URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 200 users
Total Pengunjung: 6224312 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
AKU ADALAH SAYYIDNYA SEMUA ORANG 
Penulis: Pejuang Islam [ 15/9/2016 ]
 
AKU ADALAH SAYYIDNYA SEMUA ORANG

Luthfi Bashori


Ana sayyidun naas yaumal qiyamah (Aku adalah sayyid/tuannya semua orang kelak di hari Qiamat). Kalimat dari judul di atas ini konon disabdakan oleh Nabi SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Pengakuan jujur dari seorang Nabi yang ditakdirkan sebagai penyandang buta huruf, namun jurtru sifat buta hurufnya itu adalah sebagai bukti mukjizat kenabian beliau, Nabi kita Sayyidina Muhammad SAW.

Jika saja Nabi SAW ditakdirkan sebagai figur yang pandai membaca dan menulis, tentunya keyakinan bangsa Arab kala itu tidak mudah ditaklukkan. Karena di jaman tersebut, begitu gencarnya kalangan budayawan dan sartrawan yang berlomba-lomba menciptakan syair-syair indah untuk disuguhkan kepada kkhalayak.

Artinya, dengan kepandaian seseorang dalam membaca dan menulis karya sastra, menandakan banyaknya rujukan dan literatur yang mudah dipelajari maupun diakses dari masyarakat maupun dari kitab-kitab suci milik agama-agama yang berkembang saat itu.

Jika saja Nabi Muhammad SAW tidak buta huruf, maka keberadaan ayat-ayat Alquran sebagai wahyu Allah yang diturun kepada beliau SAW, akan mudah dituduh sebagai Kitab Suci hasil nukilan dan gubahan dari kitab-kitab suci milik agama-agama lain yang ada, ataupun saduran dari literatur-literatur lainnya.

Namun, betapa takjubnya bangsa Arab saat itu, tatkala Nabi SAW yang buta huruf itu, justru dapat menyampaikan wahyu Ilahi, ayat demi ayat Alquran yang diajarkan oleh Malaikat Jibril itu di hadapan khalayak, dengan bahasa sastra Alquran yang sangat tinggi nilainya, hingga memukau dan memikat hati bagi para budayawan maupun kalangan sastrawan yang mendengarnya.

Itulah salah satu bukti mukjizat kenabian Rasulullah SAW dalam bidang tata bahasa dan satra. Kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW yang ditinjau dari mukjizat lainnya pun tidak dapat dipungkiri oleh umat. Karena dengan sifat kebutahurufannya itu, beliau sering menyampaikan berita ghaib, yang tidak mudah dicerna oleh kemampuan mata kasat maupun hati dan akal telanjang, kecuali bagi orang-orang yang di dalam dirinya dipenuhi oleh rasa keimanan yang sempurna.

Nabi SAW sering menceritakan berita tentang sorga maupun nereka, misalnya:

Hadits riwayat Abu Musa radhiyAllahu `anhu: ia berkata: Dari Nabi shallallahu `alaihi wasallam, beliau bersabda: Dua sorga yang wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari perak dan dua surga yang wadah-wadahnya dan segala isinya terbuat dari emas. Antara orang-orang dan kemampuan memandang Tuhan mereka hanya ada tirai keagungan pada Zat-Nya, di surga Aden. (HR Sahih Muslim No.265)

Hadits riwayat Nukman bin Basyir radhiyAllahu `anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: Ahli neraka yang paling ringan siksanya pada hari kiamat, adalah seseorang yang pada lekukan telapak kakinya diberi dua bara yang menyebabkan otaknya mendidih. (HR Shahih Muslim No. 313)

Semua umat Islam wajib percaya dan yakin terhadap berita akhirat yang disampaikan oleh Nabi SAW, termasuk juga percaya terhadap sabda Nabi SAW: Ana sayyidun naasi yaumal qiyamah (aku adalah sayyid/tuannya semua orang kelak di hari Qiyamat).

Bagi kalangan yang hatinya dipenuhi keimanan kepada kebenaran sabda beliau SAW, yang mana setiap sabdanya itu telah dilegitimasi oleh Alquran, la yanthiqu anil hawa in huwa illa wahyun yuha (tidaklah beliau SAW itu berbicara dari hawa nafsu pribadinya, namun seluruh ucapannya adalah berasal dari wahyu yang diturunkan oleh Allah), maka bagi kalangan yang beriman, tentu tidak ada sedikitpun rasa keberatan untuk menyatakan, Wahai Rasulullah, engkau adalah sayyidina (tuan kami) baik di dunia maupun di akherat. Engkau adalah Sayyidina dan Maulana Muhammad SAW, tuan kami dan pemimpin kami, bahkan pemimpin manusia di segala jaman. Allahumma shalli ala Sayyidina muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad, washahbihi wat tabi`in.

