MAU MENGUJI TUHAN?
Luthfi Bashori
Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Isa AS berdiri di atas gunung. Kemudian Iblis datang kepadanya dan berkata: Bukankah kalian mengatakan, sesungguhnya manusia pasti mati bila Allah mengingingkan kematian baginya?
Nabi Isa AS menjawab: Ya!
Iblis berkata: Kalau tidak (maksudnya Allah belum menghendaki)?
Nabi Isa AS menjawab: Ia tidak akan mati.
Iblis berkata: Kalau begitu, jatuhkan dirimu dari atas gunung, apabila Allah telah menginginkan kematian bagimu , maka engkau akan mati, dan kalau tidak, maka engkau tidak akan mati.
Kemudian Nabi Isa AS berkata kepadanya: Diamlah hai iblis terkutuk . Seunguhnya hanya Allah SWT yang boleh menguji hamba-Nya, sedangkan hamba tidak boleh menguji Tuhannya.
Riwayat di atas juga senada dengan ayat Alquran yang artinya:
Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan mereka (para hamba)-lah yang akan ditanyai (tentang perbuatan mereka). (QS. Al Anbiya, 23). Hal ini dikarenakan Allah itu Maha Kuasa Berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (QS. Al-Buruj, 16)
Nabi SAW bersabda: Tidak akan bergeser tapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sampai ia ditanya tentang empat perkara yaitu: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang jasadnya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan kemanakah ia membelanjakannya, dan tentang ilmunya, apakah yang telah ia amalkan. (HR. Attirmidzi dan Addarimi).
Ibnu Juraih mengatakan bahwa arti dari ayat itu adalah bahwa manusia tidak perlu menanyakan tentang ketentuan-Nya terhadap para makhluk-Nya akan tetapi Dia akan menanyakan mereka tentang amal perbuatan mereka, karena mereka semua adalah hamba-hamba-Nya. (al JamiLi Ahkamil Qur`an juz XI hal 253)
Allah Taala berfirman yang artinya: (Dia Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Almulk, 2)
Abdul Malik bin Harun bin Antharah mendapatkan riwayat dari bapaknya dari kakeknya, beliau berkata: Seseorang mendatangi Sy. Ali bin Abi Thalib RA lalu bertanya: Beritahukan kepadaku tentang takdir?.
Sy. Ali bin Abi Thalib RA menjawab: Jalan yang gelap janganlah engkau jalani.
Orang ini mengulangi pertanyaannya: Beritahukan kepadaku tentang takdir?
Sy. Ali bin Abi Thalib RA menjawab: Laut yang dalam maka janganlah engkau menyelam ke dalamnya.
Orang ini mengulangi pertanyaannya: Beritahukan kepadaku tentang takdir?
Sy. Ali bin Abi Thalib RA menjawab: Rahasia Allah, maka jangan engkau membebani dirimu.
(Lihat kitab Asy Syari`ah, karya Al Ajurry, 1/476).