Ini pembelaan jalaludin rahmat:
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat menyatakan penyerangan di kampung Majelis Az-Zikra pimpinan Uztaz Muhammad Arifin Ilham bukan berasal dari kelompok Syiah.
"Kenapa tiba-tiba langsung menyebut itu Syiah? Itu bukan Syiah," kata Jalaluddin kepada CNN Indonesia, Kamis (12/2).
Pilihan Redaksi
MAJELIS ARIFIN ILHAM DISERANG, POLDA KIRIM SATU KOMPI BRIMOB
POLRES BOGOR PERIKSA 38 PELAKU PENYERANGAN MAJELIS AZ ZIKRA
POLDA JABAR MINTA ORMAS ISLAM TAK TERPROVOKASI
SERANGAN AZ ZIKRA, MENTERI AGAMA: ULAMA JANGAN TERPROVOKASI
Jalaludin mengatakan tudingan yang menyebut pemimpin penyerangan, Habib Ibrahim, adalah seorang Syiah, tidak benar. "Siapa Ibrahim al-Habsyi? Saya tidak kenal. Dia bukan Syiah, dan orang-orang Syiah tidak tahu ada penyerangan itu," ujar Jalaluddin
Menurut Jalaluddin, penyerangan itu sebatas konflik lokal semata, dan jangan ditarik menuju konflik yang lebih luas. Menurut dia, dalam sejarah Syiah-Sunni, tidak pernah ada cerita tentang serangan yang dilakukan oleh Syiah.
"Yang selalu diserang itu Sunni. Sejak kapan ada Syiah menyerang Sunni? Ini hanya perilaku kelompok," kata Jalaluddin.
Polda Jawa Barat mengerahkan kekuatan penuh untuk mengamankan Kampung Majelis Az-Zikra di Sentul, Bogor, pasca kejadian penyerangan oleh kelompok yang belum diketahui identitasnya, Rabu malam (11/2).
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Sulistyo Pujo, pengamanan oleh Polres Bogor juga dibantu oleh satu kompi Brimob Polda Jabar. Polda Jabar bahkan berkoordinasi dengan lima polda sekaligus --Metro Jaya, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Lampung-- untuk mencegah massa ormas datang ke Bogor.
Arifin Ilham melalui akun Facebook-nya menginformasikan tentang penyerangan itu. Dia menyebut penyerang berjumlah sekitar 30 orang lebih.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta para tokoh agama dan ulama tak terprovokasi serta mewaspadai adu domba antarumat beragama dengan membenturkan Suni dan Syiah seperti yang terjadi di negara-negara lain.
Kiriman : Ahmad Humaidi Mukhlas