Alangkah mengherankan jika diperhatikan kejadian akhir-akhir ini, karena ada sekelompok orang (baca: pengikut Wahhabi) yang telinganya menjadi merah pertanda marah dan merasa keberatan jika mendengar umat Islam memanggil Nabi SAW dengan panggilan Sayyidina Muhammad.

Kelompok ini rupanya hatinya merasa lebih nyaman untuk memanggil Nabi SAW secara langsung namanya saja tanpa embel-embel apapun, misalnya: Hai Muhammad!

Padahal, jika saja anggota kelompok ini kebetulan berusia tua, sebut bernama Parmin, dan Parmin sudah memiliki anak-anak, maka dirinya pasti tidak akan rela jika anak-anak kandungnya itu memanggil dirinya secara langsung tanpa embel-embel gelar, semisal: Hai Parmin!

Jika saja Parmin ini termasuk orang yang mempunyai akhlaq mulia, tentunya Parmin akan mengajari anak-anaknya itu, agar mereka jika memanggil dirinya hendaklah menambahi dengan gelar Bapak, misalnya: Hai Pak Parmin! Karena yang demikian ini adalah termasuk tata krama yang harus dilakukan oleh anak-anak muda terhadap orang-orang yang lebih tua.

Demikian juga, jika anggota kelompok ini kebetulan adalah dari kalangan anak-anaknya, maka sudah selayaknya mereka belajar adab sopan santun secara baik, maka pasti hatinya tidak akan merasa nyaman jika harus memanggil nama bapaknya secara langusng, semisal: Hai Parmin..! tanpa ditambahi gelar Bapak.

Namun sayangnya, kelompok Wahhabi ini ternyata lebih memilih cara memanggil atau menyebut nama Nabi SAW secara langsung harus tanpa tambahan gelar apapun semisal: Hai Muhammad!

Bahkan kelompok ini merasa keberatan jika umat Islam menyebut: Sayyidina Muhammad, di saat umat Islam membaca shalawat atas diri beliau SAW.

Allahumma shalli`alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi ajma`iin.



   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: ilham  - Kota: jaksel
Tanggal: 3/9/2013
 
Assalamu'alaikum Wr.Wb

betul sekali Kyai, wahabi merasa terbakar jika ada yang menyebut Rasulullah SAW dengan sebutan Sayyidina Muhammad.

Akan tetapi, mereka senang memuja guru2nya dengan gelar2, seperti Asy-Syaikh Al-Alim Al-Maghfurlah muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah

aneh sekali Kyai, ketika kita menjunjung tinggi makhluk yang paling mulia dengan sebutan Sayyidina Muhammad SAW, kita dianggap ghuluw, seperti umat Nashrani yang berlebihan kepada Nabi Isa as.

Tapi mereka malah menjunjung tinggi ulama2 mereka dengan gelar2 kehormatan

wassalamu'alaikum Wr.Wb 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ajaran Wahhabi itu memang ANEH TAPI NYATA. Tidak seperti ajaran agama Islam yang lumrah diamalkan oleh umat Islam.

2.
Pengirim: syarief zein  - Kota: cianjur
Tanggal: 6/9/2013
 
Allohumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbiihi ajma'iin....Allohumma sholli wa sallim wa bariik 'alaih 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah.

3.
Pengirim: jiamsyah  - Kota: Martapura-kalsel
Tanggal: 13/9/2013
 
Assalammualaikum..wr.wb..

Alhamdulillah ahirnya saya menemukan situs yang benar2 berpaham ahlusunnah waljamaah.
Karna didunia maya banyak sekali situs atau blog yang mengatas namakan ahlusunnah tapi pada kenyataanya berpaham syiah dan wahabi.

Namun bagi saya alhamdulillah hidup dilingkungan ahlusunnah waljamaah,dikota martapura kalsel tepatnya disekumpul.

Yang disana kami dibimbing oleh Alm.tuan guru Zaini abdul ghoni(abah guru sekumpul) ALLAHUMMASOLLIALA SYAIDINA MUHAMMADIN NABIYILY UMMI.

Terimakasih...Assalammualaikum 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Semoga bermanfaat. Kami pernah mampir dan ikut hadir maulid Nabi SAW di sekumpul.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam