URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 6224169 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DI BANGKA BELITUNG KAMI BERLABUH (3) 
Penulis: Pejuang Islam [ 8/10/2016 ]
 
DI BANGKA BELITUNG KAMI BERLABUH (3)

Luthfi Bashori


Pada pagi hari yang ke tiga di pulau Bangka, kami bertamu dan bersilaturrahim ke rumah ketua takmir masjid Jami` Koba, yaitu Bapak H. Fahmi, dan kami pun mendapat suguhan Mie Koba, makanan khas kota Koba dengan komposisi mie, tauge, daging serta kuwah yang khas rasanya.

Dari perbincangan di pagi itu, kami menjadi tahu jika Bapak H. Fahmi itu termasuk tokoh yang disegani oleh warga Koba, karena konon beliau adalah seorang guru, lantas diminta oleh warga menjadi kepala desa (lurah) Koba, dan beliau memperjuangkan kemajuan Koba dalam bidang pendidikan serta perluasan wilayah di saat itu.



Kemudian oleh Bapak H. Fahmi, kami diajak jalan-jalan melihat wilayah perkantoran Pemda Koba, dengan berbagai pembagian kantor dari departemen-departemen yang diperlukan, sekaligus menengok perumahan milik Perusahaan Pertambangan Timah Kobatin, yang kontraknya baru saja selesai. Karena itulah situasi rumah-rumah tersebt lebih tampak lengang dan kosong.

Kemudian kami diajak ke kebun sawit milik Bapak H. Fahmi yg luasnya sekitar 30 hektar, yang sebagiannya saat ini ditanami sekitar 3000 pohon sawit. Kebun sawit itu diserahkan perawatannya kepada Bapak Rizal, yang tiap hari mengontrol kebun mulai dari jam 07.00 sampe 16.00, dengan berkeliling di antara pohon yang satu dengan pohon lainnya. Jika ada benalu yang menempel di pohon sawit maka harus diambil, jika ada buah yang sudah matang maka akan dikumpulkan dan diinfokan kepada para pengepul sawit.

Ada kejadian unik, di saat keliling kebun sawit dengan jalan kaki, maka kami pribadi ingin buang air kecil. Kemudian Bapak H. Fahmi minta kepada Bapak Rizal untuk mengantarkan kami ke sungai kecil milik tanah kebun.

Kami berdua pun berjalan beriringan dengan Bapak Rizal. Selama perjalanan kami berdua ngobrol panjang lebar. Lantas kami bertanya: Dimana tempat sungainya ? Kata Bapak Rizal: Sebentar lagi akan sampai kok...!

Ternyata sampai hampir 15 menit berjalan kaki, belum juga kami lihat tempat sungainya. Kami terus berjalan semakin jauh, hingga akhirnya sampai juga di sungai tersebut, yang sebenarnya menurut pendapat kami akan lebih tepat dinamakan selokan dari pada sungai. Saat kami kembali ke tempat rombongan menunggu, rasanya keringat kami mulai mengucur deras karena jauhnya tempat buang air kecil tadi.

Dari kebun sawit, kami pergi ke Warung Pecel Lele milik Ust. Faizin untuk makan siang. Pada sore harinya, kami diminta mengisi ceramah di salah satu masjid di wilayah Namang yang perjalanannya membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Tema ceramah dan dialog adalah seputar bahaya pemahaman Wahhabi bagi umat Islam Indonesia.

Usai shalat Maghrib kami diminta kembali ke Koba dan mengisi ceramah dan dialog di Masjid Nurul Falah, mulai bakda shalat Isya hingga pukul 21.30. Tema yang diminta oleh takmirnya yaitu seputar kesesatan Syiah Iran, yang disampaikan oleh Hb. Zen bin Abdullah Ba`abud, dan kesalahfamahan kaum Wahhabi terhadap amaliah warga NU yang kami sampaikan sendiri, dan acara hingga pukul 22.00. Kemudian kami pulang ke penginapan untuk beristirahat.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Purnama Giri  - Kota: Koba
Tanggal: 1/10/2013
 
Salam.. Selamat Jalan Pak Kiyai, semoga brtemu kembali dilaen waktu di Kota kami (Selawang Segantang) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Terima kasih. Amiin.

2.
Pengirim: muklih  - Kota: malanj
Tanggal: 29/10/2013
 
terima kasih  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sama-sama, salam untuk warga setempat.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam