Ada tiga yang akan mengikuti manusia sampai ke liang kuburnya:

Pertama : Sedekah jariah, yaitu pemberian sesuatu barang yang bermanfaat untuk umum, seperti bersedekah untuk membangun masjid, pondok pesantren, rumah sakit, jalan umum, dan lain sebagainya.
Kedua : Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya atau bermanfaat untuk masyarakat, seperti halnya orang yang mengarang suatu kitab, dan kitab tersebut bermanfaat, dengan kata lain, kitab itu masih dipergunakan oleh masyarakat, sekalipun sang pengarang telah tiada, dan kitab yang di karang itu berdampak positif bagi para pembaca.
Ketig: Anak yang baik dan saleh/salehah yang kelak akan menjadi juru penyelamat bagi kedua orang tuanya. Senantiasa dan selalu berdoa untuk kedua orang tuanya tentang kemaslahatan akherat khususnya.
Ketika roh meninggalkan jasad, terdengar suara dari langit memekik, ‘Wahai fulan anak si fulan, apakah kamu yang meninggalkan dunia atau dunia yang telah meninggalkan kamu? Apakah kamu yang telah menumpuk harta ataukah harta yang telah menumpukmu? Apakah kamu yang telah menumpuk dunia ataukah dunia yang telah menumpukmu? apakah kamu yang telah mengubur dunia ataukah dunia yang telah menguburkanmu ?’
Ketika mayat tergeletak hendak dimandikan, terdengar dari langit suara memekik, ‘Wahai fulan anak si fulan, mana badanmu yang dahulunya kuat, mengapa kini terkulai lemah? Mana lisanmu yang dahulunya fashih, kini bungkam tak bersuara? Mana telingamu yang dahulunya mendengar kini tuli seribu bahasa? Mana sahabat-sahabatmu yang dahulu setia, mengapa kini raib tak bersuara?’
Ketika mayat siap untuk dikafankan, terdengar dari langit suara memekik, ’Wahai fulan anak si fulan, berbahagialah apabila kamu bersahabat karena didasari ridha Allah, dan celakalah apabila kamu bersahabat karena didasari murkanya Allah. Wahai fulan anak si fulan, kini kamu tengah berada dalam perjalanan nan jauh tanpa bekal. Kamu telah keluar dari rumahmu untuk selamanya, dan tidak akan pernah kembali lagi. Kini kamu tengah bepergian pada sebuah perjalanan yang penuh dengan pertanyaan’
Ketika mayat diusung, terdengar dari langit suara memekik, ”Wahai fulan anak si fulan, berbahagialah apabila amalan yang kamu kerjakan adalah suatu kebajikan, berbahagialah apabila matimu diawali dengan perbuatan taubat, berbahagialah apabila hidupmu penuh dengan ketaatan.”
Ketika mayat siap dishalatkan, terdengar dari langit suara memekik “Wahai fulan anak si fulan, setiap pekerjaan yang kamu lakukan, kelak akan diperlihatkan kepadamu, apabila baik, maka kau akan melihatnya baik. Dan apabila jelek, maka kamu akan melihatnya jelek pula.”
Ketika mayat di aringkan di liang lahat, terdengar suara memekik dari langit, “Wahai fulan anak si fulan, apa yang telah kamu persiapkan dari rumahmu yang luas di dunia untuk kehidupan yang gelap gulita di sini? Wahai fulan anak si fulan, dahulu kamu sering tertawa, kini dalam perutku kamu menangis. Dahulu kamu gembira kini dalam perutku kamu berduka. Dahulu kamu bertutur kata, kini dalam perutku kamu bungkam seribu bahasa’
Ketika semua manusia meninggalkannya sendirian, Allah berkata kepadanya, “Wahai hamba-Ku, kini kamu tinggal seorang diri, tiada teman dan tiada kerabat yang menemanimu di sebuah tempat kecil, sempit dan gulap ini. Mereka pergi meninggalkan-mu seorang diri, padahal karena mereka kamu berani melanggar perintahKu. Hari ini, akan kutunjukkan kepadamu kasih sayangKu, yang akan takjub ( heran ) se-isi alam. Aku akan menyayangimu lebih dari ibu menyayangi anaknya.”
Kepada jiwa-jiwa yang tenang, Allah SWT berfirman “ Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu, dan masuklah kedalam surgaKu.”