam. Seandainya keilmuan tersebut dibolehkan tentu Alloh Ta’ala akan menjelaskan kepada Rosul-Nya hakikat dan manfaatnya. Apalagi keilmuan tersebut sudah dikenal orang-orang Mesir kuno ribuan tahun sebelum masehi dan sebelum pengutusan Rosul ‘alaihis salam Dengan demikian kita tahu bahwa kebatilan dan kebohongan telah dilakukan sebagian pergu¬ruan tenaga dalam di tanah air dengan menamakan perguruan mereka dengan nama-nama yang islami seperti : Bunga Islam, al-Barokah, al-Ikhlas, Hik¬matul Iman, PIH Silahul Mukmin, dll. Ini adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya. Bahkan fakta membukti¬kan bahwa seluruh perguruan tenaga dalam meru¬pakan sarana dan fasilitas untuk menebarkan ke¬sesatan, kesyirikan, sihir, mistik.
- Perlu anda ketahui sebelumnya bahwa didalam KBBI, definisi Tenaga dalam ialah kekuatan yg dahsyat atau hebat pd seseorang yg bersumber dr jiwa; kekuatan batin; tenaga batin. Mengenai ilmu yg bersumber dari luar Islam adalah hukumnya boleh-boleh saja. Hukum asa sesuatu itu boleh selama tidak ada dalil yg melarang dan atau selama tidak bertentangan dg quran dan sunnah. Kalau saja kita mau jujur dan bersabar membaca referensi klasik seperti Adab Al-Kabir dan Adab Ash-Shaghir karya Ibn Al-Muqaffa’ (adab disini berarti tata pemerintahan) atau kitab Khudainamah /Siyar Muluk terjemahan Ibnul-Muqaffa’ tentang cerita raja-raja persia, Al-Bidayah wan Nihayah karangan Ibnu Katsir , Al-Kaamil fit-Tarikh karya Ibnu Al-Atsir, dan kitab-kitab sejarah yang lain bahwa sejak zaman para sahabat r.a. banyak sekali sistem dari luar lingkungan Islam yang kemudian diadopsi oleh Islam seperti sistem diwan yang digunakan oleh Sayyidina Umar r.a. untuk administrasi negara, itu berasal dari persia, sistem wizarah (kementrian), hijabah (protokoler), dan sistem-sistem lain umumnya itu berasal dari Persia, Romawi, Arab kuno, dan lain-lain. Jika penulis yg anda copas tsb mengatakan bahwa “Tenaga dalam adalah penipuan yang nyata, sebab tidak pernah dalam sejarah bahwa perguruan-perguruan tersebut menjadi bunga bagi Islam, menambah keberkahan dan mewujudkan keikhlasan serta keimanan yang benar bagi penuntutnya; dan bahkan fakta membukti¬kan bahwa seluruh perguruan tenaga dalam meru¬pakan sarana dan fasilitas untuk menebarkan ke¬sesatan, kesyirikan, sihir, mistik” - Hal ini adalah pandangan subyektif penulis semata. Apa kaitannya dengan relevansi pelarangan tenaga dalam. Silahkan ajukan bukti bahwa seluruh perguruan yg mengajarkan tenaga dalam adalam fasilitator menebar kesesatan, kesyirikan, sihir, dan mistik. Saran kami jangan hanya menebar fitnah semata.

Ketiga : Dalam ilmu tenaga dalam terdapat po¬kok kesesatan dan kesyirikan yang sangat banyak, sebagaimana yang telah disebutkan di atas secara global.
- Itu pandangan subyektif penulis saja. Apakah si penulis pernah masuk ke dalam perguruan yg mengajarkan tenaga dalam?
Atau hanya katanya tanpa data dan akta ilmiyyah?

Keempat : Di antara dampak negatif ilmu tenaga dalam adalah hilangnya rasa tawakal para penun¬tutnya kepada Alloh Ta’ala. Sebab mereka merasa telah memiliki kekebalan dan kekuatan luar biasa yang bisa merobohkan musuh dari jarak jauh, sehingga ia merasa tidak butuh pertolongan siapa pun. Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu hanya terjadi dengan izin Alloh, maka ia bertawakkal kepada Alloh Ta’aladan meminta pertolongan kepa¬da-Nya untuk mendapatkan kebaikan dan kese¬lamatan serta menolak segala bentuk kejahatan dan malapetaka.
- Menurut hemat kami, pandangan penulis ini sangat obyektif dan sangat jauh dari keobyektifitasan. Mari kita “speak by data”. Apakah tolok ukur penulis memastikan bahwa manusia yang diberi kekuatan oleh Alloh kebal dari senjata itu pasti hilang rasa tawakkalnya dan merasa tidak butuh pertolongan siapa pun?

Kelima: Di antara kaidah yang digunakan un¬tuk membangkitkan tenaga dalam adalah meditasi yaitu tafakur atau semedi. Ini adalah metode yang bid’ah yang tidak ada landasanya dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan meditasi adalah komponen dari banyak agama, dan telah dipraktekkan sejak ja¬man dahulu yang dikenal dalam bahasa Sansekerta dengan (dhyana). Meditasi dalam salah satu aliran¬ Budha Mahayana dikenal dengan istilah (zen). Ak¬tivitas ini merupakan usaha antara yang membawa kesadaran menuju samadi.[4] Intinya adalah aktivitas perenungan yang ber¬usaha untuk menyatukan jiwa dengan Tuhan yang dikenal dalam duniaTasawuf dengan istilah (Itti¬haad) yakni Alloh Ta’ala bersatu dengan makhluk. Maha suci Alloh dari keyakinan yang kufur ini. Ti¬dak diragukan lagi bahwa konsep dan ajaran yang seperti ini bertentangan dengan aqidah islamiyah. Itulah sumber pengambilan meditasi yang diajarkan oleh perguruan ilmu tenaga dalam yang berkembang dewasa ini. Hal ini akan menimbulkan dampak negatif bagi penuntutnya yang berujung kepada kebatilan, kesyirikan dan praktek kesesatan yang mistik. Adapun meditasi atau tafakur yang disyariatkan adalah tafakur tentang makhluk ciptaan Alloh yang merupakan tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala dan keagungan-Nya. Hal ini akan memotivasi seorang untuk mengagungkan Alloh Ta’ala dan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang oleh agama. Tafakur seperti ini merupakan salah satu faktor utama untuk menambah keimanan kepada Alloh Ta’ala begitu juga tafakur yang memotivasi seseorang untuk selalu introspeksi diri dan kembali kepada Alloh dengan kerendahan diri dan penuh pengagungan kepada yang Maha Kuasa.
- Ada baiknya penulis tsb instropeksi diri untuk kembali menjalankan fungsinya sebagai seorang muslim yg taat. Bukan menjadi Nabi yg melarang sesuatu tanpa dasar, dan bahkan Nabi sendiri tak pernah melarangnya. Meditasi atau apapun itu selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam (quran & sunnah) maka apa hak penulis untuk melarangnya?

Keenam : Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa orang – orang yang bergabung dalam perguruan tenaga dalam adalah orang – orang yang jauh dari pemahaman yang benar terhadap hakikat Islam dan tauhid. Jika ilmu tenaga dalam itu adalah ilmu yang bermanfaat tentu orang – orang yang berpegang teguh dengan al-Quran dan loyal kepada Sunnah adalah orang-orang yang akan berada dibarisan terdepan dalam mempelajarinya. Sebab agama memerintahkan kita untuk mempelajari ilmu yang bermanfaat.
- Kenyataan dilapangan mana? Perguruan apa? Seorang penulis itu harus ilmiyyah, tidak hanya menimbulkan fitnah dg upaya menyebar pernyataan general tanpa memberikan penjelasan yg rinci Perguruan Tenaga Dalam mana saja yang menjadi obyek risetnya. Tulisan itu harus menjadi ajang karya ilmiyyah bukan menjadi ajang buat cerita subyektif, sehingga ada bedanya tulisan ilmiyyah dengan tulisan yg mirip Novel.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

5.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 1/11/2013
 
Meskipun Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam agama ini yang tidak ada (landasan) darinya maka ia bertolak.”
Dalam riwayat lain : “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada landasannya dari perintah kami maka ia bertolak.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Ternyata Nabi saw memperbolehkan kita melakukan perbuatan baru selama hal itu baik dan tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw :
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa membuat - buat hal baru yang baik dalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikit pun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim hadits No.1017. Demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi).

Hadits diatas menjelaskan makna Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Dhalalah. Perhatikan hadits beliau saw, bukankah beliau saw menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau gagasan baru yang membuat kebaikan atas Islam, maka perbuatlah. Alangkah indahnya bimbingan Nabi saw yang tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal - hal yang baru demi menjaga muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan. Demikianlah bentuk kesempurnaan agama ini, yang tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman.

Kami bersyukur atas respon dari Sdr. Amir asal Cibinong yang kami hormati. Semoga Alloh senantiasa memberikan hidayahNya kepada kita semua.

Bahwa perlu kami jelaskan, para komentator di pejuang Islam itu memang kadang ada yang memahami adab berdiskusi ilmiyyah, dan ada pula komentator yg tidak memahami adab diskusi ilmiyyah.

Mungkin dapat kami berikan contohnya. Bahwa apa yang dikomentari adalah apa yg tertulis didalam artikel bukan pada tulisan lainnya. Jadi antara komentar dan tulisannya terdapat relevansi yg jelas, bukan malah komentator seakan atau seolah-olah bertindak sebagai penulis; yg faktanya hanya hasil copy paste.

Sdr. Amir asal Cibinong yang kami hormati, tanggapan anda terhadap tulisan KH. LUTHFI BASHORI ALWY diatas itu kami kira tidak fokus dan lebih bagusnya didiskusikan didalam forum lain, atau tulisan-tulisan lain yang akan dikemas dikemudian hari mengenai tenaga dalam oleh KH. LUTHFI BASHORI ALWY.

Jika kami boleh menyarankan bahwa blog ini sangat dianjurkan dengan di isi para komentator yg murni, jadi tidak hanya bs copas di media-media wahabi yang tentu saja berlumuran dg tulisan yg tdk obyektif, obscure, dan penuh dg trik kepentingan.

Apalagi copas-nya terlalu panjang dan tidak substansial, terlalu bias dan banyak melenceng dari pembahasan tulisan/artikel dalam pejuang Islam.

Demikian, terima kasih.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

6.
Pengirim: Aris  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 1/11/2013
 
sebagian ulama berkiaskan pada firman Allah swt yg menceritakan ucapan sulaiman as yg bertanya kepada para pembesar ummatnya siapakah diantara mereka yg mampu membawakan singgasana ratu balqis kehadapannya, maka berkatalah Jin Ifrit : "Aku akan membawakannya sebelum kau berdiri dari singgasanmu, lalu berkatalah seorang yg memiliki ilmu dari kitab : aku akan membawakannya kepadamu sebelum kau kedipkan matamu" (QS Annaml 39-40).

maka jelas jelas disini bahwa sulaiman as bertanya pada rakyatnya yg diantaranya jin, untuk membawakan singgasana ratubalqis kepadanya, dan Ifrit dari golongan Jin siap membawakannya, namun didahului oleh orang shalih, menunjukkan bantuan Jin tidak dilarang Allah swt, dan memerintah merekapun tidak dilarang Allah swt, dan bukan merupakan kemusyrikan, karena mustahil Nabi sulaiman as berbuat musyrik dg meminta bantuan pada rakyatnya yg ia tahu diantara mereka ada jin,
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

7.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 1/11/2013
 
@ustadz,

beberapa hal yg hrs dikritisi bahwa
1. Kemampuan luar biasa yg terjadi pada diri Rasulullah SAW adl bentuk Mu'jizat nya, sdg kan pada Sahabat Ali r.a. adalah Karomah. Jadi bukan tenaga dalam yg antum maksud.
2. Seandainya "klaim" antum benar bhw itu adalah merupakan bentuk tenaga dalam, maka timbul pertanyaan sbb :

A. Sahabat Ali r.a mendapatkan amalan ilmu tenaga dalam dari siapa? Jawaban pasti dr Rasulullah. Yg menjadi pertanyaannya adl mengapa tidak ada dalil yg menerangkan kalo rasulullah memberikan amalan untuk tenaga dalam ini kpd para sahabat terutama kpd Ali r.a.

B. Jika menurut antum bhw belajar ilmu tenaga dalam ini harus secara Islami dan hrs belajar pd ustadz yg ahli, berarti ilmu tenaga dalam ini memiliki standar amalannya agar tdk tersesat dan dapat dipastikan standar ini bersumber dari Rasulullah. Yg menjadi pertanyaan adalah tolong tunjukkan dalil tentang Rasulullah mengajarkan ilmu tenaga dalam ini kpd para sahabat? Apalagi kebutuhan akan hal ini ckp kuat pada masa awal Islam.

C. Jika antum tdk bs menjawab pertanyaan di atas, maka sebaiknya antum ruju' pd pernyataan sy di poin 1 bahwa kelebihan luar biasa pd diri Rasulullah adalah MU'JIZAT dan pd sahabat Ali r.a adl KAROMAH.

Mohon dijelaskan secara gamblang, lgsg pada pokok permasalahan. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sekali lagi, sebaiknya anda lebih banyak lagi belajar kepada para ulama Aswaja agar pemahaman anda tidak terus2an jadi sempit terhadap syariat Islam.

Anda harus tahu bahwa:
1. Perkara luar biasa yang dinisbatkan kepada para Nabi itu dinamakan Mu'jizat. Termasuk pemberian dari Allah berupa tenaga dalam, yaitu suatu kekuatan yang tidak dapat dirasiokan oleh kebanyakan otak manusia. Misalnya Nabi Musa AS membelah lautan dan Nabi Muhammad SAW membelah bulan menjadi dua.

2. Perkara luar biasa yang dinisbatkan kepada para wali, dinamakan Karamah, termasuk tenaga dalam Sy. Ali bin Abi Thalib yang kami sebutkan, dan kemampuan Sy. Umar bin Khattab yang mentransfer suara (peringatan) kepada para pasukan muslim yang jauhnya ratusan kilo meter, sedangkan beliua berada di atas mimbar Masjid Nabawi Madinah (mudah-mudahan anda juga mengetahui riwayat ini).

3. Perkara luar biasa yang dinisbatkan kepada orang awwam (baik muslim maupun kafir), dinamakan Ma'unah dan Istidraj, termasuk tenaga dalam yang dimiliki oleh orang Islam, contohnya, karena seseorang itu ahli ibadah, seperti ahli puasa sunnah, memperbanyak wirid/dzikir (tertentu) kepada Allah, lantas Allah berkenan memberi ma'unah berupa tenaga dalam kepadanya, seperti kemampuan dapat mengobati orang sakit lewat ruqyah dan kekuatan doa serta tenaga dalam lainnya. Yaitu suatu kemampuan atau kekuatan yang di luar nalar akal manusia pada umumnya.
Sedangkan istidraj diberikan oleh Allah kepada orang kafir, seperti kekuatan supranatural, termasuk kemampuan mereka untuk menundukkan dan memperbudak jin. Karena kenyataannya tidak semua orang dapat menundukkan bangsa jin apa lagi memperalat dan memperbudaknya, kecuali di kalangan orang-orang yang mempunyai tenaga dalam (golongan hitam) seperti yang pernah anda lakukan sesuai pengakuan anda, termasuk ahli sulap, hepnotis, kesurupan pada permainan kuda lumping, dll.

8.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 1/11/2013
 
@sdr. Achmad,

Terima kasih sarannya utk tdk copas, tp mksdnya adlh bhw yg akan sy sp kan sama dg beliau tulisdi artikelnya. Kalau tdk keberatan sdr achmad utk merespons postingan sy yg pertama maupun postingan berikutnya. Karena memang jwbn ustadz Luthfy utk postingan yg pertama tdk memuaskan.

Semoga Allah memberikan Taufiq-Nya utk kt semua. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Sdr. Achmad Alquthfby, kami persilahkan merespon.

9.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 1/11/2013
 
@ mas aris,

Terkait comment antum yg di-amin-i ustadz Luthfy, maka dpt sy jelaskan bahwa hujjah yg antum sp kan tdk tepat untuk membenarkan kita boleh meminta bantuan atau memerintah Jin. Hal ini disebabkan Rasulullah menghindari mengikat Jin krn sebab do'a Nabi Sulaiman a.s. sementara kita harus mengikuti Syariat yg dibawa oleh Rasulullah SAW.

Hadist Riwayat Bukhari-Muslim

"Sesungguhnya Ifrit dari bangsa jin semalam mendatangiku dengan tiba-tiba (atau melompat di hadapanku) –atau Nabi mengucapkan kalimat yang semisal ini– untuk memutus shalatku. Maka Allah menjadikan aku dapat menguasainya. Semula aku ingin mengikatnya pada salah satu tiang masjid, sehingga di pagi hari kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman, ia pernah berdoa: “Wahai Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan (kekuasaan) yang tidak pantas didapatkan oleh seorang pun setelahku.” Rauh (perawi hadits ini) berkata: “Nabi pun mengusirnya dengan hina.

berdasarkan hadist ini jelas bahwa Rasulullah menahan diri utk tdk menguasai Jin (walaupun Beliau mampu), sehingga kita sebagai ummatnya cukup ber-ittiba' (meneladani).
Wallahu a'lam. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Sdr. Aris, kami persilahkan merespon.

10.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 2/11/2013
 
@ustadz, beberapa hal yg hrs dikritisi bahwa
1. Kemampuan luar biasa yg terjadi pada diri Rasulullah SAW adl bentuk Mu'jizat nya, sdg kan pada Sahabat Ali r.a. adalah Karomah. Jadi bukan tenaga dalam yg antum maksud.
- Anda mengatakan bahwa itu adalah mu’jizat Rasul???
Mana dalilnya (quran dan hadist) yg menyatakan bawha hal tsb adalah termasuk ke dalam mu’jizat Rasul???


2. Seandainya "klaim" antum benar bhw itu adalah merupakan bentuk tenaga dalam, maka timbul pertanyaan sbb :
A. Sahabat Ali r.a mendapatkan amalan ilmu tenaga dalam dari siapa? Jawaban pasti dr Rasulullah. Yg menjadi pertanyaannya adl mengapa tidak ada dalil yg menerangkan kalo rasulullah memberikan amalan untuk tenaga dalam ini kpd para sahabat terutama kpd Ali r.a.
- Ketiadaan suatu dalil apakah itu berarti suatu perbuatan itu tidak ada atau menjadi terlarang???


B. Jika menurut antum bhw belajar ilmu tenaga dalam ini harus secara Islami dan hrs belajar pd ustadz yg ahli, berarti ilmu tenaga dalam ini memiliki standar amalannya agar tdk tersesat dan dapat dipastikan standar ini bersumber dari Rasulullah. Yg menjadi pertanyaan adalah tolong tunjukkan dalil tentang Rasulullah mengajarkan ilmu tenaga dalam ini kpd para sahabat? Apalagi kebutuhan akan hal ini ckp kuat pada masa awal Islam.
- Maksudnya agar proses tenaga dalam yang diperoleh dari cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Apa definisi tenaga dalam menurut anda???


C. Jika antum tdk bs menjawab pertanyaan di atas, maka sebaiknya antum ruju' pd pernyataan sy di poin 1 bahwa kelebihan luar biasa pd diri Rasulullah adalah MU'JIZAT dan pd sahabat pokok permasalahan
- Anda yang harus merujuk kepada kami karena tidak satu pun argumentasi kami yg anda sanggah dengan baik, anda hanya melakukan copas. Penuntut ilmu internet seperti anda ini memang perlu diluruskan agar memilik filter untuk mengambil artikel-artikel dari para ulama su’. Kalo anda berkenan, mari kita bertemu di markas pejuang Islam dan kita adakan forum dialog terbuka???

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

11.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 2/11/2013
 
@sdr. Achmad, Terima kasih sarannya utk tdk copas, tp mksdnya adlh bhw yg akan sy sp kan sama dg beliau tulisdi artikelnya. Kalau tdk keberatan sdr achmad utk merespons postingan sy yg pertama maupun postingan berikutnya. Karena memang jwbn ustadz Luthfy utk postingan yg pertama tdk memuaskan. Semoga Allah memberikan Taufiq-Nya utk kt semua
- Jawaban KH Luthfi Bashori sudah sangat memuaskan untuk menjawab artikel copasan anda tsb. Jika anda kurang puas, mari kita adakan forum dialog terbuka di markas pejuang Islam. Kami tidak punya banyak waktu jika harus berdiskusi secara komrepehensif dengan artikel COPAS yg anda sajikan. Mohon dimengerti agar tidak melakukan copas atau komentar anda saya sarankan kepada admin untuk tidak dimuat.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

12.
Pengirim: Aris  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 2/11/2013
 
@ mas aris, Terkait comment antum yg di-amin-i ustadz Luthfy, maka dpt sy jelaskan bahwa hujjah yg antum sp kan tdk tepat untuk membenarkan kita boleh meminta bantuan atau memerintah Jin. Hal ini disebabkan Rasulullah menghindari mengikat Jin krn sebab do'a Nabi Sulaiman a.s. sementara kita harus mengikuti Syariat yg dibawa oleh Rasulullah SAW. Hadist Riwayat Bukhari-Muslim "Sesungguhnya Ifrit dari bangsa jin semalam mendatangiku dengan tiba-tiba (atau melompat di hadapanku) –atau Nabi mengucapkan kalimat yang semisal ini– untuk memutus shalatku. Maka Allah menjadikan aku dapat menguasainya. Semula aku ingin mengikatnya pada salah satu tiang masjid, sehingga di pagi hari kalian semua bisa melihatnya. Namun aku teringat ucapan saudaraku Sulaiman, ia pernah berdoa: “Wahai Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan (kekuasaan) yang tidak pantas didapatkan oleh seorang pun setelahku.” Rauh (perawi hadits ini) berkata: “Nabi pun mengusirnya dengan hina. berdasarkan hadist ini jelas bahwa Rasulullah menahan diri utk tdk menguasai Jin (walaupun Beliau mampu), sehingga kita sebagai ummatnya cukup ber-ittiba' (meneladani). Wallahu a'lam
- Apa relevansinya mengikat Jin dan kisah Nb. Sulaiman yg membolehkan meminta bantuan Jin???
Lantas menurut anda perbuatan Nb. Sulaiman sebagaimana dikisahkan didalam Quran tsb. Sesuatu yang sesat???

Rujukan Utama Wahabi, Ibnu Taimiyyah menyebutkan sebuah riwayat bahwa ‘Umar radhiallahu ‘anhu terlambat datang dalam sebuah perjalanan hingga mengganggu pikiran Abu Musa radhiallahu ‘anhu. Kemudian mereka berkata kepada Abu Musa radhiallahu ‘anhu: “Sesungguhnya di antara penduduk negeri itu ada seorang wanita yang memiliki teman dari kalangan jin. Bagaimana jika wanita itu diperintahkan agar mengutus temannya untuk mencari kabar di mana posisi ‘Umar radhiallahu ‘anhu?” Lalu dia melakukannya, kemudian jin itu kembali dan mengatakan: “Amirul Mukminin tidak apa-apa dan dia sedang memberikan tanda bagi unta shadaqah di tempat orang itu.” Inilah bentuk meminta pertolongan kepada mereka dalam perkara yang diperbolehkan

Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu mengatakan: “Adapun masalah tolong menolong dengan jin, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam firman-Nya:“Dan tolong-menolonglah kalian di dalam kebaikan dan ketakwaan dan jangan kalian saling tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan maksiat.” (Al-Ma`idah: 2). Boleh ber-ta’awun (kerja sama) dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang harus kamu ketahui dulu tentang mereka, bahwa dia bukanlah setan yang secara perlahan membantumu namun kemudian menjatuhkan dirimu dalam perbuatan maksiat dan menyelisihi agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan telah didapati, bukan hanya satu orang dari kalangan ulama yang dibantu oleh jin.” (Tuhfatul Mujib, hal. 371)

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

13.
Pengirim: amir  - Kota: cibinong
Tanggal: 5/11/2013
 
@Pejuang Islam dan Muqolidin

Dari hasil diskusi ini menambah keyakinan sy bhw pemahaman yg dibawa oleh syaikhul Islam, Muhammad bin Abdul Wahab dan ulamapejuang sunnah lainnya adalah Jalan yg haq. Dakwah sunnah jg semakin berkembang pesat, apalagi masyarakat semakin cerdas dan kritis.
Islam itu mudah dan tdk njlimet sperti Islam kaum muqolidin di Indonesia. Terlalu banyak bumbu2 yg sumber nya bukan dari Islam, kemudian di-islamisasi-kan.

@ ustadz PI, sebaiknya antum mem-posisikan diri sbg org berilmuyg menengahi, bukan sbg pimpinan hizbiyun. Perbedaan pendapat itu biasa, apalagi antum jg manusia biasa yg pasti TIDAK ma'shum.

Semoga Allah memberi Taufiq kepada antum semua. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Loh, anda kok jadinya tidak ilmiah begini, apa anda sudah kehabisan bahan diskusi dalam tema ini? Sekarang anda berbicara berdasarkan asumsi, bukan berdasarkan dalil syariat. bahkan anda meminta kami harus memosisikan diri berada di tengah, padahal Situs ini murni berasal dari, oleh dan untuk Warga NU Garis Lurus, bagaimana kami akan membela atau mendiamkan kaum Wahhabi yang dalil-dalilnya ternyata sangat lemah dibanding dalil-dalil yg ditampilkan oleh kawan2 Aswaja.

Kalau anda menvonis kami 'Tidak Ma'sum', ketahuilah bahwa anda dan teman-teman Wahhabi anda itu justru 'banyak kesalahan' dalam memahami ajaran syariat Islam.

14.
Pengirim: Abu Raihan  - Kota: Palangkaraya
Tanggal: 6/11/2013
 
Assalamu alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,
Afwan sdr Achmad, sungguh kita ini tidak bisa terhindar dari copy paste (copas), justru yg tidak copas akan terjatuh pada pemahaman berdasarkan ro'ju-nya. Contohnya, apbl saya menyatakan bahwa Islam itu sudah sempurna, sudah paripurna, maka saya akan copas (merujuk) pada Surat Al Maidah ayat 3. Begitu juga sdr. Amir apbila ternyata memaparkan artikel yg relevan dg thema yg sedang dibahas menurut saya sah-sah saja bahkan sangat dianjurkan, mengapa? Dg adanya artikel seperti yg dibawakan sdr. amir akan menambah wawasan kita, mungkin saja Ustadz Luthfi, sdr Achmad atau siapa saja yang membaca tulisan tsb akan rujuk pada pemahaman seperti pemahaman sdr amir apabila itu memang hak. Menurut saya, umat Islam haruslah rujuk kepada dalil sepanjang dalil itu difahami berdasarkan pemahaman Salafush Sholih, bukan difahami berdasarkan akal kita (apbl dalil Al Qur’an dan Al Hadist difahami berdasarkan akal kita, itu namanya akal-akalan). Mari kita mengkuti kebenaran, bukan mengikuti kelompok. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Berikut adalah respon dari kawan NU:

BUKTI KHODAM ITU ADA DALAM ALQURAN

Yang dimaksud khodam dalam uraian ini adalah penjaga yang didatangkan dari dunia ghaib untuk manusia, bukan untuk benda bertuah.

Khodam itu didatangkan dari rahasia urusan Ilahiyah yang terkadang banyak diminati oleh sebagian kalangan ahli mujahadah dan riyadlah tetapi dengan cara yang kurang benar. Para ahli mujahadah itu ada yang sengaja berburu khodam.

Mereka melakukan bacaan-bacaan khusus, bahkan datang ke tempat-tempat yang terpencil. Di kuburan-kuburan tua yang angker, di dalam gua, atau di tengah hutan.

Ternyata keberadaan khodam tersebut memang ada, mereka disebutkan di dalam al-Qur’an al-Karim. Diantara mereka ada yang datang dari golongan Jin dan ada juga dari Malaikat, namun barangkali pengertiannya yang berbeda.

Karena khodam yang dinyatakan dalam Al-Qur’an itu tidak harus berupa kelebihan atau linuwih yang terbit dari basyariah manusia yang disebut “kesaktian”, melainkan ada yang berupa sistem penjagaan dan perlindungan yang diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebagai buah ibadah yang mereka lakukan.

Sistem perlindungan tersebut dibangun oleh rahasia urusan Allah s.w.t yang disebut “walayah”, dengan itu supaya fitrah orang beriman tersebut tetap terjaga dalam kondisi sebaik-baik ciptaan.

Allah s.w.t menyatakan keberadaan khodam-khodam tersebut dengan firman-Nya:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Bagi manusia ada penjaga-penjaga yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya, menjaga manusia dari apa yang sudah ditetapkan Allah baginya.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubahnya sendiri”. (QS. ar-Ra’d; 13/11)

Lebih jelas dan detail adalah sabda Baginda Nabi s.a.w dalam sebuah hadits shahihnya:
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ قَالَ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ قَالَ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ رواه البخاري و مسلم *
“Hadits Abi Hurairah r.a berkata: Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba, memanggil malaikat Jibril dan berfirman : “Sungguh Aku mencintai seseorang ini maka cintailah ia”. Nabi s.a.w bersabda: “Maka Jibril mencintainya”. Kemudian malaikat Jibril memanggil-manggil di langit dan mengatakan: “Sungguh Allah telah mencintai seseorang ini maka cintailah ia, maka penduduk langit mencintai kepadanya. Kemudian baginda Nabi bersabda: “Maka kemudian seseorang tadi ditempatkan di bumi di dalam kedudukan dapat diterima oleh orang banyak”. (HR Bukhori dan Muslim )

Dan juga sabdanya:
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
“Hadits Abi Hurairah r.a Sesungguhnya Rasulullah s.w.t bersabda: “Mengikuti bersama kalian, malaikat penjaga malam dan malaikat penjaga siang dan mereka berkumpul di waktu shalat fajar dan shalat ashar kemudian mereka yang bermalam dengan kalian naik (ke langit), Tuhannya bertanya kepada mereka padahal sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaan mereka: di dalam keadaan apa hambaku engkau tinggalkan?, mereka menjawab: mereka kami tinggalkan sedang dalam keadaan shalat dan mereka kami datangi sedang dalam keadaan shalat”. (HR Buhori dan Muslim)

Setiap yang mencintai pasti menyayangi. Sang Pecinta, diminta ataupun tidak pasti akan menjaga dan melindungi orang yang disayangi. Manusia, walaupun tanpa susah-susah mencari khodam, ternyata sudah mempunyai khodam-khodam, bahkan sejak dilahirkan ibunya.

Khodam-khodam itu ada yang golongan malaikat dan ada yang golongan Jin. Diantara mereka bernama malaikat Hafadhoh (penjaga), yang dijadikan tentara-tentara yang tidak dapat dilihat manusia. Konon menurut sebuah riwayat jumlah mereka 180 malaikat. Mereka menjaga manusia secara bergiliran di waktu ashar dan subuh, hal itu bertujuan untuk menjaga apa yang sudah ditetapkan Allah s.w.t bagi manusia yang dijaganya.

Itulah sistem penjagaan yang diberikan Allah s.w.t kepada manusia yang sejatinya akan diberikan seumur hidup, yaitu selama fitrah manusia belum berubah. Namun karena fitrah itu terlebih dahulu dirubah sendiri oleh manusia, hingga tercemar oleh kehendak hawa nafsu dan kekeruhan akal pikiran, akibat dari itu, matahati yang semula cemerlang menjadi tertutup oleh hijab dosa-dosa dan hijab-hijab karakter tidak terpuji, sehingga sistem penjagaan itu menjadi berubah.

KHODAM JIN DAN KHODAM MALAIKAT

‘Setan’, menurut istilah bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba’uda atau jauh. Jadi yang dimaksud ‘setan’ adalah makhluk yang jauh dari kebaikan. Oleh karena hati terlebih dahulu jauh dari kebaikan, maka selanjutnya cenderung mengajak orang lain menjauhi kebaikan.

Apabila setan itu dari golongan Jin, berarti setan Jin, dan apabila dari golongan manusia, berarti setan manusia. Manusia bisa menjadi setan manusia, apabila setan Jin telah menguasai hatinya sehingga perangainya menjelma menjadi perangai setan. Rasulullah s.a.w menggambarkan potensi tersebut dan sekaligus memberikan peringatan kepada manusia melalui sabdanya:
لَوْلاَ أَنَّ الشَّيَاطِيْنَ يَحُوْمُوْنَ عَلَى قُلُوْبِ بَنِى آَدَمَ لَنَظَرُوْا اِلَى مَلَكُوْتِ السَّمَاوَاتِ
“Kalau sekiranya setan tidak meliputi hati anak Adam, pasti dia akan melihat alam kerajaan langit”.

Di dalam hadits lain Rasulullah s.a.w bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِى مِنِ ابْنِ آَدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَاِريَهُ ِبالْجُوْعِ.
“Sesungguhnya setan masuk (mengalir) ke dalam tubuh anak Adam mengikuti aliran darahnya, maka sempitkanlah jalan masuknya dengan puasa”.

Setan jin menguasai manusia dengan cara mengendarai nafsu syahwatnya. Sedangkan urat darah dijadikan jalan untuk masuk dalam hati, hal itu bertujuan supaya dari hati itu setan dapat mengendalikan hidup manusia. Supaya manusia terhindar dari tipu daya setan, maka manusia harus mampu menjaga dan mengendalikan nafsu syahwatnya, padahal manusia dilarang membunuh nafsu syahwat itu, karena dengan nafsu syahwat manusia tumbuh dan hidup sehat, mengembangkan keturunan, bahkan menolong untuk menjalankan ibadah.

Dengan melaksanakan ibadah puasa secara teratur dan istiqomah, di samping dapat menyempitkan jalan masuk setan dalam tubuh manusia, juga manusia dapat menguasai nafsu syahwatnya sendiri, sehingga manusia dapat terjaga dari tipudaya setan. Itulah hakekat mujahadah. Jadi mujahadah adalah perwujudan pelaksanaan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya secara keseluruhan, baik dengan puasa, shalat maupun dzikir.

Mujahadah itu merupakan sarana yang sangat efektif bagi manusia untuk mengendalikan nafsu syahwat dan sekaligus untuk menolak setan. Allah s.w.t berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka berdzikir kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat”. (QS.al-A’raaf.7/201)

Firman Allah s.w.t di atas, yang dimaksud dengan lafad “Tadzakkaruu” ialah, melaksanakan dzikir dan wirid-wirid yang sudah diistiqamahkan, sedangkan yang dimaksud “Mubshiruun”, adalah melihat.

Maka itu berarti, ketika hijab-hijab hati manusia sudah dihapuskan sebagai buah dzikir yang dijalani, maka sorot matahati manusia menjadi tajam dan tembus pandang.

Jadi, berdzikir kepada Allah s.w.t yang dilaksanakan dengan dasar Takwa kepada-Nya, di samping dapat menolak setan, juga bisa menjadikan hati seorang hamba cemerlang, karena hati itu telah dipenuhi Nur ma’rifatullah.

Selanjutnya, ketika manusia telah berhasil menolak setan Jin, maka khodamnya yang asalnya setan Jin akan kembali berganti menjadi golongan malaikat.

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ(30)نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) “Janganlah kamu merasa takut janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”(30)Kamilah pelindung-pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat”. (QS. Fushilat; 41/30-31)

Firman Allah s.w.t di atas yang artinya: “Kami adalah pelindung-pelindungmu di dalam kehidupan di dunia maupun di akherat”, itu menunjukkan bahwa malaikat-malaikat yang diturunkan Allah s.w.t kepada orang yang istiqamah tersebut adalah untuk dijadikan khodam-khodam baginya.

Walhasil, bagi pengembara-pengembara di jalan Allah, kalau pengembaraan yang dilakukan benar dan pas jalannya, maka mereka akan mendapatkan khodam-khodam malaikat.

Seandainya orang yang mempunyai khodam Malaikat itu disebut wali, maka mereka adalah waliyullah. Adapun pengembara yang pas dengan jalan yang kedua, yaitu jalan hawa nafsunya, maka mereka akan mendapatkan khodam Jin. Apabila khodam jin itu ternyata setan maka pengembara itu dinamakan walinya setan.

Jadi Wali itu ada dua (1) Auliyaaur-Rohmaan (Wali-walinya Allah), dan (2) Auliyaausy-Syayaathiin (Walinya setan). Allah s.w.t menegaskan dengan firman-Nya:

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang tidak percaya, Wali-walinya adalah setan yang mengeluarkan dari Nur kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS.al-Baqoroh.2/257)

Dan juga firman-Nya:
إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya kami telah menjadikan setan-setan sebagai Wali-wali bagi orang
yang tidak percaya “. (QS. Al-A’raaf; 7/27)

Sebagaian pemburu khodam, mereka juga kadang-kadang mendatangi tempat-tempat yang terpencil, di kuburan-kuburan yang dikeramatkan, di dalam gua di tengah hutan belantara. Mereka mengira khodam itu bisa diburu di tempat-tempat seperti itu.

Kalau dengan itu ternyata mereka mendapatkan khodam yang diingini, maka boleh jadi mereka justru terkena tipudaya setan Jin. Artinya, bukan Jin dan bukan Malaikat yang telah menjadi khodam mereka, akan tetapi sebaliknya, tanpa disadari sesungguhnya mereka sendiri yang menjadi khodam Jin yang sudah didapatkan itu. Akibat dari itu, bukan manusia yang dilayani Jin, tapi merekalah yang akan menjadi pelayan Jin dengan selalu setia memberikan sesaji kepadanya.

Sesaji-sesaji itu diberikan sesuai yang dikehendaki oleh khodam Jin tersebut.
Memberi makan kepadanya, dengan kembang telon atau membakar kemenyan serta apa saja sesuai yang diminta oleh khodam- khodam tersebut, bahkan dengan melarungkan sesajen di tengah laut dan memberikan tumbal.

Mengapa hal tersebut harus dilakukan, karena apabila itu tidak dilaksanakan, maka khodam Jin itu akan pergi dan tidak mau membantunya lagi. Apabila perbuatan seperti itu dilakukan, berarti saat itu manusia telah berbuat syirik kepada Allah s.w.t. Kita berlindung kepada Allah s.w.t dari godaan setan yang terkutuk.

Memang yang dimaksud khodam adalah “rahasia bacaan” dari wirid-wirid yang didawam¬kan manusia. Namun, apabila dengan wirid-wirid itu kemudian manusia mendapatkan khodam, maka khodam tersebut hanya didatangkan sebagai anugerah Allah s.w.t dengan proses yang diatur oleh-Nya.

Khodam itu didatangkan dengan izin-Nya, sebagai buah ibadah yang ikhlas semata-mata karena pengabdian kepada-Nya, bukan dihasilkan karena sengaja diusahakan untuk mendapatkan khodam. (INILAH NAMANYA ILMU MA’UNAH YANG DIPERBOLEHKAN DALAM SYARIAT)

Apabila khodam-khodam itu diburu, kemudian orang mendapatkan, yang pasti khodam itu bukan datang dari sumber yang diridlai Allah s.w.t, walaupun datang dengan izin-Nya pula. Sebab, tanda-tanda sesuatu yang datangnya dari ridho Allah, di samping datang dari arah yang tidak disangka-sangka, bentuk dan kondisi pemberian itu juga tidak seperti yang diperkiraan oleh manusia. Demikian¬lah yang dinyatakan Allah s.w.t:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah. Allah akan menjadikan jalan keluar baginya (untuk menyelesaikan urusannya) (2) Dan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak terduga”. (QS. ath-Tholaq; 65/2-3)

Khodam-khodam tersebut didatangkan Allah s.w.t sesuai yang dikehendaki-Nya, dalam bentuk dan keadaan yang dikehendaki-Nya pula, bukan mengikuti kehendak hamba-Nya. Bahkan juga tidak dengan sebab apa-apa, tidak sebab ibadah dan mujahadah yang dijalani seorang hamba, tetapi semata sebab kehendakNya. Hanya saja, ketika Allah sudah menyatakan janji maka Dia tidak akan mengingkari janji-janji-Nya.

(malfiali)

PEJUANG ISLAM: Kesimpulan dari keterangan di atas ini adalah salah satu dalil bolehnya belajar Ilmu Tenaga Dalam yang sesuai syariat Islam kepada ulama yang ahli di bidangnya, dan salah satu bentuk Tenaga Dalam adalah berupa kekuatan Ma'unah dari Allah.

Perlu diketahui bahwa istilah Tenaga Dalam itu dapat dipergunakan untuk segala sesuatu yang menjadi lawan dari Tenaga Luar/Kasat Mata. Sebut saja Kewibawaan dan Kharisma seseorang itu juga termasuk dalam wilayah Ilmu Tenaga Dalam.

15.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 7/11/2013
 
WAHABI AMIR – CIBINONG
@Pejuang Islam dan Muqolidin : Dari hasil diskusi ini menambah keyakinan sy bhw pemahaman yg dibawa oleh syaikhul Islam, Muhammad bin Abdul Wahab dan ulamapejuang sunnah lainnya adalah Jalan yg haq. Dakwah sunnah jg semakin berkembang pesat, apalagi masyarakat semakin cerdas dan kritis.
Islam itu mudah dan tdk njlimet sperti Islam kaum muqolidin di Indonesia. Terlalu banyak bumbu2 yg sumber nya bukan dari Islam, kemudian di-islamisasi-kan.

@ ustadz PI : sebaiknya antum mem-posisikan diri sbg org berilmuyg menengahi, bukan sbg pimpinan hizbiyun. Perbedaan pendapat itu biasa, apalagi antum jg manusia biasa yg pasti TIDAK ma'shum.


SUNNI BERKATA:
Dakwah yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahhab adalah dakwah kesesatan penerus jalan khawarij. Paradigma pemikiran wahabi sama dengan khawarij yakni mengusung
konsep takfir dan istihlal dima’ wa amwal al-mukhalifin (PENGKAFIRAN DAN
PENGHALALAN DARAH DAN HARTA BENDA KAUM MUSLIMIN DI LUAR ALIRANNYA).

Misalnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata:
“Aku pada waktu itu tidak mengerti makna la ilaha illallah dan tidak mengerti
agama Islam, sebelum kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah. Demikian pula
guru-guruku, tidak seorang pun di antara mereka yang mengetahui hal tersebut.
Barangsiapa yang berasumsi di antara ulama Aridh (Riyadh) bahwa ia
mengetahui makna la ilaha illallah atau mengetahui makna Islam sebelum waktu
ini, atau berasumsi bahwa di antara guru-gurunya ada yang mengetahui hal
tersebut, berarti ia telah berdusta, mereka-reka (kebohongan), menipu manusia
dan memuji dirinya dengan sesuatu yang tidak dimilikinya.” (Ibn Ghannam,
Tarikh Najd hal. 310)

Dalam pernyataan di atas, jelas sekali Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
menyatakan bahwa sebelum ia menyebarkan faham Wahhabi, ia sendiri tidak
mengerti makna kalimat la ilaha illallah dan tidak mengerti agama Islam. Bahkan
tidak seorang pun dari guru-gurunya dan ulama manapun yang mengerti makna
kalimat la ilaaha illallah dan makna agama Islam. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengkafirkan guru-gurunya,
semua ulama dan mengkafirkan dirinya sebelum menyebarkan faham Wahhabi.
Pernyataan tersebut ditulis oleh muridnya sendiri, Syaikh Ibn Ghannam dalam
Tarikh Najd hal. 310.

Dalam kitab Kasyf al-Syubuhat hal. 29-30, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
berkata: “Ketahuilah bahwa kesyirikan orang-orang dulu lebih ringan dari pada
kesyirikan orang-orang masa kita sekarang ini.” Maksudnya kaum Muslimin di
luar golongannya itu telah syirik semua. Kesyirikan mereka melebihi kesyirikan
orang-orang Jahiliyah. Sebagaimana ia tulis dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, kitab
pendiri Wahhabi yang paling ekstrem dan paling keras dalam mengkafirkan
seluruh kaum Muslimin selain golongannya

Saya heran mengapa anda terkesan memaksumkan Tn. Muhammad bin Abdul Wahhab. Seakan dia suci dari segala kesalahan. Dan siapa-siapa yg mengkritiknya, anda bantah dengan bantahan tidak argumentatif. Hal tsb malah mengesankan ketidak tahuan anda.

Di satu sisi kaum Salafi-Wahabi menganggap Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi sebagai pimpinan aliran mereka, dan memberinya gelar al-Imam Syaikhul Islam. Di sisi lain, Salafi-Wahabi juga menganggap al-Albani sebagai ahli hadits terkemuka Salafi-Wahabi abad modern. Di sini pasti menimbulkan persoalan. Mengapa demikian? diam-diam al-Albani memvonis Syaikh Ibnu Abdil Wahhab an-Najdi, sang pendiri Salafi-Wahabi, sebagai orang yang tidak pernah menekuni ilmu hadits dan bodoh terhadap mana hadits yang shahih dan mana yang dha’if. Oleh karena itu, masih kata al-Albani, Ibnu Abdil Wahhab an-Najdi juga menyampaikan hadits-hadits yang menjerumuskan pada kesyirikan dalam akidah.

Nah, di sini al-Albani telah menampar pendiri Salafi-Wahabi dua kali, pertama tamparan bodoh dalam ilmu hadits, dan kedua menuduhnya menyebarkan kesyirikan.
Tak ayal, demi membela pendiri Salafi-Wahabi, Syaikh Ismail al-Anshari menulis bantahan terhadap al-Albani, sebagaimana dalam gambar di atas. Kitab bantahan tersebut telah disebarkan di dunia maya oleh kaum Salafi-Wahabi. Tentu saja, al-Anshari juga memvonis al-Albani bodoh juga. Walhasil, kesimpulan dari artikel ini, pendiri Salafi-Wahabi seorang yang bodoh dan penebar kesyirikan kata al-Albani, dan al-Albani juga bodoh kata al-Anshari. Kalau Anda kaji lagi dalam tulisan-tulisan al-Albani, Anda akan menemukan hukuman balik al-Albani terhadap al-Anshari. Monggo kaum Salafi-Wahabi menanggapi.

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Amir Cibinong.

16.
Pengirim: Achmad alQuthfby  - Kota: Probolinggo
Tanggal: 7/11/2013
 
Abu Raihan - Kota: Palangkaraya
Tanggal: 6/11/2013 Assalamu alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,
Afwan sdr Achmad, sungguh kita ini tidak bisa terhindar dari copy paste (copas), justru yg tidak copas akan terjatuh pada pemahaman berdasarkan ro'ju-nya. Contohnya, apbl saya menyatakan bahwa Islam itu sudah sempurna, sudah paripurna, maka saya akan copas (merujuk) pada Surat Al Maidah ayat 3. Begitu juga sdr. Amir apbila ternyata memaparkan artikel yg relevan dg thema yg sedang dibahas menurut saya sah-sah saja bahkan sangat dianjurkan, mengapa? Dg adanya artikel seperti yg dibawakan sdr. amir akan menambah wawasan kita, mungkin saja Ustadz Luthfi, sdr Achmad atau siapa saja yang membaca tulisan tsb akan rujuk pada pemahaman seperti pemahaman sdr amir apabila itu memang hak. Menurut saya, umat Islam haruslah rujuk kepada dalil sepanjang dalil itu difahami berdasarkan pemahaman Salafush Sholih, bukan difahami berdasarkan akal kita (apbl dalil Al Qur’an dan Al Hadist difahami berdasarkan akal kita, itu namanya akal-akalan). Mari kita mengkuti kebenaran, bukan mengikuti kelompok.

SUNNI BERKATA :
Mungkin anda perlu memahami bahwa tujuan ucapan kami menyatakan bahwa jangan banyak copas tsb adalah guna menghindari dialog yg terlalu panjang yg tidak sinkron dengan artikel yg ditulis oleh KH. LUTHFI BASHORI. Karena artikel yg ditulis oleh orang lain tsb tidak ditujukan khusus kepada artikel tulisan KH LUTHFI BASHORI.

Mari bahas dalil... kalau anda mampu.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk Abu Raihan, Palangkaraya.

17.
Pengirim: Amin  - Kota: jakarta pusat
Tanggal: 24/1/2014
 
bagaimana cara menolong orang yang kesurupan. apakah menggunakan tenaga dalam juga dan bagaimana cara berkomunikasi dengan mahluk ghoib agar tidak mengganggu. mohon jelas kan secara detil supaya saya bisa memahaminya. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mohon maaf, kami tidak memiliki ilmu tenaga dalam dan pengusir makhluq halus. Kami hanya membahasnya secara syariat tentang kebolehan mempelajari ilmu tenaga dalam yg islami. Biasanya para ulama Banten banyak yg mendalami ilmu tenaga dalam, silahkan bertanya kepada mereka.

18.
Pengirim: agus  - Kota: bandung
Tanggal: 30/1/2014
 
Gimana caranya ingin belajar tenaga dalam haram nga klau pake mantra" 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ada yang halal dan ada yang haram, agar tidak terjerumus kepada kesyirikan, maka belajarlah ilmu kanuragan kepada ulama yang merangkap ilmu syariatnya mendalam.

Sepertinya di wilayah Banten masih cukup banyak ulama yang melestarikan ilmu kanuragan islami.

