TAKUT ITU KEPADA ALLAH
Luthfi Bashori
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang paling sempurna, laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim (Sungguh Kami telah menciptakan manusia itu dalam bentuk yang paling baik). Karena itu sejelek apapun wajah manusia, jika dibandingkan dengan wajah binatang manapun, maka pasti akan lebih nyaman melihat wajah manusia dari pada melihat wajah binatang.
Bahkan seburuk apapun rupa manusia, jika pemiliknya diserupakan dengan wajah hewan kesayangan, semisal wajah kucing, kelinci, anjing, burung, maka pasti pemilik wajah buruk rupa itu akan marah dan tersinggung, karena memang wajahnya masih tetap jauh lebih baik dari pada wajah hewan mana pun di dunia ini.
Pemberian Allah yang sangat luar biasa terrhadap manusia inilah yang harus disadari, hingga setiap orang itu dapat mensyukuri kenikmatan yang telah dianugrahkan kepadanya. Dengan demikian, orang tersebut lebih dapat memahami pentingnya beribadah dan taat kepada Allah hingga lebih banyak menghindarkan diri dari bermaksiat kepada-Nya.
Takut itu hendaklah hanya kepada Allah, agar Allah tidak mencabut kenikmatan-kenikmatan yang selalu diberikan kepadanya, seperti kesempurnaan bentuk wajah serta rezeki lainnya yang berupa materi dan non materi. Karena jika saja seseorang itu memperbanyak kemaksiatan kepada Allah, lantas Allah murka kepadanya, maka tidak menutup kemungkinan Allah akan menutup pintu segala kenikmatan yang semula mengalir kepadanya, tiba-tiba menjadi tertutup lantaran Allah berkehendak mencabut takdir-Nya.
Di saat itulah hidup manusia akan menjadi runyam, berantakan, tak tentu arah, bahkan seringkali menjadi semakin rusak hingga pada keadaan yang sangat ditakutkan oleh semua orang dalam menjalani kehidupan dunianya, seperti mengalami goncangan jiwa contohnya stres, hilang akal alias gila, bahkan ada kalanya di saat seperti itu timbul keinginan untuk bunuh diri mengakhiri hidupnya. Lantas bagaimana dengan kehidupan akhiratnya nanti?
Dari Abi Hurairah dari Nabi SAW, beliau menceritakan dari Tuhan-Nya Yang Maha Agung berfirman: Demi keperkasaan-Ku, Aku tidak akan mengumpulkan pada hamba-Ku dua rasa takut. Apabila ia merasa takut kepada-Ku di dunia , Aku pun akan mengamankannya pada hari kiamat. Dan apabila ia merasa aman dari-Ku dalam berbuat maksiat di dunia, Aku pun akan membuatnya merasa takut kelak di akhirat. (H.R. Ibnu Hibban).
Diceritakan ada seorang lelaki tertarik hatinya kepada seorang perempuan dusun, yang pergi ke suatu tempat untuk melakukan hajatnya. Maka lelaki itu mengikutinya . Ketika tengah malam lelaki itu sudah berada di tempat sepi dan hanya berduaan, di saat orang-orang lain sedang tidur, ia pun merayu perempuan itu untuk digaulinya.
Perempuan itu berkaata, Lihatlah, apakah orang-orang semua sudah tidur? Lelaki itu gembira dan mengira bahwa perempuan itu akan memenuhi keinginannya. Kemudian ia pergi mengelilingi kampung. Ternyata orang-orang sedang tidur. Lelaki itu kembali kepada perempuan itu dan mengabarinya.
Perempuan itu berkata Apa pendapatmu mengenai Allah SWT, apakah Dia tidur di saat ini ? Lelaki itu menjawab, Sesungguhnya Allah tidak tidur. Dia tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur.
Maka perempuan itu berkata, Sesungguhnya Tuhan tidak tidur dan tidak pernah lengah melihat kita, meskipun orang-orang tidak melihat kita, maka Dia lebih patut untuk ditakuti.
Lelaki itu akhirnya sadar dan meninggalkan perempuan tersebut. Lantas ia bertaubat karena takut kepada Allah SWT. Ketika lelaki itu meninggal, ada yang melihatnya dalam mimpi. Lantas ia ditanya, Apa yang dilakukan Allah SWT. kepadamu?. Lelaki itu menjawab, Allah mengampuniku karena aku merasa takut dan bertaubat kepada-Nya.