CHECK GIRO BCA RP 10 JUTA, NYASAR SAAT LEBARAN
Luthfi Bashori
Lebaran kali ini, penulis mendapatkan pengalaman unik yang mengelikan, sebut saja anekdot di hari lebaran Idul Fithri 1434 H. Bagaimana tidak, karena tanpa disangka-sangka di hari yang fithri ini, kok ada saja kejadian yang menggelikan terjadi pada diri penulis.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, setiap datang hari Raya Idul Fithri, maka rumah kediaman penulis selalu ramai didatangi para tamu, silih berganti, baik itu tamu dari keluarga, handai taulan, para tetangga, kawan-kawan, jamaah pengajian, para santri, para alumni, para wali murid, dsb.
Tentunya macam-macam juga yang dilakukan oleh para tamu tersebut, ada yang murni niat bersilaturrahim, ada yang datang karena merasa rindu setelah lama tidak bertemu, ada yang datang untuk meminta doa, ada yang ingin foto bersama, ada yang datang untuk meminta bantuan demi hajatnya terwujudkan, namun ada juga yang datang untuk memberikan bantuan, demikianlah dan sebagainya.
Dari sekian banyak tamu yang datang, ada seorang kawan yang sudah sekian lama tidak pernah berjumpa, namun tahun ini tiba-tiba saja datang ke tempat penulis, sebut saja namanya Arif. Maka, terjadilah percakapan yang seru di antara kami, karena yang dibicarakan lebih banyak membahas nostalgia di jaman remaja se masa sekolah di SMP dulu.
Arif yang saat ini menjadi pengusaha di Jakarta yang kebetulan mudik ke Malang, ia mengatakan jika dirinya mengetahui rumah penulis dari kawan yang lain, sebut saja dari Abdullah yang kebetulan sangat akrab juga dengan penulis bahkan sering berkomunikasi, karena itu pembicaraanpun menjadi sangat nyambung.
Ringkas cerita, pada saat Arif pamit pulang menjelang adzan Ashar, maka Arif mengambil selembar amplop dari saku baju taqwanya, lantas menyalami penulis dengan amplop itu, sebagai rasa ikut bergembira menurut pengakuannya, karena dirinya sangat senang dengan perjuangan yang selama ini penulis lakukan, sesuai yang dia dengarkan dari kawan-kawan yang lain.
Setelah arif pulang, maka penulis masuk ke dalam rumah dan menggantung baju pada gantungan di kamar, lantas pergi berwudlu untuk shalat Ashar. Entah bagaimana, saat akan shalat Ashar, penulis justru mengambil baju lainnya yang kebetulan juga ada di gantungan baju dalam kamar, hingga penulis kurang memperhatikan isi amplop yang diberi Arif tadi.
Kebetulan sekali, begitu menjelang adzan Maghrib, lampu PLN tiba-tiba padam. Tentu saja penulis butuh membeli lilin untuk membantu penerangan di rumah kediaman. Nah, saat itulah penulis baru ingat jika Arif sebelum pulang sempat memberi amplop, maka penulis pun langsung mencari baju di gantungan dengan merogoh-rogoh sakunya, dan penulispun mendapatkan amplop yang masih tertutup. Kemudian penulis keluar rumah untuk mencari tempat yang agak terang. Setelah penulis buka, ternyata amplop itu berisi Check Giro BCA senilai Rp 10 juta, dengan tulisan: Untuk pembayaran .!
Tentu saja penulis kaget dan agak tidak percaya dengan kejadian itu. Maka penulis berusaha menghubungi Arif, ternyata tidak berhasil. Hingga akhirnya penulis mengontak Abdullah dan minta tolong agar menanyakan kepada Arif tentang status Check Giro tersebut.
Setelah waktu memasuki pukul 8 malam, maka Abdullah pun mengontak penulis dan mengatakan jika Arif minta maaf, karena memang benar-benar salah saat mengambil amplop dari saku bajunya tadi siang.
Karena itu, penulis menitipkan amplop berisi Check Giro senilai Rp 10 juta itu kepada Abdullah untuk dikembalikan kepada Arif. Alhamdulillah penulis tetap merasa bersyukur karena tidak sampai merepotkan Arif dalam dunia usahanya, dan penulis juga tetap merasa senang, sekalipun hanya beberapa saat saja dapat memegang Check Giro senilai Rp 10 juta.