19.
Pengirim: faisal  - Kota: jepara
Tanggal: 31/1/2014
 
apakah pemakai ilmu tenaga dalam kalau tidak kuat untuk memakai bisa membuat orang itu gila pak ? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ya benar, karena itu harus mrencari pembimbing yang merangkap ahli syariat

20.
Pengirim: arafat al bantani  - Kota: banten/pandeglang
Tanggal: 23/2/2014
 
apa perlu di'kasih tau tata caranya? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Di forum ini tidak perlu, namun jika akhi mau berbagi nomer HP dg pengunjung lain untuk berkonsultasi lebih lanjut, maka kami persilahkan.

NB: Sekedar himbauan, para pengunjung sebaiknya jika berminat mencari guru tenaga dalam islami, maka carilah yang gratis tanpa bayar Mahar, karena itu hendaklah diniati melestarikan salah satu ajaran Islam.

Jika dimintai mahar sejumlah uang, apapun istilahnya, maka jangan dituruti, sekalipun hukumnya halal, namun kurang baik untuk dilakukan.

Alhamdulillah, selama pengujung belajar di Situs Pejuang Islam ini juga adalah gratis dan tidak ditarik Mahar/pajak/honor oleh Admin.


21.
Pengirim: nur kolis m  - Kota: jokopek
Tanggal: 24/2/2014
 
anda penasaran saya juga 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Di situs ini, kami hanya mengulas dari sisi hukum syar'inya, bukan praktek di lapangan. Kami persilahkan untuk berlajar pada ahlinya.

Contoh ada orang bertanya hukum minum solar, maka kami terangkan hukumnya adalah haram, namun solar itu tidak najis, karena tidak memabukkan, tapi mematikan.

Nah, setelah kami terangkan secara hukum syar'inya, maka jangan bertanya: Apakah kami ini penjual solar?

22.
Pengirim: devis maulana  - Kota: Tasikmalaya
Tanggal: 24/3/2014
 
Assalamu alaikum.
maaf saya mau nanya bagaimana hukumnya memiliki keris, kujang atau yang lainnya hanya sebagai koleksi?
terima kasih 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Boleh... alhamdulillah kami juga punya koleksi senjata dari Kalimantan untuk pajangan di rumah.

23.
Pengirim: hanafi  - Kota: b.lampung
Tanggal: 5/4/2014
 
permisi ustad.
mau tanya..
saya ikut perguruan tenaga dalam belajar nya memang gratis tp dsni untuk mempunyai khodam ada mahar nya.
pertanyaan nya: apakah itu syirik atau jasa untuk hal trsbt..
terima kasih
tolong jawaban nya 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Biasanya, yg pakai mahar untuk cari khaddam itu, umumnya adalah khaddam jin.

Wahhu a'lam. Barangkali ada pembaca yg dapat membantu jawaban.

24.
Pengirim: Putra padu wirio  - Kota: Blora
Tanggal: 10/4/2014
 
Saya putra umur saya 14 tahun, saya mempelajari pencak silat pagar nusa. Pencak silat trsebut mengajarkan ilmu tnaga dalan dan syariat2 islam sperti ngaji,solat,tawasul,wiridan dan lain lain
pertanyaan saya apakan pencak silat tersebut baik untuk saya,,,??? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Untuk jenjang usia 14 tahun, maka yang lebih afdhal (baik) adalah berkonsentrasi belajar ilmu fiqih dan ilmu syariat Islam lainnya, sedangkan jenjang usia 25 tahun ke atas, adalah tepat untuk memulai mengenal ilmu cabang lainnya termasuk ilmu tenaga dalam islami.

25.
Pengirim: muhhamd zainal  - Kota: pacitan
Tanggal: 30/4/2014
 
sebelumnya mhon maaf, saran kami biar lebih akurat dan falid mengenai argumen alangkah baiknya bila disertakan dasar pengambilannya dari kitab-kitab mu'tabaroh. trima kasih 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terima kasih sarannya, jika akhi ingin menambahkan ilmu, kami persilahkan.

Insyaallah akan bermanfaat untuk umat.

26.
Pengirim: aziz  - Kota: purwakarta
Tanggal: 23/6/2014
 
Maaf,tapi belajar tenaga domain ini bisa buat Gila diri sendiri gak ya...........klo ya saya gak ah...............:- ) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Setiap ilmu itu tergantung:

Dari siapa belajarnya.
Siapa yanf mempelajarinya.
Dipergunakan untuk apa ilmunya.

Kalau semaunya bagus akan bermanfaat.
Kalau semuanya buruk akan berbahaya.

27.
Pengirim: Agus Mulyono  - Kota: Purworejo
Tanggal: 20/7/2014
 
Assalamu'alaikum Ustadz
Saya dulu pernah belajar Tenaga dalam, Ritualnya disitu kelihatannya semua Islami
1. Tahlil
2. Baca Surat Yasin
3. Mujahahadah
4 Baca amalan yang disitu menyebutkan syeh...syeh tertentu
setelah beberapa tahun saya mengalami sesuatu hal yang mengganggu tubuh saya, sehingga saya memutuskan untuk berhenti mengikuti tenaga dalam. dan pada akhirnya saya memutuskan untuk terapi Ruqyah Syari'ah yang dalam Ruqyah tersebut ternyata ada banyak sekali jin yang mengganggu diri saya.
dan salah satu dari jin yang keluar ketika diruqyah mengatakan bahwa dia masuk ke tubuh saya karena dimasukkan oleh guru saya waktu saya belajar tenaga dalam...
Bagaimana tanggapannya, semua yang saya lakukan semuanya secara Islami..??? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jiwa seseorang itu berbeda-beda, ada yang kuat melawan gangguan jin dan ada yang tidak kuat.

Alhamdulillah, sekalipun kami bukan ahli dalam masalah ini, kami pernah di saat remaja belajar sejenak kepada Kyai yang ahli di Pasuruan, dan Alhamdulillah sampai saat ini tidak pernah mengalami gangguan apapun.

Bahkan secara tidak sengaja, kami pernah menolong santri yang kerasukan jin, dan dapat sembuh total.

Jadi, tidak ada yang namanya ruqyah syar'iyah dapat menghilangkan jin akibat belajar tenaga dalam, seperti yang akhi katakan, karena bacaannya sama-sama dari ayat-ayat Alquran.

Biasanya yang ngaku-ngaku pengamal ruqyah syar'iyah itu ya kaum Wahhabi.

28.
Pengirim: muhammad bukhari  - Kota: lhoksemawe
Tanggal: 9/11/2014
 
adakah cara mempelajari ilmu tenaga dalam 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Tentu nya ada yang di dalami oleh para ulama yang ahli di bidang ini,

Kami sendiri bukan ahli nya

29.
Pengirim: sigit  - Kota: yogyakarta
Tanggal: 27/1/2015
 
assalamualaikum ...... dimana saya bisa belajar ilmu tenaga dalam islam yg bener2 tdk keluar dari syariat ?  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga ada kawan yang merespon. Mungkin juga di wilayah Banten masih ada pesantren yang tetap melestarikan ajaran ini.

30.
Pengirim: RFR  - Kota: Pangkep
Tanggal: 5/3/2015
 
bolehkah ustas mengajarkan saya bgmna saya bsa mendapat ilmu tenaga dalam yg sesuai syariat islam 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga ada ikhwan lainnya yang dapat merespon dengan baik, kami sendiri bukan ahli praktek ilmu ini.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam