URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 63 users
Total Pengunjung: 6224165 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
NASIB ITU DI TANGAN ALLAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ]
 
NASIB ITU DI TANGAN ALLAH

Luthfi Bashori


Imam Syafi`i sebagai seorang imam madzhab dalam ilmu syariat, ternyata beliau adalah seorang penyair handal. Syair gubahannya sudah banyak yang  ditulis oleh para ulama ahli sastra, di antaranya adalah syair yang berisi bahwa nasib seseorang itu ada di tangan Allah, berikut terjemahannya:

Tiada cita-citaku kecuali memperoleh kemuliaan,
masa bisa rapuh , namun cita-citaku tak pernah rapuh.

Sesungguhnya seorang yang telah di berikan kemampuan,
namun ia tidak memperoleh kesuksesan dan pujian,
sungguh orang tersebut  tidak memperoleh pertolongan dari Allah.

Keberuntungan itu bisa mendekatkan sesuatu yang jatuh,
dan bisa membuka pintu yang tertutup.

Jika engkau mendengarkan,
bahwa ada seseorang yang beruntung sedang membawa tongkat,
lantas tongkatnya itu bisa berubah saat dalam genggamannya,
maka percayalah akan kebenarannya.

Begitu pula jika engkau mendengarkan,
bahwa jika ada orang yang tidak beruntung (terhalang dari rahmat Allah),
yang sedang membawa air untuk diminumnya,
lalu air itu tiba-tiba mengering,
maka percayalah akan kebenarannya.

Andaikata suatu kekayaan itu bisa didapatkan dengan kekuatan,
niscaya engkau akan mendapatiku selalu tergantung pada bintang-bintang seantero langit.

Semua manusia untuk memperoleh kekayaan itu,
tidak harus menggantungkan kepada kecerdasan dan kecerdikannya.

Bahkan orang yang cerdas itu umumnya justru terhalang dari kekayaan harta,
dan itulah dua perlawanan sifat yang  sering terpisahkan.

Terkadang terlintas di benakku suatu pemikiran,
namun rasanya gara-gara pemikiranku tadi,
malah aku berharap andaikan saja aku tak terlahirkan.

Yang paling berhak berprihatin di antara makhluk Allah,
adalah seseorang yang mempunyai cita-cita tinggi,
namun ia diuji dengan rezeki yang sempit.

Di antara bukti akan kebenaran qadla kepastian Allah,
adalah adanya orang cerdas yang fakir,
dan adanya orang bodoh yang kaya.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: syahril ramadhan  - Kota: jakarta selatan
Tanggal: 26/9/2013
 
Assalammu'alaikum wr wb

Teriring salam semoga pak kyai sekeluarga senantiasa dalam lindungan Alloh Swt dan kesuksesan selalu menyertai dalam tiap perjuangan pak kyai, amiinn

Pak kyai menanggapi artikell diatas, mhn penjelasannya bagaimana memaknai ayat :" Innalloha La yughoiruma biqoumin hatta yughoiruma bi anfusihim"

Sukron 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Min sunnatillah annahu laa yaf'alu syaian illaa bi asbaab (termasuk dari kebiasaan, bahwa Allah itu tidak menjalankan/menentukan sesuatu kecuali dg ada penyebabnya). Contohnya, sekalipun Allah mampu menciptakan Nabi Adam tanpa ayah dan Ibu, menciptakan St. Hawa dg melalui tulang rusuk Nabi Adam, dan menciptakan Nabi Isa tanpa melewati bapak, namun untuk penciptaan anak turun Nabi Adam lainnya maka Allah menentukan harus melewati proses perkawinan orang laki dan orang perempuan. Demikian juga semua nasib manusia itu di tangan Allah. Namun dari kebiasaannya, Allah tidak akan merobah nasib suatu kaum sehingga mereka berusahan merobah nasibnya ke arah yg lebih baik, maka saat mereka berusaha untuk berubah itulah maka Allah berkehendak untuk merubah nasib mereka.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam